Tafsir Surah Saba’ Ayat 9-10

Tafsir Surah Saba'
Tafsir Surah Saba'

Tafsir Surah Saba’ Ayat 9-10 berbicara tentang peringatan Allah kepada mereka yang ingkar tentang hari kiamat, bahwa kelak mereka akan menyaksikannya sendiri bencana alam yang terjadi. Beberapa contohnya sudah pernah dialami oleh umat-umat terdahulu, dan bagi mereka yang hatinya bersih, tentu sudah menyadarinya, dan mengimani sedari awal akan adanya hari kiamat tersebut.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Saba’ Ayat 4-8


Tafsir Surah Saba’ Ayat 9-10 juga berkisah tentang keelokan suara Nabi Daud AS.  Nyanyian Nabi Daud menggambarkan sifat-sifat Allah, keagungan dan kemuliaan-Nya dirangkai oleh Nabi Daud menjadi bait-bait lagu yang indah. Ketika, ia bertasbih dengan bait-bait itu, seluruh alam sekitarnya juga akan bertasbih bersamanya. Itulah mukjizat Nabi Daud, selain mampu melunakkan besi yang keras seperti lelehan lilin yang terkena api.

Ayat 9

Pada ayat ini, Allah memberikan peringatan kepada orang-orang yang tidak percaya akan terjadinya hari Kiamat dan menyuruh mereka memperhatikan kejadian-kejadian alam yang mereka saksikan sendiri.

Betapa banyaknya bencana alam yang terjadi di beberapa negeri seperti gempa dahsyat yang menghancurkan bangunan, menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang tak ternilai, banjir besar yang menghanyutkan rumah, manusia, binatang, dan tanaman.

Menurut kajian ilmiah, karena langit berbentuk bola, maka di mana pun manusia menginjak bumi maka langit akan selalu berada di depan dan di belakangnya, serta di atas dan di bawahnya. Penggalan ayat ini juga menunjukkan bahwa bentuk bumi adalah bulat.

Gumpalan dari langit dapat ditafsirkan sebagai pecahan benda langit (planet, bintang, komet, dan lain-lain) setelah mengalami benturan satu sama lain. Pecahan-pecahan ini dikenal dengan nama asteroid, meteorit, dan lain sebagainya. Setiap hari permukaan bumi dihujani oleh bom-bom batuan pecahan, yang bisa mengakibatkan kerusakan bumi dan penghuninya.

Karena Allah Maha Pengasih dan Penyayang, Ia melindungi bumi dengan pelindung berupa lapisan udara yang disebut atmosfer. Lapisan udara itu bagaikan rem yang meredam gerakan bom-bom ini dengan gesekan yang terjadi pada saat bersinggungan dengan asteroid atau meteorit.

Bahkan bisa langsung memusnahkannya karena asteroid atau meteorit hancur atau terbakar habis akibat panas yang ditimbulkan oleh gesekan dengan atmosfer bumi.

Perisai pelindung lain adalah lapisan ozon, medan magnit bumi yang mengerem pecahan-pecahan yang bermuatan. Jika lapisan ozon ini terkoyak karena pencemaran udara, pecahan benda langit itu akan jatuh menghunjam ke bumi, dan bisa saja menimpa manusia atau membenamkannya ke permukaan bumi.

Sejarah mencatat bagaimana Allah menghancurkan beberapa umat terdahulu, dan sisa peninggalan mereka masih dapat dilihat sampai sekarang. Apakah semua ini tidak menginsafkan mereka bahwa bila Allah menghendaki, Ia dapat membenamkan negeri mereka ke dalam tanah, dan dapat pula mengirimkan benda langit seperti meteor atau planet, untuk membentur bumi, dan dengan demikian terjadilah malapetaka yang tidak dapat dibayangkan bagaimana dahsyatnya.

Tidakkah mereka mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian alam itu atau dari kejadian yang tertulis dalam sejarah dan sisa-sisa peninggalan yang masih dapat mereka saksikan sendiri?

Bagi orang yang hatinya disinari cahaya iman, berbagai kejadian itu menambah keimanan mereka dan menjadikan mereka meyakini bahwa Allah Mahakuasa, dan bahwa mereka pada hakikatnya akan kembali kepada Allah Pemilik dan Penguasa langit dan bumi Yang Mahabijaksana dan Mahaadil.


Baca Juga : Tafsir Ali Imran Ayat 137: Anjuran Tapak Tilas Kisah Umat-Umat Terdahulu


Ayat 10

Di antara karunia Allah yang dianugerahkan kepada Nabi Daud ialah suaranya yang sangat merdu. Diriwayatkan bahwa Nabi Daud adalah seorang komponis atau pencipta nyanyian yang bersifat keagamaan.

Ketika Daud bertasbih memuja dengan suaranya yang merdu, apalagi lagu-lagu itu menggambarkan pula kebesaran, kemuliaan, dan keagungan Tuhan, maka alam sekitarnya bergema seakan-akan turut bertasbih mengikuti irama suaranya.

Kita tidak mengetahui bagaimana alam sekitarnya bertasbih dan bernyanyi bersama Daud sebagaimana diperintahkan Allah kepadanya. Hal itu memang tidak dapat diketahui oleh manusia sebagai tersebut dalam firman-Nya

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا

Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun. (al-Isra’/17: 44)

Mengenai keindahan dan kemerduan suara Daud diriwayatkan dalam sebuah hadis sahih:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ سَمِعَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قِرَاءَةَ أَبِى مُوْسَى فَقَالَ لَقَدْ اُوْتِيَ هَذَا مَزْمَارًا مِنْ مَزَامِيْرِآلِ دَاوُدَ عَلَيْه السَّلام (رواه النسائي)

Dari ‘Āisyah, dia berkata: Rasulullah saw mendengar bacaan Abu Musa al-Asy’ari, kemudian beliau berkata, “Sesungguhnya orang ini telah dikaruniai Allah suara merdu seperti keluarga Daud.” (Riwayat an-Nasa’i)

Nikmat lain yang dikaruniakan Allah kepada Daud ialah dia dapat menjadikan besi yang keras menjadi lunak seperti lilin sehingga dapat dibentuk menjadi alat-alat, terutama alat peperangan. Dengan mukjizat yang dikaruniakan Allah, Daud melakukannya tanpa dipanaskan dengan api sebagaimana yang bisa dilakukan orang.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Saba’ Ayat 11-13