Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 8-13

Tafsir Surah Al Mu'minun
Tafsir Surah Al Mu'minun

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 8-13 meneruskan tafsir sebelumnya tentang sifat-sifat orang beriman yang beruntung, yaitu mereka yang memenuhi janji, serta melaksanakan shalat lima waktu, mereka yang menjalankan tujuh sifat tersebut akan mendapatkan syurga firdaus, sebagaimana yang dijanjikan oleh Allah Swt.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 1-7


Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 8-13 juga menerangkan tentang awal penciptaan manusia, bahwa manusia berasal dari sari pati tanah, kemudian dengan kuasa-Nya, manusia juga berasal dari air mani. Ini menunjukkan bahwa manusia tercipta dari bahan yang tidak istimewa, manusia diajarkan untuk tetap merendah, tidak sombong, dan menyadari bahwa kelak manusia pun akan kembali ke awal terciptanya, yaitu tanah.

Ayat 8

Memelihara amanat-amanat yang dipikulnya dan menepati janjinya. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat keenam dari orang mukmin yang beruntung itu, ialah suka memelihara amanat-amanat yang dipikulnya, baik dari Allah ataupun dari sesama manusia, yaitu bilamana kepada mereka dititipkan barang atau uang sebagai amanat yang harus disampaikan kepada orang lain, maka mereka benar-benar menyampaikan amanat itu sebagaimana mestinya, dan tidak berbuat khianat.

Demikian pula bila mereka mengadakan perjanjian, mereka memenuhinya dengan sempurna. Mereka menjauhkan diri dari sifat kemunafikan seperti tersebut dalam sebuah hadis yang masyhur, yang menyatakan bahwa tanda-tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu kalau berbicara suka berdusta, jika menjanjikan sesuatu suka menyalahi janji dan jika diberi amanat suka berkhianat.

Ayat 9-10

Memelihara salat yang lima waktu. Dalam ayat ini Allah menerangkan sifat yang ketujuh, yaitu orang mukmin yang berbahagia itu selalu memelihara dan memperhatikan salat lima waktu secara sempurna, tepat waktu, dan memenuhi persyaratan dan rukun-rukun.

Ayat ini tidak sama dengan ayat kedua di atas, sebab di sana disebutkan bahwa mereka khusyuk dalam salatnya, sedangkan di sini disebutkan, bahwa mereka selalu memelihara salat dengan tertib dan teratur.

Kelompok ayat-ayat ini dimulai dengan menyebutkan salat dan disudahi pula dengan menyebut salat, hal ini memberi peringatan betapa pentingnya salat yang telah dijadikan tiang agama.

Rasulullah pernah bersabda, “Barang siapa yang mendirikan salat sungguh ia telah mendirikan agama dan barang siapa yang meninggalkan salat, sungguh ia telah merobohkan agama.” Berikut penjelasan hadis mengenai keutamaan salat:

عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: سَأَلْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَيُّ الْعَمَلِ اَحَبُّ اِلَى اللهِ قَالَ اَلصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا قُلْتُ ثُمَّ اَيٌّ قَالَ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ قُلْتُ ثُمَّ اَيٌّ قاَلَ اَلْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ.( رواه الشيخان)

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, saya bertanya kepada Rasulullah, amalan apa yang paling dicintai Allah, Nabi menjawab, salat pada waktunya, kemudian apa? Nabi menjawab, birrul wālidain (berbuat baik kepada kedua orang tua). Kemudian apa lagi? Nabi bersabda, jihad di jalan Allah. (Riwayat asy-Syaikhān)

Tersebut pula dalam sebuah hadis Nabi saw:

عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ النَِّبيُّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ ِاسْتَقِيْمُوْا وَلَنْ تَحُصُّوْا، اِعْلَمُوْا اَنَّ خَيْرَ اَعْمَالِكُمْ  اَلصَّلاَةُ وَلاَيُحَافِظُ عَلَى الصَّلاَةِ اِلاَّ مُؤْمِنٌ.( رواه احمد والحاكم والبيهقى)

Dari Tsaubān, Nabi bersabda, “Istiqamahlah kamu dan jangan menghitung-hitung. Ketahuilah bahwa perbuatanmu yang paling baik ialah salat, dan tidak ada orang yang menjaga salat melainkan orang yang beriman. (Riwayat Ahmad, al-Hākim dan al-Baihaqi)


Baca Juga : Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 14-16: Asal Mula Penciptaan Manusia dan Jin


Ayat 11

Mereka yang memiliki tujuh sifat mulia itu akan mewarisi surga, disebabkan amal kebajikan mereka selama hidup di dunia, yaitu surga Firdaus yang paling tinggi, yang di atasnya berada `Arsy Allah Yang Maha Pemurah, dan mereka kekal di dalamnya. Umar meriwayatkan sebuah hadis, dimana Rasulullah saw bersabda:

عَنْ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقَدْ اُنْزِلَ عَلَيَّ عَشْرُ اَيَاتٍ مَنْ اَقَامَهُنَّ دَخَلَ الْجَنَّةَ (ثُمَّ قَرَأَ قَدْ َأفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ) حَتىَّ خَتَمَ الْعَشْرَ.( رواه الترمذي)

Dari Umar bin al-Khattab, Rasulullah bersabda, “Telah diturunkan kepadaku sepuluh ayat: Barang siapa yang menegakkannya akan masuk surga, lalu ia membaca sepuluh ayat ini dari permulaan Surah al-Mu`minun. (Riwayat at-Tirmizi)

Ayat 12

Sesungguhnya Kami (Allah) telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Ada segolongan ahli tafsir menyatakan, bahwa yang dimaksud dengan manusia di sini ialah keturunan Adam termasuk kita sekalian, yang berasal dari air mani.

Dari hasil penelitian ilmiah, sebenarnya air mani itu pun berasal dari tanah setelah melalui beberapa proses perkembangan. Makanan yang merupakan hasil bumi, yang dimakan oleh manusia, dan alat pencernaannya berubah menjadi cairan yang bercampur dengan darah yang menyalurkan bahan-bahan hidup dan vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh manusia ke seluruh bagian anggotanya.

Jika manusia itu meninggal dunia dan dimasukkan ke dalam kubur di dalam tanah, maka badannya akan hancur lebur dan kembali menjadi tanah lagi, sesuai dengan firman Allah:

۞ مِنْهَا خَلَقْنٰكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً اُخْرٰى

Darinya (tanah) itulah Kami menciptakan kamu dan kepadanyalah Kami akan mengembalikan kamu, dan dari sanalah Kami akan mengeluarkan kamu pada waktu yang lain. (Thāhā/20: 55)

Ayat 13

Kemudian Kami (Allah) tempatkan saripati air mani itu dalam tulang rusuk sang suami yang dalam persetubuhan dengan istrinya ditumpahkan ke dalam rahimnya, suatu tempat penyimpanan yang kukuh bagi janin sampai saat kelahirannya.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 14