BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Kahfi ayat 51-53

Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 51-53

Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 51-53 menjelaskan bahwa setan tidak berhak untuk menjadi pelindung bagi manusia, sebab Allah maha kuasa atas segala sesuatu di alam semesta ini. Dalam Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 51-53 ini dikisahkan pula bahwa ketika penciptaan manusia setan tidak didatangkan untuk menyaksikan. Kemudian Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 51-53 ini juga mengingatkan kembali kepada manusia untuk mempercayai hari akhir.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-kahfi ayat 50


Ayat 51

Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan tentang kekuasaan-Nya, dan menyatakan bahwa setan tidak berhak untuk menjadi pembimbing atau pelindung bagi manusia. Setan tidak mempunyai hak sebagai pelindung, tidak hanya disebabkan kejadiannya dari nyala api saja tetapi juga karena mereka tidak mempunyai saham dalam menciptakan langit dan bumi ini.

Allah swt menegaskan bahwa Iblis dan setan tidak dihadirkan untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi ketika Allah menciptakannya, bahkan tidak pula penciptaan diri mereka sendiri, dan tidak pula sebagian mereka menyaksikan penciptaan sebagian yang lain. Bilamana mereka tidak punya andil dalam penciptaan itu, bagaimana mungkin mereka memberikan pertolongan dalam penciptaan tersebut.

Dengan demikian, patutkah setan-setan itu dijadikan sekutu Allah? Allah swt dalam menciptakan langit dan bumi ini tidak pernah sama sekali menjadikan setan-setan, berhala-berhala, dan sembahan-sembahan lainnya sebagai penolong. Hanya Allah yang menciptakan alam semesta ini, tanpa pertolongan siapapun.

Oleh karena itu, setan-setan dan berhala-berhala tidak patut dijadikan sekutu bagi Allah dalam peribadatan seorang hamba-Nya. Sebab, yang disembah hanyalah yang ikut menciptakan bumi dan langit. Sekutu dalam penciptaan, sekutu pula dalam menerima ibadah. Dan sebaliknya tidak bersekutu dalam penciptaan, tidak bersekutu pula dalam menerima ibadah. Maka yang berhak menerima ibadah hanyalah Allah swt.

Allah swt berfirman:

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِۚ لَا يَمْلِكُوْنَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيْهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَّمَا لَهٗ مِنْهُمْ مِّنْ ظَهِيْرٍ   ٢٢

Katakanlah (Muhammad), ”Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah! Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka sama sekali tidak mempunyai peran serta dalam (penciptaan) langit dan bumi dan tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya.” (Saba/34: 22);

Ayat 52

Allah dalam ayat ini mengingatkan Rasulullah tentang hari kiamat. Allah menyeru kaum musyrikin dengan seruannya, “Cobalah panggil orang-orang atau sembahan-sembahan yang kamu muliakan ketika di dunia, dan kamu anggap sebagai sekutu-Ku. Barangkali mereka sanggup memberikan perlindungan dan syafaat kepadamu, lalu melepaskan kamu dari azab yang sedang kamu hadapi saat ini.”

Lalu mereka segera memanggil sembahan-sembahan itu untuk meminta pertolongan dan memberi syafaat kepada mereka. Akan tetapi, ternyata sedikit pun sembahan-sembahan itu tidak dapat berbuat apa-apa untuk menolong mereka, bahkan tidak menjawab panggilan itu. Allah menjadikan antara orang-orang kafir itu dengan sembahan-sembahan mereka, tempat kebinasaan (maubiq/api neraka).

Maubiq dalam ayat ini dapat pula berarti permusuhan, maksudnya terjadi permusuhan antara sembahan-sembahan itu dan penyembah-penyembahnya, sebagaimana dalam firman Allah swt:

وَاتَّخَذُوْا مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ اٰلِهَةً لِّيَكُوْنُوْا لَهُمْ عِزًّا ۙ  ٨١  كَلَّا ۗسَيَكْفُرُوْنَ بِعِبَادَتِهِمْ وَيَكُوْنُوْنَ عَلَيْهِمْ ضِدًّا ࣖ  ٨٢

Dan mereka telah memilih tuhan-tuhan selain Allah, agar tuhan-tuhan itu menjadi pelindung bagi mereka. Sama sekali tidak! Kelak mereka (sesembahan) itu akan mengingkari penyembahan mereka terhadapnya, dan akan menjadi musuh bagi mereka. (Maryam/19: 81-82)

Ayat 53

Dalam ayat ini, Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang berdosa, yakni penyembah-penyembah berhala atau selain Allah, menyaksikan api neraka pada hari kiamat. Mereka menyadari bahwa mereka akan memasuki neraka itu, dan tidak ada jalan keluar dari ancaman itu sama sekali.

Allah telah menetapkan azab kepada mereka. Tidak ada kemungkinan lagi bagi mereka untuk menghindarkan diri dari azab, karena sudah terkepung dari segala penjuru. Alangkah besar duka cita mereka itu ketika menunggu hukuman yang dijatuhkan atas diri mereka.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 54-56


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...