BerandaTafsir TematikSolusi Alquran dalam Menghadapi Tekanan Hidup

Solusi Alquran dalam Menghadapi Tekanan Hidup

Hidup di bawah tekanan adalah bagian dari kehidupan manusia yang tak dapat terhindarkan. Tekanan bisa datang dari arah mana saja, baik dari pekerjaan, ekonomi, keluarga, atau bahkan harapan yang kita ciptakan sendiri. Kadang kita bertanya “Apakah aku bisa berhasil?” atau “Akankah aku gagal lagi?” Perasaan seperti ini bisa membuat kita terpuruk, bahkan dapat merasa hidup ini tidak berguna.

Di era modern sekarang, media sosial sering memperburuk tekanan tersebut, terutama melalui tren seperti For You Page (FYP) TikTok. Standar kesempurnaan yang ditampilkan di platform ini membuat banyak orang merasa harus selalu mengikuti gaya hidup yang terlihat ideal. Hal ini memengaruhi semua kalangan, terutama generasi muda seperti Gen Z, yang kerap merasa terbebani oleh ekspektasi hidup sempurna yang sebenarnya tidak realistis.

Sebagai solusi, Alquran menawarkan bagi mereka yang terjepit dalam tekanan hidup dengan memberikan ketenangan, harapan, dan cara pandang baru untuk menghadapi setiap tantangan. Salah satu ayat yang memberi kekuatan adalah surah Al-Baqarah ayat 286, ayat ini mengingatkan kita bahwa Allah tidak akan membebani seseorang melebihi batas kemampuannya. Ketika tekanan terasa begitu besar, kita bisa mengambil napas dan mengingat bahwa Allah mengetahui batas kemampuan kita, dan kita mampu untuk melewati setiap ujian yang diberikan-Nya.

Allah Tidak Membebani Hamba-Nya di Luar Batas Kemampuan

Allah Swt. berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 286 sebagai berikut.

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ

Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya (Q.S. Al-Baqarah [2]: 286).

Dalam Tafsir Al-Mishbah (1/620-621) disebutkan bahwa setiap tugas yang dibebankan kepada seorang tidak keluar dari tiga kemungkinan; pertama, mampu dan mudah dilaksanakan; kedua, tidak mampu dia laksanakan; dan ketiga, dia mampu melaksanakannya tapi dengan susah payah dan terasa sangat berat. Tugas-tugas yang dibebankan Allah kepada manusia adalah tugas-tugas yang lapang. Mudah untuk dilaksanakan, bahkan setiap seorang mengalami kesulitan dalam pelaksanaan satu tugas, oleh satu dan lain faktor, maka kesulitan tersebut melahirkan kemudahan.

Baca juga: Solusi Alquran Atasi Quarter Life Crisis

Salat diwajibkan berdiri, tetapi kalau sulit berdiri, maka boleh duduk. Seseorang yang sulit mendapat air untuk berwudu atau khawatir mengalami kesulitan menyangkut kesehatannya, maka dia boleh bertayamum. Demikianlah, Allah tidak menghendaki sedikit pun kesulitan menimpa manusia. Dan dijelaskan bahwa kebaikan, walau baru dalam bentuk niat dan belum wujud dalam kenyataan, sudah mendapat imbalan dari Allah. Berbeda dengan keburukan. Ia baru dicatat sebagai dosa setelah diusahakan dengan kesungguhan dan lahir dalam kenyataan.

Al-Thabari dalam tafsirnya (4/884-886) menyebutkan bahwa Allah Swt. membebankan kepada hamba apa yang dia sanggupi. Allah Swt. tidak menyempitkannya dan tidak menyusahkannya. Allah tidak akan menghukum karena satu keinginan yang diingininya dan rasa waswas yang muncul dalam hatinya. Allah hanya menghukum yang dia kerjakan dengan sengaja, baik atau buruk.

Allah mengetahui batas kemampuan manusia. Allah memberikan ujian ataupun beban dalam hidup tidak lepas dari kemampuan kita. Ayat di atas dapat menjadi sebuah pengingat dan pendorong untuk kita ketika mendapatkan berbagai ujian dan tekanan hidup yang terasa berat, bahwa Allah tau kita mampu menghadapi dan menjalaninya.

Kekuatan Doa dan Tawakal dalam Menghadapi Ujian Hidup

Doa memiliki kedudukan yang sangat penting dalam Islam, karena merupakan bentuk pengakuan bahwa manusia membutuhkan pertolongan dan kekuatan dari Allah. Doa dapat membuat hati dan pikiran menjadi tenang, serta penambahs semangat untuk menjalani hidup. Demikian karena dia sudah yakin bahwa Allah akan memberikan kemudahan kepada-Nya. Pada bagian akhir ayat 286 di atas, terdapat doa yang bisa kita panjatkan untuk memohon pertolongan, kemudahan, dan ampunan kepada Allah.

Allah telah berjanji dalam Alquran bahwa Dia akan mengabulkan doa hamba-Nya yang beriman, sebagaimana disebutkan dalam surah Al-Baqarah ayat 186:

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran (Q.S. Al-Baqarah [2]: 186).

Baca juga: Mental Illness dalam Kajian Semantik Alquran

Dengan kita yakin bahwa Allah selalu mendengar dan mengabulkan doa, maka kita akan mendapatkan ketenangan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan. Setelah berdoa dan berusaha, tawakal juga akan membantu kita menjaga hati agar tetap tenang dan tidak gelisah menunggu hasil. Tawakal mengajarkan ketenangan dalam menghadapi ujian hidup, karena seseorang yang bertawakal percaya bahwa Allah akan memberikan yang terbaik, meskipun situasinya terlihat sangat sulit.

Dengan memadukan doa dan tawakal, seorang muslim tidak hanya mengatasi tekanan hidup secara fisik dan mental, tetapi juga mendapatkan ketenangan batin, karena mereka yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan hamba-Nya berjuang sendirian.

Ainun Thayyibah
Ainun Thayyibah
Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Sikap al-Qurṭubī Terhadap Riwayat Isrāīliyyāt

0
Tema tentang Isrāīliyyāt ini sangat penting untuk dibahas, karena banyaknya riwayat-riwayat Isrāīliyyāt dalam beberapa kitab tafsir. Hal ini perlu dikaji secara kritis karena riwayat ...