Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 22-23 ini membicarakan tentang orang yang zalim di sisi Allah dan menjelaskan tentang turunnya kitab Taurat untuk Nabi Musa tetapi didustakan oleh kaumnya.
Baca sebelumnya : Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 19-21
Ayat 22
Allah menerangkan bahwa orang yang paling zalim di sisi-Nya ialah orang yang telah sampai kepadanya peringatan Allah, ayat-ayat Al-Qur’an, dan petunjuk rasul, tetapi mereka berpaling dari ajaran dan petunjuk itu karena angkuh dan penyakit dengki yang ada di dalam hatinya.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa Allah akan menyiksa dengan azab yang pedih setiap orang yang berbuat dosa dan maksiat.
Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir at-Tabari dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ فَعَلَهُنَّ فَقَدْ اَجْرَمَ: مَنْ عَقَدَ لِوَاءً فِى غَيْرِ حَقٍّ اَوْ اَعَقَّ وَالِدَيْهِ اَوْ اَمْسَى مَعَ ظَالِمٍ يَنْصُرُهُ. يَقُوْلُ اللهُ: اِنَّا مِنَ الْمُجْرِمِيْنَ مُنْتَقِمُوْنَ. (رواه ابن جرير عن معاذ بن جبل)
Tiga perkara, barang siapa yang mengerjakannya, maka sesungguhnya ia telah mengerjakan perbuatan dosa: barang siapa yang telah bertekad ikut berperang di jalan yang tidak benar atau mendurhakai kedua orang ibu bapaknya atau orang yang berjalan beserta orang-orang yang zalim lalu ia menolong orang yang zalim itu. Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa.” (Riwayat Ibnu Jarir at-Tabari dari Mu’adz bin Jabal)
Baca juga: Amalan Mempermudah Melewati Sakratulmaut
Ayat 23
Ayat ini menerangkan bahwa Allah telah menurunkan kitab Taurat kepada Nabi Musa sebagaimana Dia telah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad. Namun demikian, wahyu yang diturunkan kepada Nabi Musa itu didustakan oleh kaumnya. Musa bersama pengikutnya disiksa oleh Fir’aun dan kaumnya, sehingga mereka lari ke daerah Palestina.
Demikian pula Muhammad saw telah didustakan pula oleh kaumnya, disakiti, dan ditentang sehingga beliau dan para sahabatnya hijrah ke Medinah. Itulah sunatullah yang berlaku di alam ini, selalu terjadi pertarungan antara yang hak dengan yang batil, dan antara kebaikan dan kejahatan. Semua itu merupakan cobaan bagi orang-orang yang beriman.
Dalam ayat ini disebut-sebut nama Musa di antara para nabi dan rasul Allah adalah karena banyak persamaan perjuangannya dengan Nabi Muhammad.
Ayat ini diturunkan untuk hiburan bagi Nabi Muhammad dan para sahabat yang sedang menyampaikan agama Allah kepada manusia. Dalam menyampaikan risalah itu, dia mendapat ancaman dan penganiayaan dari kaumnya. Seakan-akan dikatakan kepada mereka, “Hai Muhammad, janganlah kamu dan pengikut-pengikutmu bersedih hati menghadapi sikap dan tindakan orang-orang musyrik itu.
Hal yang demikian itu adalah wajar dan merupakan sunatullah. Ingatlah Musa dan pengikut-pengikutnya. Mereka dianiaya dan diburu oleh Fir’aun dan kaumnya, sampai mereka lari menyeberangi Laut Merah, dan mengarungi padang pasir yang tandus dan panas.
Dalam keadaan demikian, banyak pula di antara pengikut-pengikutnya yang berkhianat, tetapi ia tetap tabah dan sabar. Semakin kuat tantangan dan penganiayaan yang diterimanya, semakin kuat pula usaha dan kesabarannya. Aku pasti menyayangimu dan para pengikutmu sebagaimana Aku telah menjaga pula Musa dan para pengikutnya.”
Baca setelahnya: Tafsir Surah As-Sajdah Ayat 24-26