Sesungguhnya jika orang-orang kafir mau membuka hatinya untuk sadar akan nikmat Allah yang telah di anugerahkan kepada mereka, tentu mereka tidak akan menghalangi dakwah Rasulullah hal ini dijelaskan dalam Tafsir Surah Al-Qalam ayat 45-47. Selain itu Tafsir Surah Al-Qalam ayat 45-47 ini juga membahas tentang alam ghaib.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Qalam ayat 3-6
Ayat 45
Allah menyatakan bahwa Dia memberi tempo kepada orang-orang kafir itu sampai pada waktu yang ditentukan dengan membiarkan mereka bertambah-tambah kekafiran dan kezalimannya. Allah juga menyatakan bahwa rencana-Nya tidak dapat digagalkan oleh siapa pun, dan pasti terlaksana, tidak seorang pun yang dapat menghalang-halangi-Nya.
Sebenarnya jika orang-orang kafir mau menyadari tentu mereka akan sampai kepada suatu pendirian dan pandangan bahwa yang mereka gunakan untuk menghalang-halangi Rasulullah saw dan orang-orang beriman menegakkan agama Allah, adalah nikmat-nikmat yang dianugerahkan Allah kepada mereka, seperti kekayaan, pangkat, jabatan, dan sebagainya. Seharusnya nikmat-nikmat itu mereka gunakan untuk mencari keridaan-Nya. Sangat besar dosa mereka karena mengingkari dan menyalahgunakan nikmat Allah itu.
Mengenai azab yang ditimpakan kepada orang-orang kafir ini diterangkan dalam hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan al-Bukhari dan Muslim:
اِنَّ اللهَ تَعَالَى لَيُمْلِيْ لِلظَّالِمِ حَتَّى إِذَا أَخَذَهُ لَمْ يُفْلِتْهُ. ثُمَّ قَرَأَ: وَكَذٰلِكَ أَخْذُ رَبِّكَ اِذَا أَخَذَ الْقُرَى وَهِيَ ظَالِمَةٌ، إِنَّ أَخْذَهُ أَلِيْمٌ شَدِيْدٌ. (رواه البخاري ومسلم وأبو يعلى والبيهقي والنسائي عن أبي موسى الأشعري)
Sesungguhnya Allah Ta’ala akan menangguhkan azab bagi orang-orang yang zalim, hingga apabila Dia mengazabnya, tidak ada yang luput dari azab itu. Kemudian Nabi saw membaca (Surah Hud/11: 102)
“Dan begitulah siksa Tuhanmu apabila Dia menyiksa (penduduk) negeri-negeri yang berbuat zalim. Sungguh, siksa-Nya sangat pedih, sangat berat.” (Riwayat al-Bukhari, Muslim, Abu Ya‘la, al-Baihaqi dan an-Nasa’i dari Abu Musa al-Asy‘ari)
Ayat 46
Dalam ayat ini, Allah mengajukan kepada Rasul saw suatu pertanyaan dengan maksud untuk menerka jalan pikiran orang-orang kafir bahwa seseorang melakukan sesuatu pekerjaan untuk mengharapkan suatu upah, keuntungan, atau kesenangan duniawi. Menurut mereka, tidak ada orang yang mau bekerja dan berusaha semata-mata karena Allah. Pertanyaan Allah itu ialah: Wahai Muhammad, apakah engkau meminta upah kepada orang-orang yang mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang lain, karena engkau memberinya nasihat, menyeru mereka kepada kebenaran dan mengikuti agama-Ku, sehingga mereka harus dibebani oleh hutang karena upah yang kau minta itu?
Ayat 47
Pada ayat ini pertanyaan tersebut masih dilanjutkan: Apakah mereka mempunyai pengetahuan tentang yang gaib, atau mempunyai seperti Lauh Mahfudz yang mencatat segala sesuatu dengan yang mereka kehendaki yaitu bukti kebenaran pendapat mereka?
Orang-orang kafir Mekah beranggapan bahwa patung-patung yang mereka sembah dapat memberitahukan kepada mereka segala sesuatu yang akan terjadi dan segala sesuatu yang gaib. Akan tetapi, anggapan mereka itu tidak ada buktinya sama sekali.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya: Tafsir Surah Al-Qalam ayat 48