BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 14 (1)

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 14 (1)

Sebelumnya telah disinggung sedikit soal awal penciptaan manusia, dan pada Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 14 (1) ini akan dijelaskan kembali proses bagaimana manusia itu terlahir ke dunia, dimulai dari sepercik ‘air mani’ lalu tumbuh, berkembang, menjadi sesuatu yang hidup, dan memiliki bentuk yang khas lagi istimewa. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan berikut.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 8-13


Ayat 14

Kemudian air mani itu Kami (Allah) kembangkan dalam beberapa minggu sehingga menjadi al-‘alaq (yang menempel di dinding rahim), dari al-‘alaq dijadikan segumpal daging, dan segumpal daging dijadikan tulang belulang, dan ada bagian yang dijadikan daging, kemudian tulang belulang itu dibungkus dengan daging, laksana pakaian penutup tubuh.

Kemudian dijadikan makhluk yang (berbentuk) lain, setelah ditiupkan Roh ke dalamnya, sehingga menjadi manusia yang sempurna, dapat berbicara, melihat, mendengar, berpikir yang tadinya hanya merupakan benda mati. Maka Mahasuci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.

Menurut para saintis, Tahapan-tahapan dalam embriologi manusia sebagai berikut:

  • Nutfah, atau dalam bahasa Arabnya ‘nutfa’, mempunyai arti ‘sedikit air’, atau ‘setetes air’. Hal ini jelas mendeskripsikan air yang sedikit yang dipancarkan lelaki saat bersanggama. Air yang sedikit ini mengandung sperma.

Sperma atau spermatozoa terdapat di dalam air yang menjijikan dan berbentuk ikan yang berekor panjang (ini adalah salah satu arti kata sulalah).

Dalam surah As-Sajdah/32 ayat 8, air mani disebut sebagai “….. Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang diremehkan….” Surah al-Insān/76 ayat 2 dan as-Sajdah/32 ayat 8 berkaitan dengan kandungan dari air mani.


Baca Juga: Hakikat Penciptaan Manusia dalam Surah al-Dzariyat ayat 56


Ilmu pengetahuan modern menemukan bahwa air mani terdiri atas empat macam lendir yang berbeda yang dihasilkan oleh empat kelenjar yang berbeda, yaitu kelenjar biji pelir, kelenjar saluran seminal, kelenjar prostat, dan kelenjar saluran kencing.

  • Sperma dibentuk di dalam buah pelir. Buah pelir sendiri dibentuk, sebagaimana dibuktikan ilmu pengetahuan, oleh sel-sel yang ada di bawah bakal ginjal, di bagian punggung embrio.

Kelompok sel ini kemudian turun sampai di bawah tulang rusuk, pada saat beberapa minggu sebelum kelahiran bayi. Diperkirakan jumlah sperma dalam satu kali ejakulasi adalah 500 – 600 juta ekor.

Akan tetapi dari jumlah tersebut, hanya satu yang dapat melakukan pembuahan.  Setelah terjadi pembuahan, maka terjadi perubahan cepat dari indung telur.  Ia segera menghasilkan membran yang mencegah sperma lain untuk ikut membuahi.

  • Setelah sel telur dibuahi, dan menempelkan diri di dinding uterus dan memperoleh makanan dari ibunya, maka ia akan tumbuh cepat.

Pada waktu dua sampai tiga minggu kemudian, apabila dilihat dengan mata telanjang, ia akan berubah dari bentukan ‘lintah’  atau “‘alaqah” ke bentukan ‘mudhgah’ atau ‘daging yang telah dikunyah’.  Pola yang terakhir ini sebetulnya dibentuk oleh adanya tonjolan dan lekukan, yang pada waktunya nanti akan menjadi organ-organ dalam (jantung, usus) dan luar (kaki, tangan).

Surah al-Hajj/22: 5 menambahkan satu catatan dari embrio.  Dalam ayat ini, mudghah dideskripsikan dengan tambahan “yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna kejadiannya …..”

Ini menggambarkan hal yang terjadi pada tahap ‘diferensiasi’, dimana banyak organ mulai berkembang dalam waktu yang tidak bersamaan.  Sehingga menimbulkan situasi antara selesai di bagian lain namun belum sempurna di bagian lainnya.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 14 (2)


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...