BerandaTafsir TematikSihir itu Nyata ataukah Hayalan? Inilah Tafsir Ayat tentang Sihir

Sihir itu Nyata ataukah Hayalan? Inilah Tafsir Ayat tentang Sihir

Salah atu ayat Al-Quran yang menyinggung tentang sihir adalah surah Al-Baqarah ayat 102. Bagaimana penafsiran ulama tentang ayat ini? Dapatkah kemudian ayat ini dijadikan sebagai dasar teologis bahwa sihir itu nyata adanya. Berikut penjelasan singkat tafsir ayat tentang sihir.

Fenomena sihir masih menjadi perdebatan hingga sekarang. Perdebatan tentang sihir biasanya terkait dengan apakah sihir itu nyata, hayalan atau hanya sulapan belaka. Mayoritas Ulama berpendapat bahwa sihir itu nyata dan memberikan pengaruh (kepada orang yang terkena sihir). Sementara itu, beberapa ulama yang lain mengatakan sebaliknya, sihir itu tidak nyata, sihir tidak lain hanyalah penipuan, dan penyesatan. Menurut mereka, sihir sebagaimana sulapan saja.

Berikut salah satu ayat yang menyinggung tentang sihir, yaitu surah Al-Baqarah [2]: 102.

وَاتَّبَعُوْا مَا تَتْلُوا الشَّيٰطِيْنُ عَلٰى مُلْكِ سُلَيْمٰنَ ۚ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمٰنُ وَلٰكِنَّ الشَّيٰطِيْنَ كَفَرُوْا يُعَلِّمُوْنَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَآ اُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوْتَ وَمَارُوْتَ ۗ وَمَا يُعَلِّمٰنِ مِنْ اَحَدٍ حَتّٰى يَقُوْلَآ اِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۗ فَيَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُوْنَ بِهٖ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهٖ ۗ وَمَا هُمْ بِضَاۤرِّيْنَ بِهٖ مِنْ اَحَدٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ وَيَتَعَلَّمُوْنَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۗ وَلَقَدْ عَلِمُوْا لَمَنِ اشْتَرٰىهُ مَا لَهٗ فِى الْاٰخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۗ وَلَبِئْسَ مَاشَرَوْا بِهٖٓ اَنْفُسَهُمْ ۗ  لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ

“Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Sulaiman itu tidak kafir tetapi setan-setan itulah yang kafir, mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua malaikat di negeri Babilonia yaitu Harut dan Marut. Padahal keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seseorang sebelum mengatakan, “Sesungguhnya kami hanyalah cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kafir.” Maka mereka mempelajari dari keduanya (malaikat itu) apa yang (dapat) memisahkan antara seorang (suami) dengan istrinya. Mereka tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan sihirnya kecuali dengan izin Allah. Mereka mempelajari sesuatu yang mencelakakan, dan tidak memberi manfaat kepada mereka. Dan sungguh, mereka sudah tahu, barangsiapa membeli (menggunakan sihir) itu, niscaya tidak akan mendapat keuntungan di akhirat. Dan sungguh, sangatlah buruk perbuatan mereka yang menjual dirinya dengan sihir, sekiranya mereka tahu.”

Baca Juga: Surat Al-Mu’awwidzatain Dan Memahami Kisah Disihirnya Nabi Muhammad

Sihir itu nyata

Diceritakan dalam Tafsir Munir 1/243 karya Az-Zuhaili bahwa ayat ini awal mulanya menceritakan bahwa sebagian pendeta-pendeta Yahudi meninggalkan Taurat, beralih mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan pada masa kerajaan Sulaiman. Setan membuat pemalsuan dan kebohongan besar atas Nabi Sulaiman As.

Setan menuduh Nabi Sulaiman menghimpun kitab sihir, dan menyimpan dibawah tempat sholatnya. Padahal yang sebenarnya, setan sendiri yang menulis kitab sihir tersebut dengan mencatut nama Ashif Bin Barkhoya, sekertaris Nabi Sulaiman sebagai penulisnya. Setan kemudian menyembunyikan buku tersebut di bawah tempat salat Nabi Sulaiman As. tanpa disadari oleh Nabi. Setelah Nabi Sulaiman wafat setan mengeluarkan kitab tersebut kemudian menyiarkan kepada manusia “inilah ilmu sulaiman, Raja kalian semua”. Fitnah dan celaan terhadap nabi sulaiman semakin meluas dan keadaan ini sampai diutusnya Nabi Muhammad Saw”.

