Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 13-14 bagian pertama ini berbicara mengenai perintah untuk selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah kepada manusia. salah satunya dengan meminta perlindungan kepada Allah.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 12
Ayat 13-14
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa apabila manusia berada di atas punggung binatang, perahu, kapal, kereta api, pesawat terbang dan lain-lain hendaklah mengingat nikmat yang telah dikaruniakan Allah kepada mereka, hendaklah mengagungkan Allah dan menyucikan-Nya dari sifat-sifat yang tidak layak yang dituduhkan orang-orang musyrik kepada-Nya, dan hendaklah mereka membaca ayat ini sebagai doa:
سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ ١٣ وَاِنَّآ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ ١٤
Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami. (az-Zukhruf/43: 13-14)
Andaikata Allah tidak menundukkan alam semesta dengan ilmu yang dianugerahkan-Nya tentu manusia tidak dapat melakukannya, karena yang demikian itu diluar kemampuan mereka.
Bacaan doa itu mengingatkan manusia agar selalu bersiap-siap menghadapi hari pembalasan saat seluruh manusia akan menghadapi dan mengalaminya dan jangan lalai mengingat Allah, baik pada waktu bepergian atau tidak, di waktu berlayar atau tinggal di kampung halaman.
Sehubungan dengan tafsir di atas, diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abµ Dawud, dan an-Nasa’i bahwa Rasulullah saw, apabila bepergian dan berkendaraan mengucapkan takbir tiga kali dan membaca doa tersebut di atas.
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عََلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيْرِهِ خَارِجاً إِلَى سَفَرٍ كَبَّرَ ثَلاًثاً ثُمَّ قَالَ (سُبْحَانَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّا اِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ). (رواه مسلم وابوداود والنسائي)
Apabila Nabi saw mengendarai kendaraannya untuk melakukan suatu perjalanan, maka beliau bertakbir tiga kali. Kemudian beliau membaca, “Mahasuci (Allah) yang telah menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”(Riwayat Muslim, Abµ Dawud, dan an-Nasa’i)
Baca juga: Hukuman Bagi Pelaku Pemerkosaan dalam Islam
Ayat di atas mengajarkan agar manusia mensyukuri nikmat Allah yang telah diberikan berupa binatang dan memperlakukannya dengan baik. Kesetaraan di antara makhluk, terutama antara binatang dan manusia, sangat ditekankan Tuhan. Salah satu ayat di bawah ini menjelaskan bahwa binatang juga umat Tuhan, sama dengan manusia. Walau mereka mempunyai ciri, kekhususan dan sistem yang berbeda-beda, pada hakikatnya, mereka sama dengan manusia di mata Tuhan. Dan manusia diwajibkan untuk mengingatnya.
وَمَا مِنْ دَاۤبَّةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا طٰۤىِٕرٍ يَّطِيْرُ بِجَنَاحَيْهِ اِلَّآ اُمَمٌ اَمْثَالُكُمْ ۗمَا فَرَّطْنَا فِى الْكِتٰبِ مِنْ شَيْءٍ ثُمَّ اِلٰى رَبِّهِمْ يُحْشَرُوْنَ ٣٨
Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Kitab, kemudian kepada Tuhan mereka dikumpulkan.” (al-An’am/6: 38)
Beberapa ayat Al-Qur’an menyinggung mengenai binatang, antara lain tentang bagaimana manusia harus bersikap terhadap binatang, kegunaan binatang untuk manusia, perilaku binatang yang harus ditiru manusia, dan banyak lagi lainnya.
Dalam hubungan kesetaraan antar mahluk ini, ada tulisan seorang arif, Muhammad Fazlur Rahman Ansari, berbunyi demikian, “Segala yang di muka bumi ini diciptakan untuk kita, maka sudah menjadi kewajiban alamiah kita untuk: menjaga segala sesuatu dari kerusakan; memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai ciptaan Tuhan; melestarikannya sebisa mungkin, yang dengan demikian, mensyukuri nikmat Tuhan dalam bentuk perbuatan nyata.”
Baca setelahnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 13-14 (Part 2)
(Tafsir Kemenag)