BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Ibrahim Ayat 1-4

Tafsir Surah Ibrahim Ayat 1-4

Surah ar-Ra’d diakhiri dengan penegasan bahwa Allah dan orang-orang yang diberi Al-Kitab akan menjadi saksi atas kebenaran risalah Nabi Muhammad. Sebagai sambungannya, Tafsir Surah Ibrahim Ayat 1-4 ini diawali dengan penjelasan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad untuk mengajak manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya dengan izin Allah.

Namun tidak semua manusia patuh dengan seruan itu, ada yang beriman adapula yang ingkar, dan keduanya tentu akan mendapatkan balasan sesuai porsinya masing-masing.

Allah juga menegaskan bahwa Dia tidaklah mengutus seorang Rasul dengan bahasa yang berbeda dari bahasa suatu kaum sehingga mereka susah untuk memahami, justru Rasul yang diutus sangat fasih dengan bahasa ibu kaumnya, dan yang demikian masih banyak golongan yang ingkar daripada yang menataatinya.

Ayat 1

Surah ini dimulai dengan “Alif Lam Ra”. (Lihat tafsirnya pada jilid pertama pada judul “mafatihus suwar”.)

Dalam firman Allah swt sesudah Alif Lam Ra menjelaskan maksud dan tujuan diturunkannya Al-Qur’an  kepada Nabi Muhammad. Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah agar petunjuk dan peraturan-peraturan yang dibawa Al-Qur’an itu dapat menjadi tuntunan dan bimbingan kepada umatnya.

Dengan petunjuk itu mereka dapat dikeluarkan dari kegelapan ke cahaya yang terang-benderang, atau dari kesesatan dan kejahilan ke jalan yang benar dan mempunyai ilmu pengetahuan serta peradaban yang tinggi, sehingga mereka memperoleh rida dan kasih sayang Allah swt di dunia dan di akhirat.

Penegasan tentang fungsi Al-Qur’an ini sangat penting sekali, apalagi jika dihubungkan dengan ayat-ayat yang lalu, di mana Allah swt telah menyebut-kan adanya orang-orang yang mengingkari Al-Qur’an, baik sebagian, maupun keseluruhannya.

Selanjutnya dalam ayat ini diterangkan bahwa Rasulullah hanya dapat menjalankan tugas tersebut di atas dengan izin dan bantuan dari Allah swt, dengan cara memberi kemudahan dan menguatkan tekad beliau dalam menghadapi segala rintangan.

Al-Qur’an merupakan jalan yang dibentangkan Allah Yang Mahakuasa dan Maha Terpuji bagi Nabi Muhammad dan umatnya.

Ayat 2

Allah swt kembali mengingatkan kekuasaan-Nya dalam ayat ini dengan menegaskan bahwa Dialah yang memiliki dan menguasai semua yang ada di langit dan di bumi.

 Oleh karena Allah swt adalah Pemilik dan Penguasa atas segala makhluk-Nya di alam ini, maka Al-Qur’an yang diturunkan-Nya adalah petunjuk ke jalan yang terbaik yang menjamin kebahagiaan hakiki.


Baca Juga : Surah Al-Anam Ayat 153, Menyusuri Jalan Menuju Kebahagiaan


Ayat 3

Dalam ayat ini, Allah swt menjelaskan bahwa orang-orang yang lebih menyukai kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi, menghalangi orang lain dari jalan Allah, dan menginginkan agar orang-orang menjauhi jalan lurus yang diberikan Allah kepada manusia, mereka itu sesat sejauh-jauhnya.

Berbagai urusan duniawi tidak boleh melalaikan kita dari mempersiapkan diri bagi kehidupan ukhrawi. Akan tetapi, kehidupan duniawi itu juga tidak boleh diabaikan sama sekali, sebagaimana firman Allah:

وَابْتَغِ فِيْمَآ اٰتٰىكَ اللّٰهُ الدَّارَ الْاٰخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia (al-Qashash/28: 77)

Orang-orang kafir tidak hanya mengingkari Al-Qur’an, tetapi juga menghalang-halangi orang lain untuk mengikuti jalan yang benar itu, yaitu menghalangi manusia mengenal ajaran Islam dan menjadikannya pedoman hidup. Dengan demikian, mereka adalah orang-orang yang sesat dan berusaha menyesatkan orang lain, sehingga kejahatan mereka berlipat ganda.

Mereka juga berusaha dengan berbagai tipu daya agar jalan lurus yang ditunjukkan Allah itu menjadi bengkok. Mereka menukar ayat-ayat Allah dengan apa yang sesuai dengan kehendak hawa nafsu dan maksud jahat mereka.

Dengan demikian, maka kesalahan yang mereka lakukan menjadi berlipat ganda lagi. Sewajarnyalah mereka itu ditimpa kemurkaan Allah karena mereka itu telah sesat dan kafir.

Ayat 4

Pada ayat yang terdahulu telah disebutkan bahwa diturunkannya Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw merupakan rahmat bagi manusia.

Kemudian dalam ayat ini, Allah menjelaskan pula rahmat-Nya yang lain, yaitu diutus-Nya para rasul kepada suatu kaum menggunakan bahasa yang dipakai oleh kaum tersebut.

Ini memudahkan komunikasi antara para rasul tersebut dengan umat mereka untuk memberikan penjelasan dan bimbingan kepada umat-umat tersebut.

 Akan tetapi, walaupun kitab suci telah diturunkan dalam bahasa mereka masing-masing, dan para rasul telah berbicara dengan mereka dalam bahasa yang sama, namun masih saja ada di antara mereka yang enggan mendengar, memahami, dan mengikutinya.

Oleh karena itu, Allah membiarkan mereka ini sesat dan Allah memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya. Allah Mahakuasa dan Maha Bijaksana.

.(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Ibrahim Ayat 5-9


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penafsiran Esoterik Peristiwa Eksodus Nabi Musa as. dalam Tafsir al-Alusi

0
Peristiwa eksodus adalah peristiwa meninggalkan tempat asal; kampung halaman, kota, atau negara. Dalam kisah Nabi Musa, ayat yang menjelaskan tentang peristiwa ini salah satunya...