BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 35-37

Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 35-37

Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 35-37 berbicara mengenai dua hal. Pertama alasan mengapa orang-orang kafir patut menerima siksa. Kedua berbicara mengenai penutup dari surah ini, yaitu dasar-dasar pengambilan keputusan pada hari Kiamat.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 32-34


Ayat 35

Pada ayat ini Allah menjelaskan mengapa orang-orang kafir itu harus menerima siksaan dan azab yang mengerikan itu, sebabnya ialah:

  1. Karena waktu mereka hidup di dunia, mereka memperolok-olok ayat-ayat Allah yang disampaikan kepada mereka melalui Rasul-Nya. Sikap ini dianggap sebagai sikap yang penuh keangkuhan dan kesombongan. Mereka juga ingin mendangkalkan iman yang telah meresap dalam dada kaum Muslimin dengan berbagai macam dalih dan cara.
  2. Mereka telah tertipu oleh kenikmatan hidup di dunia, sehingga mereka melupakan kehidupan akhirat yang menjadi tujuan akhir kehidupan manusia.;Itulah sebabnya ketika Allah menjatuhkan keputusan-Nya, tidak ada kemungkinan bagi mereka untuk melepaskan diri dari azab dan tidak ada lagi ampunan bagi mereka.

Baca juga: Tafsir Surah Yasin Ayat 48-50: Hari Kiamat Datang dengan Tiba-Tiba


Ayat 36-37

Kedua ayat ini merupakan ayat penutup Surah al-Jastiyah. Dalam ayat-ayat ini Allah menyebutkan beberapa sifat-Nya yang ada hubungannya dengan dasar-dasar pengambilan keputusan pada hari Kiamat nanti, yaitu:

  1. Dia Maha Terpuji, karena itu bagi-Nyalah segala puji. Ungkapan ini memberikan pengertian bahwa segala nikmat apa pun yang diperoleh manusia selama hidup di dunia berasal dari Allah agar manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifah-Nya di bumi, bukan untuk berbuat sewenang-wenang dan memperturutkan hawa nafsu. Jika manusia tidak mensyukuri nikmat itu dan tidak mempergunakan nikmat itu menurut yang semestinya, tentulah orang itu akan mendapat murka dan azab-Nya.
  2. Allah Mahakuasa, Dia menguasai semesta alam. Perkataan ini memberikan pengertian bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan di bumi berada dalam kekuasaan-Nya. Dia menguasai dunia dan akhirat.
  3. Dia Mahaagung, karena keagungan dan keangkuhan hanya bagi Allah di langit dan di bumi dan kekuasaan-Nya berada di atas segala kekuasaan.
  4. Dia Mahaperkasa, keputusan-Nya tidak dapat ditolak, tidak dapat diubah oleh siapa pun, dan tidak ada yang dapat menandingi kekuasaan-Nya itu.
  5. Dia Mahabijaksana. Maksudnya: Allah dalam menetapkan perintah-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, selalu disertai aturan, perhitungan, dan berhasil serta pasti, terjadi sesuai dengan yang dikehendaki-Nya.

Baca setelahnya: 


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...