Tafsir ayat tentang sihir juga disampaikan oleh Imam Syamsuddin Al-Qurtubi (w 671 M). Dalam kitabnya, Al-Jami’ Li Ahkami Al-Qur’an. Berdasar pada ayat di atas, ia mengatakan bahwa sihir itu nyata adanya, terutama pada bagian “mereka mengajarkan sihir kepada manusia”. Menurut Al-Qurthubi, jika sihir tidak nyata, maka tidak bisa diajarkan dan Allah tidak mengabarkan “sesunggunya mereka mengajarkan sihir kepada manusia”. Ini, menunjukan bahwa sihir itu nyata.

Baca Juga: Inilah 3 Keutamaan Surah Al-Muawwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas)

Untuk meyakinkan argumennya, ia mengutip riwayat tentang sabab nuzul surah Al-Falaq yang populer, yaitu disihirnya Nabi oleh Labid Bin al-Asom.

وَهُوَ مِمَّا خَرَّجَهُ الْبُخَارِيُّ وَمُسْلِمٌ وَغَيْرُهُمَا عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ :سَحَرَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَهُودِيٌّ مِنْ يَهُودِ بَنِي زُرَيْقٍ يُقَالُ لَهُ لَبِيَدُ بْنُ الْأَعْصَمِ، الْحَدِيثَ. وَفِيهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَمَّا حُلَّ السِّحْرِ: (إِنَّ اللَّهَ شَفَانِي). وَالشِّفَاءُ إِنَّمَا يَكُونُ بِرَفْعِ الْعِلَّةِ وَزَوَالِ الْمَرَضِ، فَدَلَّ عَلَى أَنَّ لَهُ حَقًّا وَحَقِيقَةً، فَهُوَ مَقْطُوعٌ بِهِ بِإِخْبَارِ اللَّهِ تَعَالَى وَرَسُولُهُ عَلَى وُجُودِهِ وَوُقُوعِهِ.

“Imam Bukhori, Muslim dan lainnya meriwayatkan hadits ini dari A’isyah Ra, berkata bahwa Nabi disihir oleh seorang yahudi dari bani Zuraiq. Ia dikenal dengan Labid Bin al-Asom. Dan didalam hadis dijelaskan bahwa saat Nabi terbebas dari sihir beliau berkata (إِنَّ اللَّهَ شَفَانِي) “sesungguhnya Allah telah menyembuhkanku”. Adanya Syifa/sembuh sebab hilangnya penyakit dan rasa sakit. Ini, menunjukan bahwa sihir itu nyata. maka dengan demikian nyatanya sihir telah ditetapkan oleh kabar dari allah dan Rasulullah atas eksistensi dan kejadian nyatanya.”

Alasan lain bahwa sihir itu memang nyata adalah penyebutan Al-Quran tentang sihir pada kisah Firaun, وَجاؤُ بِسِحْرٍ عَظِيم (mereka mendatangkan sihir yang besar atau menakjubkan). Dengan demikian, Al-Quran tidak hanya sekali menyinggung dan menyebut secara jelas tentang sihir. -Masih menurut Al-Qurthubi- hal ini semakin menguatkan bahwa sihir itu memang ada.

Senada dengan penjelasan al-Qurtubi diatas, Ali Asshabuni dalam Rowai’ul Bayan 1/57 juga mennjelaskan tafsir ayat tentang sihir ini. Menurutnuya, ayat di atas sangat jelas menetapkan bahwa sihir itu nyata, sehingga memungkinkan mereka (pengguna sihir) dengan perantara sihir dapat menceraikan seorang suami dengan isterinya, selain itu sihir juga dapat mendatangkan permusuhan dan kebencian di antara pasutri.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman Dalam Al-Quran: Kepribadiannya Sebelum Menjadi Raja

Ayat 102 surah Al-Baqarah ini memberi petunjuk bahwa sihir adalah nyata dan dapat memberikan pengaruh. Ayat ini pula menetapkan kemudharatan sihir. Meskipun demikian, sihir itu berhubungan dengan masyiatullah (kehendak Allah), sihir itu hanya perantara, Allah lah yang Maha Kuasa atas segalanya.

Tafsir ayat tentang sihir di atas setidaknya menyimpulkan bahwa sihir itu ada, nyata dan dapat memberikan pengaruh yang nyata. Namun, dalam keyakinan Ahlu Sunnah Wal Jama’ah sihir tidak akan sampai kepada seseorang kecuali atas kehendah Allah Swt. Sihir hanyalah sebab dari beberapa sebab dzahir yang tergantung pada kehendak Allah. Allah menciptakan sesuatu saat ada wujudnya sihir bukan tukang sihir yang mampu secara independen untuk menciptakan sesuatu. seperti halnya rasa kenyang ketika makan dan merasa segar saat meneguk air. Wallahu ‘alam bissowab.

Muhamad Hanif Rahman
Muhamad Hanif Rahman
Pengajar di Ponpes Al-Iman Bulus Gebang Purworejo
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...