Tafsir Surah Qaf ayat 16-18

Tafsir Surah Qaf

Tafsir Surah Qaf ayat 16-18 menjelaskan tentang Allah yang Maha Mengetahui apa yang ada di dalam diri ciptaan-Nya karena kedekatan Allah dengan ciptaan-Nya diibaratkan sedekat nadi. Kelak pada hari kiamat Allah akan menghidupkan kembali manusia.

Kemudian ditegaskan pula dalam Tafsir Surah Qaf ayat 16-18 bahwasanya Allah tidak menciptakan manusia untuk diazab, akan tetapi untuk dididik dan dibersihkan. Allah juga menciptakan dua malaikat yang berada di sisi manusia, bertugas untuk mencatat amal baik dan buruk.


 Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Qaf Ayat 12-15


Ayat 16

Allah menjelaskan bahwa Dia telah menciptakan manusia dan berkuasa penuh untuk menghidupkannya kembali pada hari Kiamat dan Ia tahu pula apa yang dibisikkan oleh hatinya, baik kebaikan maupun kejahatan. Bisikan hati ini (dalam bahasa Arab) dinamakan hadisun nafsi. Bisikan hati tidak dimintai pertanggungjawaban kecuali jika dikatakan atau dilakukan.

Allah swt lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri. Ibnu Mardawaih telah meriwayatkan sebuah hadis dari Abu Sa’id bahwa Nabi saw bersabda:

نَزَلَ الله ُمِنِ ابْنِ اٰدَمَ أَرْبَعَ مَنَازِلَ هُوَاَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الوَرِيْدِ هُوَ يَحُوْلُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَهُوَ اٰخِدٌ بِنَاصِيَةِ كُلِّ دَابَّةٍ وَهُوَ مَعَهُمْ أَيْنَمَا كَانُوْا. (رواه ابن مردويه)

Allah dekat kepada manusia (putra Adam) dalam empat keadaan; Ia lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya. Ia seolah-olah dinding antara manusia dengan hatinya. Ia memegang setiap binatang pada ubun-ubunnya, dan Ia bersama dengan manusia di mana saja mereka berada. (Riwayat Ibnu Mardawaih)

Ayat 17

Allah menerangkan bahwa walaupun Ia mengetahui setiap perbuatan hamba-hamba-Nya, namun Ia memerintahkan dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hamba-Nya, padahal Ia sendiri lebih dekat dari pada urat leher manusia itu sendiri. Malaikat itu ada di sebelah kanan mencatat kebaikan dan yang satu lagi di sebelah kirinya mencatat kejahatan.


Baca Juga: Apakah Iblis Termasuk Golongan Malaikat atau Bukan? Ini Kata Ulama


Ayat 18

Dalam Tafsir Surah Qaf ayat 16-18, khususnya pada ayat ini diterangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat itu ialah bahwa tiada satu kata pun yang diucapkan seseorang kecuali di sampingnya malaikat yang mengawasi dan mencatat perbuatannya.

Al-Hasan al-Basri dalam menafsirkan ayat ini berkata, “Wahai anak-anak Adam, telah disiapkan untuk kamu sebuah daftar dan telah ditugasi malaikat untuk mencatat segala amalanmu, yang satu di sebelah kanan dan yang satu lagi di sebelah kiri. Adapun yang berada di sebelah kananmu ialah yang mencatat kebaikan dan yang satu lagi di kirimu mencatat kejahatan. Oleh karena itu, terserah kepadamu, apakah kamu mau memperkecil atau memperbesar amal atau perbuatan jahatmu, kamu diberi kebebasan dan bertanggung jawab terhadapnya, dan nanti setelah mati, daftar itu ditutup dan digantungkan pada lehermu, masuk bersama-sama engkau ke dalam kubur sampai kamu dibangkitkan pada hari Kiamat, dan ketika itulah Allah akan berfirman:

وَكُلَّ اِنْسَانٍ اَلْزَمْنٰهُ طٰۤىِٕرَهٗ فِيْ عُنُقِهٖۗ وَنُخْرِجُ لَهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ كِتٰبًا يَّلْقٰىهُ مَنْشُوْرًا  ١٣  اِقْرَأْ كِتَابَكَۗ  كَفٰى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًاۗ  ١٤ 

Dan setiap manusia telah Kami kalungkan (catatan) amal perbuatannya di lehernya. Dan pada hari Kiamat Kami keluarkan baginya sebuah kitab dalam keadaan terbuka. “Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (al-Isra’/17: 13-14)

Kemudian al-Hasan al-Basri berkata, “Demi Allah, adil benar Tuhan yang menjadikan dirimu sebagai penghisab atas dirimu sendiri.” Abu Usamah meriwayatkan bahwa Nabi saw bersabda, “Malaikat yang mencatat kebajikan memimpin malaikat yang mencatat kejahatan. Jika manusia berbuat kebajikan, malaikat di sebelah kanan itu mencatat sepuluh kebajikan, tetapi jika manusia berbuat suatu kejahatan, ia berkata kepada yang di sebelah kiri, ‘Tunggu dulu tujuh jam, barangkali ia membaca tasbih memohon ampunan.”

Hadis itu mengandung hikmah karena adanya malaikat di kanan dan kiri manusia mencatat perbuatannya. Allah tidak menciptakan manusia untuk diazab, akan tetapi untuk dididik dan dibersihkan. Setiap penderitaan itu bertujuan untuk meningkatkan daya tahan dan melatih kesabaran. Setiap benda biasanya lebih banyak mengandung kemanfaatan daripada kemudaratan, dan Allah menciptakan manusia dengan tujuan-tujuan yang mulia bagi manusia sendiri. Kebaikan itu yang pokok, sedangkan kejahatan itu datang kemudian. Benda (materi) pokoknya mengandung kemanfaatan sedangkan mudaratnya datang kemudian. Unsur yang empat pun demikian: api, angin, air dan tanah pokoknya untuk kemanfaatan manusia. Kebakaran, angin topan, banjir, dan gempa bumi datangnya kemudian.

Perbuatan yang baik adalah yang pokok bagi manusia, dan kejahatan datang kemudian. Manusia diberi kebebasan dan pertanggungjawaban sepenuhnya dan oleh karena itu, siapa yang berbuat kejahatan janganlah ia mencela kecuali kepada dirinya sendiri.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya: Tafsir Surah Qaf ayat 19-28