BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Fussilat Ayat 29-30

Tafsir Surah Fussilat Ayat 29-30

Tafsir Surah Fussilat Ayat 29-30 berbiacara mengenai dua hal. Pertama mengenai ketidak terimaan orang-orang kafir karena telah terpengaruh oleh setan yang menjerumuskannya keneraka. Kedua berbicara mengenai orang-orang yang beruntung karena taat terhadap perintah agama.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Fussilat Ayat 26-28


Ayat 29

Pada ayat ini diterangkan bahwa tatkala orang-orang kafir itu merasakan azab neraka, mereka minta kepada Allah agar setan-setan yang menyesatkan mereka dihadapkan kepada mereka.

Permintaan itu diajukan agar mereka dapat melampiaskan dendam mereka. Mereka berkata, “Wahai Tuhan kami, hadapkanlah kepada kami setan-setan yang menyesatkan kami itu, agar kami dapat melampiaskan sakit hati kami kepada mereka dengan menginjak-injak tubuh mereka.”

Pada ayat-ayat yang lain diterangkan bahwa setan-setan itu ada yang jenis jin dan ada yang dari jenis manusia, seperti firman Allah:

وَكَذٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيٰطِيْنَ الْاِنْسِ وَالْجِنِّ

Dan demikianlah untuk setiap nabi Kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin… (al-An’am/6: 112)

Dan firman Allah:

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ  ٥  مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ   ٦

Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. (an-Nas/114: 5-6);


Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Tafsir Juz ‘Amma Karya Kh. Masruhan Ihsan


Ayat 30

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengatakan dan mengakui bahwa Tuhan Yang Menciptakan, Memelihara, dan Menjaga kelangsungan hidup, Memberi rezeki, dan yang berhak disembah, hanyalah Tuhan Yang Maha Esa, kemudian mereka tetap teguh dalam pendiriannya itu, maka para malaikat akan turun untuk mendampingi mereka pada saat-saat diperlukan.

Di antaranya pada saat mereka meninggal dunia, di dalam kubur, dan dihisab di akhirat nanti, sehingga segala kesulitan yang mereka hadapi terasa menjadi ringan.

Dalam hadis Nabi saw diterangkan bahwa teguh dalam pendirian itu merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seorang mukmin:

عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عَبْدِ اللهِ الثَّقَفِيّ: إِنَّ رَجُلاً قَالَ: يَارَسُوْلَ اللهِ مُرْنِيْ بِأَمْرٍ فِى اْلإِسْلاَمِ لاَ اَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ قَالَ: قُلْ اٰمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ. قُلْتُ: فَمَا أَتَّقِيْ؟ فَأَوَي إِلَى لِسَانِهِ. (رواه مسلم)

Sufyan bin ‘Abdullah as-Saqafi meriwayatkan bahwa seseorang berkata, “Ya Rasulullah, perintahkan kepadaku tentang Islam suatu perintah yang aku tidak menanyakan lagi kepada orang selain engkau.” Rasulullah menjawab, “Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, kemudian teguhkanlah pendirianmu.” Aku berkata, “Apa yang harus aku jaga?” Maka Rasulullah mengisyaratkan kepada lidahnya sendiri. (Riwayat Muslim)

Menurut Abu Bakar, yang dimaksud dengan perkataan “istiqamah” ialah tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.

Kepada orang yang beriman dan berpendirian teguh dengan tidak mempersekutukan-Nya, Allah menurunkan malaikat yang menyampaikan kabar menggembirakan, memberikan segala yang bermanfaat, menolak kemudaratan, dan menghilangkan duka cita yang mungkin ada padanya dalam seluruh urusan duniawi maupun urusan ukhrawi.

Dengan demikian, dadanya menjadi lapang dan tenteram, tidak ada kekhawatiran pada diri mereka. Sedangkan kepada orang-orang kafir, datang setan yang selalu menggoda mereka, sehingga menjadikan perbuatan buruk indah menurut pandangan mereka.

Waki’ dan Ibnu Zaid berpendapat bahwa para malaikat memberikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman pada tiga keadaan yaitu, ketika mati, di dalam kubur, dan di waktu kebangkitan.

Kepada orang-orang yang beriman itu para malaikat mengatakan agar mereka tidak usah khawatir menghadapi hari kebangkitan dan hari perhitungan nanti. Mereka juga tidak usah bersedih hati terhadap urusan dunia yang luput dari mereka seperti yang berhubungan dengan keluarga, anak, harta, dan sebagainya.

Menurut ‘Ata’, yang dimaksud dengan “alla takhafµ wa la tahzanµ” ialah: janganlah kamu khawatir bahwa Allah tidak memberi pahala amalmu, sesungguhnya kamu itu diterima Allah, dan janganlah kamu bersedih hati atas perbuatan dosa yang telah kamu perbuat, maka sesungguhnya Allah mengampuninya.

Ayat ini selanjutnya menjelaskan bahwa para malaikat mengatakan kepada orang-orang beriman agar bergembira dengan surga yang telah dijanjikan para rasul. Mereka pasti masuk surga, dan kekal di dalamnya.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Fussilat Ayat 31-33


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Q.S An-Nisa’ Ayat 83: Fenomena Post-truth di Zaman Nabi Saw

0
Post-truth atau yang biasa diartikan “pasca kebenaran” adalah suatu fenomena di mana suatu informasi yang beredar tidak lagi berlandaskan asas-asas validitas dan kemurnian fakta...