BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 117-124

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 117-124

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 117-124 masih berbicara tentang nikmat, kali ini Allah menegaskan bahwa Ia telah anugerahi kenimakmatan kepada Bani Israil, nikmat yang belum pernah diberikan kepada umat-umat sebelumnya. Selain itu, dijelaskan pula tentang kenikmatan yang Allah anugerahkan kepada para Nabi dan Rasul-Nya, dan setiap mereka memiliki keistimewaannya masing-masing.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 113-116


Ayat 117-118

Dua ayat ini menjelaskan nikmat yang diberikan Allah kepada Bani Israil. Dua macam nikmat yang lalu merupakan kenikmatan lahiriah maka dua macam berikut ini kenikmatan batiniah, yakni dua macam anugerah Tuhan yang menyelamatkan dan meningkatkan jiwa dan akhlak mereka.

Ketiga, Allah memberikan kepada Musa dan Harun kitab Taurat yang sangat jelas dan memuat ketentuan-ketentuan dan petunjuk baik untuk kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat. Allah berfirman:

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا مُوْسٰى وَهٰرُوْنَ الْفُرْقَانَ وَضِيَاۤءً وَّذِكْرًا لِّلْمُتَّقِيْنَ

Dan sungguh, Kami telah memberikan kepada Musa dan Harun, Furqan (Kitab Taurat) dan penerangan serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. (al-Anbiya’/21: 48).

Kitab ini diwariskan kepada Bani Israil untuk dijadikan pegangan hidup mereka. Firman Allah:

وَلَقَدْاٰتَيْنَا مُوْسٰى الْهُدٰى وَاَوْرَثْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ الْكِتٰبَۙ   ٥٣  هُدًى وَّذِكْرٰى لِاُولِى الْاَلْبَابِ  ٥٤

Dan sungguh, Kami telah memberikan petunjuk kepada Musa; dan mewariskan Kitab (Taurat) kepada Bani Israil untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikiran sehat. (Gafir/40: 53-54).

Keempat, Allah menunjukkan jalan kebenaran kepada keduanya untuk menuju kepada kebahagiaan yang hakiki. Dengan akal pikiran, keduanya menjalankan dan mengikuti petunjuk-petunjuk Ilahi, baik dalam bidang akidah maupun muamalah, dan Allah masih menganugerahkan kepada mereka taufik dan perlindungan-Nya.

Ayat 119-120

Kemudian Allah menerangkan kenikmatan lain yang merupakan kemuliaan yang diberikan-Nya kepada Musa dan Harun, sebagaimana yang diberikan Allah kepada Nuh dan Ibrahim. Kemuliaan itu ialah:

Allah mengabadikan sebutan keharuman nama keduanya yang mengharumkan di kalangan para nabi dan umat manusia sepanjang masa. Begitu juga dengan pujian dan doa terus diberikan kepadanya.

Allah menyebutkan salam sejahtera bagi Musa dan Harun agar para malaikat, jin, dan manusia menyebutkan salam juga bagi keduanya. Dengan ucapan salam sejahtera itu maka nama mereka akan tetap harum selama-lamanya.


Baca Juga: Surah An-Nur [24] Ayat 27: Anjuran Mengucap Salam Ketika Bertamu


Ayat 121-122

Dua ayat ini menjelaskan bahwa kenikmatan yang besar tersebut di atas seperti kemenangan atas musuh-musuh, petunjuk-petunjuk Tuhan, kemuliaan-kemuliaan, dan sebagainya adalah berkat amal kebajikan yang mereka lakukan, dan pengorbanan serta penderitaan mereka dalam memperjuangkan penegakan agama tauhid.

Jadi begitulah Allah memberikan pembalasan pahala dunia-akhirat atas orang-orang yang berbuat kebaikan untuk kemaslahatan sesama umat manusia.

Yang mendorong keduanya mengerjakan amal-amal kebajikan dan bersedia mengalami penderitaan adalah iman yang bersemi dalam dada mereka.

Dari landasan iman yang kuat lahirlah perbuatan-perbuatan yang mulia, itulah sebabnya Allah menegaskan bahwa keduanya adalah hamba-hamba Allah yang beriman.

Ayat 123

Pada ayat ini, Allah menegaskan bahwa Ilyas adalah seorang rasul yang diutus Allah. Menurut at-Thabari, Ilyas adalah putera Yasin bin Finhas bin Iyzar bin Nabi Harun saudara Nabi Musa.

Masa kenabiannya setelah kenabian Nabi Sulaiman. Ia diutus Allah kepada Bani Israil ketika kaumnya itu tidak lagi menyembah Allah, tetapi menyembah berhala.

Raja-raja mereka juga mendukung agama berhala tersebut, bahkan membangun tempat-tempat khusus penyembelihan hewan untuk dipersembahkan kepada berhala tersebut.

Ayat 124

Nabi Ilyas memperingatkan kaumnya agar bertakwa kepada Allah, yaitu mengerjakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Takwa adalah inti ajaran para nabi sampai Nabi Muhammad. Bila mereka takwa mereka akan bahagia di dunia dan di akhirat, tetapi bila tetap kafir maka mereka akan ditimpa azab yang dahsyat dari Allah.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 125-129


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Cara Mengenalkan Alquran Kepada Non-Muslim Ala Ingrid Mattson

Cara Mengenalkan Alquran Kepada Non-Muslim Ala Ingrid Mattson

0
Ingrid Mattson adalah seorang aktivis, professor dalam kajian Islam dan seorang muallaf. Ia aktif di berbagai kegiatan sosial kegamaan seperti pernah menjadi Presidan Masyrakat...