BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ar Ra’d Ayat 12

Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 12

Tafsir Surah Ar Ra’d ayat 12 berbicara mengenai fenomena langit, yakni hujan. Hujan selalu didahului oleh petir dan kilat. Kadang hal itu menimbulkan ketakutan, namun terkadang menimbulkan harapan. Di sini juga dimukakan kajian secara saintifik.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 11 (Bagian 2)


Ayat 12

Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat, yang menimbulkan ketakutan disambar petir bagi orang-orang yang sedang berada di alam bebas atau bepergian. Tetapi kadangkala kilat dan petir itu menimbulkan harapan bagi orang lain seperti para petani yang mengharapkan turunnya hujan untuk mengairi sawah dan ladangnya.

Demikian pula segala sesuatu di dunia ini, kadang-kadang dipandang baik karena dibutuhkan pada masa-masa tertentu, dan kadangkala dipandang buruk mengingat kemudaratan yang mungkin ditimbulkannya.

Allah pula yang mengadakan awan mendung yang mengandung air hujan dan karena beratnya, maka awan tersebut tercurah ke permukaan bumi turun menjadi hujan.

Menurut kajian saintis, terbentuknya awan-awan mendung (thunder-clouds), kilat, guruh, dan halilintar, sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur’an, sejak awal diyakini oleh banyak ilmuwan merupakan fenomena alam yang mempunyai hubungan yang erat dengan proses kejadian hujan dan atau badai yang sering terjadi di permukaan bumi. Fenomena ini adalah salah satu tanda kekuasaan dan keperkasaan Allah.

Memang tidak semua jenis awan bisa mendatangkan hujan. Awan yang dapat menyebabkan turunnya hujan adalah awan dari jenis kumulonimbus (cumulonimbus). Menurut saintis, awan yang terbentuk akan menghasilkan pemisah muatan (listrik) positif dan negatif.

Muatan positif umumnya berkumpul di bagian atas awan, sedangkan muatan negatif berkumpul di bagian bawah awan. Muatan tersebut akan mengalir melalui berbagai cara seperti antar kantong muatan di awan, dari awan ke bumi, lepas melalui udara sebagai aliran muatan elektrostatik, dan meloncat ke ionosfer.

Lompatan bunga api raksasa ini dikenal sebagai petir, kilat, atau halilintar. Sebagai akibatnya udara terbelah, sambarannya yang memiliki kecepatan mencapai 150.000 km/detik akan menimbulkan bunyi menggele-gar yang  biasa kita sebut geluduk, geledek,  guruh, guntur, dan lain-lain.

Suara geledek ini menciutkan hati manusia yang mendengarnya dan dampaknya kerap bisa mematikan manusia. Inilah yang dimaksud dengan “kilat yang menakutkan”.

Benjamin Franklin (1752) berhasil membuktikan bahwa petir adalah suatu lompatan listrik (electric discharge) yang sangat besar. Dari hasil penelitian kemudian diketahui bahwa besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter.


Baca juga: Pro Kontra Tafsir Ilmi dan Cara Menyikapinya (1): Ulama yang Pro


Dalam kondisi tertentu, bumi yang cenderung menjadi peredam listrik statis, bisa pula ikut berinteraksi. Hal ini dimungkinkan terjadi peng-konsentrasian listrik bermuatan positif karena adanya beda muatan antara dasar awan dengan permukaan bumi.

Yang terjadi kemudian adalah perpindahan muatan listrik. Maka secara fisik kita akan melihat sambaran petir dengan muatan listrik yang begitu besar, selanjutnya akan segera menyebar ke bagian permukaan bumi yang kemudian menjalar ke dalam tanah dan akhirnya ternetralisasi pada kedalaman yang mengandung air tanah.

Tempat terjadinya perpindahan muatan listrik ini yang sering kali mendatangkan musibah dan kerusakan. Ini yang biasa dikenal dengan istilah disambar petir atau geledek.

Dari sisi pengamatan lainnya diketahui bahwa  petir mempunyai manfaat bagi bumi dan manusia. Petir merupakan proses alam yang menghasilkan unsur nitrogen yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan dan mengisi sekitar 4/5 atmosfir bumi, bahkan petir juga berfungsi dalam sirkuit global listrik.

Kilatan petir raksasa diyakini akan dapat membantu menyeimbangkan sirkuit global listrik antara bumi dan angkasa dan juga berkonsentrasi dalam pembentukan ozon. Selain itu maka kilat yang berkilauan itu bisa menghasilkan jamur.

Menurut penelitian di Jepan, jamur shiitake bisa tumbuh subur bila di sekitar benih yang ditaburkan itu diberi loncatan listrik, yang sama dengan efek kilat. Hal ini berdasarkan pengalaman bahwa setelah kemarin sorenya ada kilat, besoknya di sekitarnya tumbuh banyak sekali jamur. Selain itu panjang (kekuatan) kilat bisa meramalkan curah hujan yang bakal turun keesokan harinya. Demikian penjelasan dari pandangan saintis.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Ar Ra’d Ayat 13


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...