Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 14-16 membahas tentang penciptaan manusia yang terbuat dari tanah serta penciptakan iblis yang terbuat dari api yang menyala. Selain itu, Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 14-16 juga membahas tentang nikmat-nikmat yang telah Allah berikan baik kepada manusia maupun kepada jin.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 10-13
Ayat 14
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan manusia pertama Nabi Adam dari tanah kering seperti tembikar, dan keras seperti tanah yang telah dipanggang.
Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyebutkan bahwa manusia diciptakan dari tanah dan yang lain menyebutkan bahwa ia diciptakan dari tanah liat serta di sini disebutkan tanah kering seperti tembikar. Tanah liat yang dipanggang dengan bara yang panas untuk menjaga ia tetap bersatu, tidak bercerai berai.
Demikian pula manusia mempunyai nafsu makan dan minum, mempunyai nafsu kawin agar badannya dapat terpelihara dan dapat melanjutkan hidupnya, serta mempunyai keturunan. Ia mempunyai nafsu marah yang menjadikannya berani dan kuat untuk menjaga kelangsungan hidupnya dan mempertahankan dirinya dari bahaya yang mengancamnya serta serbuan musuh-musuh yang berada di sekitarnya.
Kekuatan manusia ini seolah-olah sama dengan tanah liat yang telah masak agar menjadi tanah kering yang bagian-bagiannya melekat dengan kuat. Apabila tidak ada hal-hal itu tentu dia tidak akan dapat mempertahankan dirinya dari bahaya dan musuh-musuhnya, dari manusia lain atau binatang-binatang buas, maka ia akan hancur berkeping-keping menjadi santapan burung-burung dan binatang-binatang, sebagaimana tanah yang belum dimasak bertaburan diterbangkan angin.
Penciptaan manusia dari tanah telah banyak dibicarakan pada ayat-ayat sebelumnya, antara lain pada ayat-ayat: al-Hijr/15: 26 (dari lumpur hitam), al- Hijr/15: 28 (tanah liat kering), ar-Rum/30: 20 (dari tanah), Fathir/35: 11 (dari tanah), Shad/38: 71 (tanah liat), Gafir/40 (dari tanah), sedangkan pada Surah al-Furqan/25: ayat 54 dinyatakan bahwa manusia diciptakan dari air. Dari berbagai pernyataan ayat-ayat di atas tentang bahan penciptaan manusia, maka terdapat dua bahan yaitu air dan tanah. Sedangkan macam tanah yang sering dijelaskan adalah tanah liat, suatu jenis tanah yang tersusun oleh partikel yang sangat halus, dengan ukuran diameter partikel kurang dari 2 mikron. Jenis tanah ini memiliki sifat-sifat fisik yang plastis bila mengandung air. Secara kimia, larutan tanah liat dalam air memiliki kapasitas tukar kation, yaitu dapat mengikat ion atau senyawa kimia lainnya yang bermuatan listrik, tetapi dengan ikatan yang tidak terlalu kuat sehingga ion yang terikat bisa berganti-ganti dengan mudah. Tanah jenis ini pulalah yang biasa dipakai sebagai bahan untuk membuat tembikar. Sementara proses penciptaannya amat sedikit diketahui (lihat Tafsir al-Hijr/15: 26 dan 28).
Baca Juga: Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat 14-16: Asal Mula Penciptaan Manusia dan Jin
Ayat 15
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa bila manusia pertama dijadikan dari tanah, maka jin yang pertama atau iblis berbeda, ia dijadikan dari api (dari nyala api), dari nyala api yang bergabung dengan yang lain; dari nyala api yang berwarna kuning-merah dan kehijau-hijauan. Sebagaimana manusia dijadikan dari tanah yang bermacam-macam. Ayat-ayat tersebut mengingatkan bahwa Adam diciptakan melalui proses yang pertama dari tanah, kemudian lumpur yang dibentuk selanjutnya dari tanah kering seperti tembikar.
Ayat 16
Ayat ini menunjukkan nikmat yang berlimpah-limpah yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya baik itu dari kalangan jin maupun manusia, tetapi mengapa mereka mendustakan. Dalam hubungan ayat ini Ibnu Umar berkata:
إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ سُوْرَةَ الرَّحْمٰنِ أَوْ قُرِئَتْ عِنْدَهُ فَقَالَ مَالِيْ أَسمَْعُ الجِنَّ أَحْسَنُ جَوَابًا لِرَبِّهَا مِنْكُمْ؟ قَالُوْا: وَمَا ذَلِكَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ: مَا أَتَيْتُ عَلَى قَوْلِ اللهِ (فبَِأَيِّ آلاَءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ) إِلاَّ قَالَتْ الجِنُّ: لاَ بِشَيْءٍ مِنْ نِعْمَةِ رَبِّنَا نُكَذِّبُ. (رواه ابن جرير عن ابن عمر)
Rasulullah saw membaca Surah ar-Rahman atau surah itu dibacakan kepadanya, lalu beliau bersabda, “Mengapa saya mendengar jin lebih baik jawabannya kepada Tuhannya dari kalian?” Mereka bertanya, “Apakah itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjelaskan tentang jawaban mereka (jin) apabila saya membaca firman Allah, “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” Maka mereka berkata, “Tidak ada sesuatu pun dari nikmat Tuhan yang kami dustakan.” (Riwayat Ibnu Jarir dari Ibnu ‘Umar)
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 17 (1)