BerandaTafsir TahliliTafsir Surah An-Najm Ayat 47-49

Tafsir Surah An-Najm Ayat 47-49

Tafsir Surah An-Najm Ayat 47-49 membahas tentang 3 hal. Pertama, membahas tentang hikmah dari ketentuan Allah menghidupkan dan mematikan manusia. Kedua, membahas tentang kuasa Allah terhadap manusia yang berasal dari nutfah, tetapi menjadikan manusia bermacam-macam karakter. Hal ketiga yang dibahas dalam Tafsir Surah An-Najm Ayat 47-49 yaitu penjelasan dikhususkannya penyebutan bintang pada ayat 49.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 40-46


Ayat 47

Allah yang menghidupkan manusia sesudah mati untuk membalas orang yang berbuat baik atau jahat sesuai dengan apa yang dikerjakannya.

Ayat 48

Allah yang memberikan kekayaan atau kemiskinan bagi orang yang dikehendaki-Nya di antara hamba-Nya, sesuai dengan kesanggupan dan usaha masing-masing.

Ayat ini menunjukkan kekuasaan yang sempurna, bahwa nutfah (setetes mani) adalah sesuai bagian-bagiannya menurut kenyataan. Dari nutfah ini Allah jadikan bermacam-macam anggota, tabiat yang berlain-lainan, laki-laki atau perempuan, maka tidak ada orang yang mengaku dapat membuatnya, sebagaimana tidak ada yang mengaku menjadikan langit dan bumi selain Allah.

وَلَىِٕنْ سَاَلْتَهُمْ مَّنْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ لَيَقُوْلُنَّ اللّٰهُ

Dan sungguh, jika engkau (Muhammad) tanyakan kepada mereka, ”Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab, ”Allah.” (Luqman/31: 25)

اَيَحْسَبُ الْاِنْسَانُ اَنْ يُّتْرَكَ سُدًىۗ  ٣٦  اَلَمْ يَكُ نُطْفَةً مِّنْ مَّنِيٍّ يُّمْنٰى   ٣٧  ثُمَّ كَانَ عَلَقَةً فَخَلَقَ فَسَوّٰىۙ  ٣٨  فَجَعَلَ مِنْهُ الزَّوْجَيْنِ الذَّكَرَ وَالْاُنْثٰىۗ  ٣٩  اَلَيْسَ ذٰلِكَ بِقٰدِرٍ عَلٰٓى اَنْ يُّحْيِ َۧ الْمَوْتٰى ࣖ  ٤٠

Apakah manusia mengira, dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)? Bukankah dia mulanya hanya setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian (mani itu) menjadi sesuatu yang melekat, lalu Allah menciptakannya dan menyempurnakannya, lalu Dia menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah yang berbuat) demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang mati? (al-Qiyamah/75: 36-40)


Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mu’minun Ayat 14 (1)


Ayat 49

Dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dia-lah Tuhan yang memiliki bintang Syi’ra, yang sangat gemerlapan ini, yang terbit beriringan dengan bintang Jauza’ dipertengahan musim panas.

Mengkhususkan sebutan bintang ini dari planet-planet angkasa lainnya yang lebih besar dan lebih gemerlapan, karena bintang ini disembah pada zaman jahiliyah, yang menyembahnya adalah kabilah Himyar dan Khuza’ah. Orang pertama yang mengadakan penyembahan ini adalah Abu Kabsyah. Dia adalah pembesar bangsa Arab, sehingga orang Quraisy menyatakan, bahwa Nabi Muhammad saw, adalah anak Abu Kabsyah, sebagai persamaan karena berbeda dalam hal prinsip agamanya dengan agama nenek moyang mereka.

Abu Kabsyah ini adalah salah seorang dari nenek Nabi Muhammad saw, dari pihak ibunya. Sebagaimana yang dikatakan Abu Sufyan ketika ia berada di hadapan Heraclius yang menjadi Pembesar Rum, “Sungguh telah menjadi besar persoalan anak Abu Kabsyah ini (Nabi saw).”

Di antara bangsa Arab ada yang memuja bintang dan mengakui pengaruhnya terhadap alam semesta dan mereka membicarakan tentang masalah-masalah yang gaib ketika bintang itu terbit.

Bintang Syi’ra ini ada dua, satu di antaranya berada di sebelah Syam (Palestina) dan yang lain berada di sebelah Yaman. Keterangan inilah yang dimaksudkan di sini yang disembah selain Allah.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah An-Najm Ayat 50-54


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...