Tafsir Surah Maryam ayat 83-87 ini menceritakan bahwa Allah melarang Nabi Muhammad bersedih dan marah kepada orang kafir kelak di akhirat orang kafir tersebut akan digiring ke neraka. Selain itu Tafsir Surah Maryam ayat 83-87 juga menjelaskan bahwa kelak di akhirat Syafaat akan dimiliki oleh para nabi, ulama dan para syuhada sesuai dengan amal dan bakti mereka masing-masing.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Maryam Ayat 78-82
Ayat 83
Pada ayat ini Allah memperingatkan Nabi Muhammad bahwa Dia telah melepaskan setan dan memberi kesempatan kepadanya untuk menipu, membujuk serta memperdayakan manusia yang terkena bujuk rayu setan itu termasuk orang-orang kafir Mekah sehingga Mereka akan tetap dalam kesesatan dan tidak akan kembali ke jalan yang benar bagaimanapun Muhammad mengajak dan menyeru mereka.
Hal ini dijelaskan Allah sebagai penawar hati Nabi Muhammad yang berduka karena dia telah bersungguh-sungguh dan dengan sepenuh hati memberikan petunjuk dan peringatan kepada mereka, tetapi mereka tetap juga ingkar dan tidak mau beriman.
Ayat 84
Pada Tafsir Surah Maryam ayat 83-87 ayat ini Allah melarang Nabi Muhammad merasa sedih dan marah kepada orang kafir dan meminta supaya azab kepada mereka disegerakan karena saat untuk menimpakan azab itu sudah dekat, hanya tinggal menghitung-hitung harinya saja.
Di dunia mereka akan menerima balasan dengan kekalahan mereka dalam Perang Badar dan di akhirat walaupun dalam pikiran kita masih jauh tetapi bagi Allah hari itu adalah dekat. Karena satu hari di akhirat dalam perhitungan Allah bukanlah 24 jam seperti perhitungan kita, mungkin seribu tahun atau mungkin lebih, sebagai tersebut dalam firman-Nya:
وَيَسْتَعْجِلُوْنَكَ بِالْعَذَابِ وَلَنْ يُّخْلِفَ اللّٰهُ وَعْدَهٗۗ وَاِنَّ يَوْمًا عِنْدَ رَبِّكَ كَاَلْفِ سَنَةٍ مِّمَّا تَعُدُّوْنَ
Dan mereka meminta kepadamu (Muhammad) agar azab itu disegerakan, padahal Allah tidak akan menyalahi janji-Nya. Dan sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.(al-Hajj/22: 47)
Ayat 85
Pada hari itu Allah mengumpulkan orang-orang yang bertakwa untuk menghadap kehadirat-Nya sebagai rombongan yang dimuliakan karena iman dan amal mereka di dunia. Mereka dibawa dengan kendaraan yang bagus dan indah sebagai tamu yang dihormati.
Ali bin Abi Tālib mengatakan bahwa rombongan itu bukanlah rombongan biasa yang berjalan kaki atau digiring tetapi dibawa dengan kendaraan yang belum pernah dilihat keindahannya oleh manusia, di atasnya ada tempat duduk dari emas dan tali lesnya bertahtakan permata zamrud sehingga sampailah mereka di muka pintu surga.
Ayat 86
Sebaliknya orang durhaka yang tetap ingkar dan kafir digiring ke neraka. Dalam perjalanan ke neraka itu mereka menderita berbagai macam penderitaan yang tidak terperikan seperti haus dan lapar karena panasnya udara padang mahsyar. Mereka digiring seperti hewan-hewan yang hina dina yang tidak berdaya bukan ke tempat yang teduh atau ke mata air yang jernih untuk melepaskan haus dan dahaga tetapi ke neraka yang amat panas.
Ayat 87
Orang kafir tidak akan memperoleh syafaat dari siapa pun untuk menolong mereka atau meringankan penderitaan yang mereka alami. Karena yang berhak menerima syafaat pada hari itu hanyalah orang-orang yang telah dijanjikan Allah akan mendapat syafaat yaitu orang-orang mukmin yang di masa hidupnya di dunia telah mempersiapkan diri untuk mendapat syafaat dengan amal ibadahnya dan perjuangannya menegakkan kalimah Allah.
Syafaat pada hari itu hanya dimiliki oleh para nabi, ulama dan para syuhada sesuai dengan amal dan bakti mereka masing-masing. Di antara amal ibadat yang menjadikan seseorang berhak memperoleh syafaat itu ialah memelihara salat lima waktu dengan sebaik-baiknya.
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ جَاءَ بِالصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ قَدْ حَافَظَ عَلَى وُضُوْئِهَا وَمَوَاقِيتِهَا وَرُكُوْعِهَا وَسُجُوْدِهَا لمَ يَنْتَقِصْ مِنْهَا شَيْئًا جَاءَ وَلَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ اَنْ لاَيُعَذِّبَهُ، وَمَنْ جَاءَ قَدْ اِنْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ اِنْ شَاءَ رَحِمَهُ وَاِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ. (رواه اَلطَّبَرَانِى فِى اْلاَوْسَطِ عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ)
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang datang pada hari kiamat membawa salatnya yang lima waktu dengan sempurna yaitu disempurnakan wudunya dipeliharanya waktunya, ruku` dan sujudnya, tidak pernah ditinggalkannya barang sekalipun maka Allah berjanji tidak akan menyiksanya. Tetapi orang yang pernah meninggalkan salatnya, tidak akan memperoleh janji Allah itu. Terserahlah kepada Tuhan apakah Dia akan memberinya rahmat atau menimpakan azab kepadanya.”(Diriwayatkan oleh ath-Tabrāni dalam kitab “al-Ausath” dari Abu Hurairah)
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya: Tafsir Surah Maryam ayat 88-94