BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 125-129

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 125-129

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 125-129 menceritakan tentang perjuangan Nabi Ilyas dalam mengajak kaumnya untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, namun seruan itu ditolak. Jutru, ia menerima perlakuan tidak baik dari kaumnya, namun Allah memandang perjuangan Ilyas yang tulus dalam menjalankan perintah Tuhannya, sebab itulah ia dianugerahi kemuliaan dari Allah Swt.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 117-124


Ayat 125

Nabi Ilyas meminta mereka agar meninggalkan penyembahan patung yang mereka beri nama Ba’l.

Menurut sebagian ulama Ba’l adalah nama patung orang-orang Funisia pada zaman sebelum masehi.

Ada pula yang mengatakan bahwa Ba’l adalah nama patung yang disembah penduduk kota Ba’labak di barat Damaskus.

Nabi Ilyas mengecam mereka, mengapa mereka menyembah patung itu, karena patung itu tidak mencipta bahkan tidak bisa berbuat apa-apa. Yang patut dijadikan Tuhan dan disembah adalah yang mencipta bukan patung Ba’l yang tidak bisa berbuat apa-apa tersebut.

Ayat 126

Nabi Ilyas menegaskan bahwa Tuhan yang Maha Pencipta itu adalah Allah. Allah-lah yang menciptakan mereka dan nenek moyang mereka.

Karena itu, Allah-lah Tuhan mereka yang sebenarnya dan juga Tuhan nenek moyang mereka, yaitu Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishak dan Nabi Yakub.

Sebelum meninggal, Nabi Yakub telah menerima janji dari anak-anaknya bahwa mereka hanya akan mempertuhankan Allah, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an:

اَمْ كُنْتُمْ شُهَدَاۤءَ اِذْ حَضَرَ يَعْقُوْبَ الْمَوْتُۙ اِذْ قَالَ لِبَنِيْهِ مَا تَعْبُدُوْنَ مِنْۢ بَعْدِيْۗ قَالُوْا نَعْبُدُ اِلٰهَكَ وَاِلٰهَ اٰبَاۤىِٕكَ اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَ اِلٰهًا وَّاحِدًاۚ وَنَحْنُ لَهٗ مُسْلِمُوْنَ

Apakah kamu menjadi saksi saat maut akan menjemput Yakub, ketika dia berkata kepada anak-anaknya, “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab, “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu yaitu Ibrahim, Ismail dan Ishak, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami (hanya) berserah diri kepada-Nya.” (al-Baqarah/2: 133).

Dengan penyembahan patung Ba’l itu berarti bahwa mereka telah melanggar ikrar nenek moyang mereka tersebut.


Baca Juga: Tafsir Surah Al-Ikhlas: Mengenal Tuhan Via Negativa (Bag. 1)


Ayat 127-128

Ayat ini menerangkan bahwa kaum Nabi Ilyas menentang Nabi Ilyas. Mereka memandang Nabi Ilyas berbohong dengan dakwah yang disampaikannya.

Oleh karena itu, mereka menolak untuk kembali kepada agama tauhid. Karena tetap memilih syirik dan tidak kembali ke agama tauhid itu, maka selama di dunia mereka dibiarkan, tetapi di akhirat nanti mereka akan diseret dengan paksa ke dalam neraka.

Mereka yang mengerjakan kebaikan dengan ikhlas dihindarkan dari neraka. Mereka disebut al-mukhlish “orang yang ikhlas”.

Setelah keikhlasan mereka dalam beramal begitu kuatnya sehingga sudah menjadi sifatnya, maka Allah menyambut keikhlasan itu sehingga ia dijadikan-Nya sebagai orang yang telah diterima sepenuhnya keikhlasannya. Orang itu disebut al-mukhlash ‘orang yang diikhlaskan’.

Dalam Al-Qur’an orang itulah yang tidak mempan digoda oleh setan sebagaimana diakui setan itu sendiri:

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ    ٣٩  اِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِيْنَ   ٤٠

Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, oleh karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang terpilih di antara mereka.” (al-Hijr/15: 39-40)

Ayat 129

Ayat ini menjelaskan kemuliaan yang diberikan Allah kepada Nabi Ilyas atas perjuangannya yang tidak kenal lelah dalam menyampai-kan dakwah kepada manusia.

Kemuliaan itu sama dengan kemuliaan yang diberikan kepada Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, dan Harun, yaitu dikenangnya nama mereka sepanjang masa oleh umat beragama.

Di antaranya adalah dipujinya nama mereka dalam Al-Qur’an yang lestari sampai akhir zaman.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 130-136


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...