Tafsir Surah Al A’raf ayat 156 mengulas tentang Nabi Musa yang berdoa kepada Allah memohon pengampunan dan juga kebaikan di dunia.
Baca Sebelumnya :Tafsir Surah Al A’raf ayat 152-155
Ayat 156
Dalam Tafsir Surah Al A’raf ayat 156 ini Nabi Musa berdoa, “Berilah kami kebajikan di dunia, yaitu sehat jasmani dan rohani, diberi keturunan penyambung hidup dan penerus cita-cita, diberi kehidupan dalam keluarga yang diliputi rasa kasih sayang, dianugerahi rezeki yang halal, serta taufik dan hidayah, sehingga bahagia pula hidup di akhirat. Sesungguhnya kami berdoa dan bertobat kepada Engkau, kami berjanji tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan terlarang dan kami kembali kepada iman yang sebenar-benarnya, serta mengamalkan amal yang saleh yang Engkau ridai.”
Allah berfirman, “rahmat-Ku lebih cepat datangnya kepada hamba-hamba-Ku daripada amarah-Ku, dan azab-Ku khusus Aku limpahkan kepada hamba-hamba-Ku yang Aku kehendaki, yaitu orang-orang yang berbuat kejahatan, ingkar dan durhaka.” Tentang rahmat, nikmat dan keutamaan-Ku, semuanya itu meliputi alam semesta, tidak satu pun dari hamba-Ku yang tidak memperoleh-Nya, termasuk orang-orang kafir, orang-orang yang durhaka, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Muslim, penyembah patung anak sapi dan sebagainya. Sesungguhnya jika bukanlah karena rahmat, nikmat, dan keutamaan-Ku, niscaya telah aku binasakan seluruh alam ini, karena kebanyakan orang kafir, durhaka, yang selalu mengerjakan kemaksiatan.
وَلَوْ يُؤَاخِذُ اللّٰهُ النَّاسَ بِمَا كَسَبُوْا مَا تَرَكَ عَلٰى ظَهْرِهَا مِنْ دَاۤبَّةٍ وَّلٰكِنْ يُّؤَخِّرُهُمْ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۚ
“Dan sekiranya Allah menghukum manusia disebabkan apa yang telah mereka perbuat, niscaya Dia tidak akan menyisakan satupun makhluk bergerak yang bernyawa di bumi ini, tetapi Dia menangguhkan (hukuman)-nya, sampai waktu yang sudah ditentukan.” (Fathir/35: 45)
Allah menegaskan bahwa rahmat, nikmat Allah yang diberikannya kepada orang-orang kafir, sifatnya sementara, tidak abadi, dan tidak sempurna, sedangkan rahmat yang sempurna dan abadi akan dianugerahkan-Nya kepada orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang menunaikan zakat.
Dalam ayat ini disebut zakat, tidak disebut amal lain yang tidak kalah nilainya dari zakat. Hal ini ada hubungannya dengan banyaknya orang yang enggan mengeluarkan zakat dibanding banyaknya orang yang enggan mengerjakan amal lain yang diperintahkan Allah. Juga merupakan isyarat kepada sifat orang Yahudi yang sangat cinta kepada harta dan enggan menyerahkan sebagian hartanya di jalan Allah.
Penetapan rahmat, nikmat dan keutamaan secara istimewa kepada orang-orang yang takwa dan menunaikan zakat itu adalah seperti ketetapan Allah secara istimewa kepada orang-orang yang membenarkan ayat-ayat-Nya, dan mengakui keesaan Allah dan kebenaran rasul-rasul-Nya yang telah diutus-Nya dengan pengakuan yang didasarkan atas pengetahuan dan keyakinan, bukan berdasarkan taklid dan pengaruh adat kebiasaan nenek-moyang mereka.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al A’raf ayat 157