BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 29-34

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 29-34

Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 29-34 mengisahkan beberapa kaum yang juga ingkar kepada setiap Rasul yang diutus kepada mereka, selain kaum Nabi Nuh, ada pula kaum lain seperti, kaum ‘Ad, Tsamud, Madyan, hingga kaum musyrik dimasa Nabi Muhammad yang kisahnya tidak jauh berbeda, bahkan kaum yang disebutkan terakhir juga mengingkari kisah dari kaum-kaum sebelumnya.

Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 26-28

Ayat 29

Nuh disuruh berdoa pula, “Ya Tuhanku, turunkanlah aku, bila topan sudah berakhir, pada tempat yang diberkati dan hanya Engkaulah yang dapat memberi tempat yang sebaik-baiknya, yang mengetahui tempat-tempat yang cocok lagi selaras bagi kami.” Qatadah berkata, Allah mengajarkan kepada kita supaya membaca doa ini ketika naik kapal:

۞ وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗ

Dan dia berkata,  ”Naiklah kamu semua ke dalamnya (kapal) dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya. (Hud/11: 41).

Dan ketika berada di atas kendaraan membaca:

سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ   ١٣  وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ   ١٤

Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”  (az-Zukhruf/43: 13-14)

Ayat 30

Sesungguhnya dalam peristiwa topan besar yang membinasakan kaum Nuh yang mendustakan Rasul-Nya, dengan mengingkari keesaan Allah dan menyembah berhala-berhala, terdapat pelajaran bagi kaum Quraisy yang mendustakan kerasulan Muhammad saw, bahwa peristiwa yang menimpa kaum Nuh itu dapat pula menimpa kaum Quraisy yang berani mendustakan Rasulullah dan memusuhinya.

Pada kejadian itu benar-benar terdapat beberapa azab yang sangat besar kepada kaum Nuh itu, supaya orang-orang yang datang kemudian mengambil pelajaran daripadanya, sesuai dengan firman Allah:

وَلَقَدْ تَّرَكْنٰهَآ اٰيَةً فَهَلْ مِنْ مُّدَّكِرٍ

Dan sungguh, kapal itu telah Kami jadikan sebagai tanda (pelajaran). Maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran? (al-Qamar/54: 15)

Ayat 31

Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan umat yang lain setelah kaum Nuh, yaitu Kaum ‘Ad kaumnya Nabi Hud, kaum Tsamud kaumnya Nabi Saleh, dan kaum Madyan yaitu kaumnya Nabi Syu’aib.  Dari tiga kaum ini pendapat yang paling kuat yang sesuai dengan ayat ini kaum ‘Ad karena dalam sejarah kenabian setelah Nabi Nuh yang diutus kemudian adalah Nabi Hud. Jadi, yang dimaksud dengan  qarnan ākhar³n adalah kaum ‘Ad, Tsamud dan Madyan.


Baca Juga : Kisah Nabi Syuaib dan Penduduk Madyan dalam Al Quran


Ayat 32

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengutus kepada kaum ‘Ad itu seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yaitu Nabi Hud yang melaksanakan dakwah kepada mereka seraya menyerukan, “Hai kaumku, sembahlah Allah dan tinggalkanlah semua berhala-berhalamu, karena sekali-kali tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya melainkan Dia. Mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”

Ayat 33

Pemuka-pemuka kaumnya yang kafir mengingkari ketauhidan kepada Allah, dan adanya kebangkitan dan hisab pada hari Kiamat karena terlalu cinta pada kemewahan hidup di dunia.

Mereka menjawab seruan Nabi Hud dengan berkata, “Orang ini (Hud) tidak lain hanyalah seorang manusia biasa seperti kamu, tidak mempunyai kelebihan, makan minum biasa seperti kita. Karena itu seruannya tak usah dihiraukan sama sekali.”

Ayat 34

Pemuka orang kafir itu melanjutkan ucapannya, “Jika kamu sekalian menaati manusia biasa seperti kamu, dan mengikuti saja seruan Hud tanpa penelitian lebih dahulu, niscaya kamu akan menjadi manusia yang merugi dan tertipu.”

Mereka tidak mau jika rasul itu hanya manusia biasa. Mereka ingin rasul itu dari malaikat sehingga tampak hebat dan luar biasa.

Padahal jika rasul itu malaikat mereka pasti tidak mampu mengikutinya, karena karakter malaikat tidak sama dengan karakter manusia.

Manusia tidak mungkin dapat mengikuti cara beribadah dan cara hidup malaikat yang tidak memiliki nafsu sehingga hidupnya selalu dan hanya untuk beribadah. Sedangkan manusia lemah, memiliki nafsu dan mudah tergoda oleh iblis dan setan.

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Mu’minun 35-42


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU