BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ar-Rahman Ayat 37

Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 37

Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 37 membahas tentang perumpamaan dahsyatnya hari kiamat. Selain itu, Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 37 membahas juga tentang pembentukan alam semesta berdasarkan ilmu sains.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 29-36


Ayat 37

Ayat ini menerangkan bahwa apabila datang hari Kiamat, terbelahlah langit dan warnanya menjadi merah mawar seperti kilapan minyak. Maka rusaklah peraturan-peraturan alam dan bertebaranlah bintang-bintang serta segala apa-apa yang ada di langit, pindah dari tempatnya karena dahsyatnya hari itu. Dalam ayat-ayat lain Allah berfirman:

اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ  ١  وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ  ٢

Apabila langit terbelah, dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan. (al-Infitar/82: 1-2)

اِذَا السَّمَاۤءُ انْشَقَّتْۙ   ١  وَاَذِنَتْ لِرَبِّهَا وَحُقَّتْۙ   ٢

Apabila langit terbelah, dan patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh. (al-Insyiqaq/84: 1-2).

وَانْشَقَّتِ السَّمَاۤءُ فَهِيَ يَوْمَىِٕذٍ وَّاهِيَةٌۙ  ١٦

Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu langit menjadi rapuh. (al-Haqqah/69: 16)

Ayat di atas berbicara mengenai alam semesta. Alam semesta diperkirakan berumur antara 15 sampai 18 miliar tahun. Batu tertua yang pernah ditemukan di bumi berumur sekitar 4,6 miliar tahun. Kehidupan tertua di bumi ditemukan berumur 3,8 juta tahun yang lalu. Sedangkan manusia mulai menghuni bumi baru sekitar 100.000 tahun yang lalu.

Apapun yang mengakibatkan terbentuknya alam semesta, yang pasti, ia sangat besar dan hebat, dan tidak mungkin tercipta secara kebetulan. Apa yang diungkap oleh Al-Qur’an tersebut, nampaknya mustahil dikemukakan oleh seseorang yang hidup 1400 tahun yang lalu. Teori mengenai “lahirnya” alam semesta ini, hanya dapat dijelaskan oleh seseorang yang paham sekali dengan ilmu “fisika nuklir” (nuclear physics). Suatu bidang keilmuan yang baru berkembang dalam beberapa dekade terakhir. Bagaimana mungkin seorang Muhammad pada saat itu dapat menyatakan bahwa asal bumi dan seluruh isi langit dari materi “asap” yang sama. Sangat mustahil.

Ayat 37 Surah ar-Rahman di atas menggambarkan ledakan sebuah bintang. Gambaran mengenai ledakan bintang tersebut dikonfirmasi oleh ilmu pengetahuan modern. Ledakan bintang yang demikian ini tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Fenomena alam ini juga tidak dapat ditangkap dengan menggunakan teropong bintang biasa. Diperlukan teropong bintang super canggih sekaliber “Huble Space Super Telescope” yang dimiliki oleh NASA, suatu lembaga antariksa Amerika Serikat. Namun hal ini sudah digambarkan dalam Al-Quran secara sangat jelas pada 1400 tahun yang lalu. Dengan kemajuan teknologi, ternyata apa yang diuraikan dalam Al-Qur’an, terbukti secara detail. Ledakan yang terjadi memang sangat mirip dengan bunga mawar merah yang sedang berkembang.

Ledakan bintang atau disebut dengan istilah supernova, adalah sebuah bintang raksasa yang “menghancurkan diri sendiri” dalam ledakan dahsyat. Materi intinya akan bertebaran ke seluruh penjuru. Cahaya yang dihasilkan dalam peristiwa ini ribuan kali lebih terang daripada keadaan normal.


Baca Juga: Alam Semesta Juga Menyatakan Patuh Pada Allah: Tafsir Surat Fushilat Ayat 11


Para ilmuwan masa kini menganggap bahwa supernova memainkan peran penting dalam penciptaan alam semesta. Ledakan ini menyebabkan unsur atau materi yang berbeda-benda berpencar dan berpindah ke bagian lain alam semesta. Diasumsikan bahwa materi yang dilontarkan ledakan ini kemudian bergabung untuk membentuk galaksi atau bintang baru di bagian lain alam semesta. Menurut hipotesis ini, tata surya kita, matahari dan planetnya termasuk bumi, merupakan produk supernova yang terjadi dahulu kala.

Meskipun supernova tampak seperti ledakan biasa, pada kenyataannya, ledakan tersebut sangat terstruktur dalam setiap detailnya. Jarak antar supernova, dan bahkan antar semua bintang, sangat penting untuk alasan yang lain. Jarak antar bintang dalam galaksi kita adalah sekitar 30 juta tahun cahaya. Jika jarak ini lebih dekat, orbit planet-planet akan tidak stabil. Jika lebih jauh, maka debu hasil supernova akan tersebar begitu acak sehingga sistem planet seperti tata surya kita tidak mungkin pernah terbentuk. Jika alam semesta menjadi rumah bagi kehidupan, maka kedipan supernova harus terjadi pada laju yang sangat tepat dan jarak rata-rata di antaranya harus sangat dekat dengan jarak yang teramati sekarang.

Perbandingan antara supernova dan jarak antar bintang hanyalah dua rincian yang sangat selaras pada alam semesta yang penuh keajaiban. Mengamati lebih teliti alam semesta, maka pengaturannya akan terlihat begitu indah, baik dalam rancangan maupun susunannya.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Ar-Rahman Ayat 38-45


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU