BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Shad Ayat 77-88

Tafsir Surah Shad Ayat 77-88

Tafsir Surah Shad Ayat 77-88 adalah series terakhir dari tafsir kali ini, yang akan menerangkan tentang hukuman Allah kepada Iblis karena menentang perintah-Nya, yaitu diusir dari surga.

Adapun Tafsir Surah Shad Ayat 77-88 ditutup dengan penegasan Allah tentang kebenaran al-Qur’an, bagi mereka yang mengingkarinya, kelak akan menyesal tiada henti. Sedangkan penyesalan ketika itu, tiada berguna lagi dihadapan Allah Swt.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Shad Ayat 71-76


Ayat 77-78

Karena kedurhakaan Iblis yang enggan menaati perintah Allah, maka Allah mengusir Iblis dari surga, dan menjadikannya sebagai makhluk yang terkutuk. Kutukan itu tetap berlaku sampai hari Kiamat, yaitu hari pembalasan terhadap semua perbuatan manusia.

Firman Allah:

قَالَ فَاهْبِطْ مِنْهَا فَمَا يَكُوْنُ لَكَ اَنْ تَتَكَبَّرَ فِيْهَا فَاخْرُجْ اِنَّكَ مِنَ الصّٰغِرِيْنَ

(Allah) berfirman, “Maka turunlah kamu darinya (surga); karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya. Keluarlah! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.” ( al-A’raf/7: 13);

Ayat 79

Setelah menjadi makhluk yang terkutuk, Iblis memohon kepada Allah, “Wahai Tuhanku, jika Engkau telah menjadikan aku sebagai makhluk-Mu yang terkutuk dan telah terjauh dari rahmat-Mu, maka aku mohon agar umurku dipanjangkan, hingga sampai hari kebangkitan nanti. Janganlah engkau wafatkan aku selama dunia masih ada.”

Ayat 80-81

Allah mengabulkan permohonan Iblis itu dengan membiarkannya hidup sampai waktu yang ditentukan, sebagaimana firman Allah:

قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ   ١٤  قَالَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ   ١٥

(Iblis) menjawab, “Berilah aku penangguhan waktu, sampai hari mereka dibangkitkan.”(Allah) berfirman, “Benar, kamu termasuk yang diberi penangguhan waktu.” ( al-A’raf/7: 14-15)

Ayat 82

Selanjutnya Iblis memohon lagi, “Wahai Tuhanku, demi kekuasaan dan kemuliaan Engkau, berilah aku kesempatan untuk menggoda dan menyesatkan manusia dari jalan Engkau, dengan menjadikan mereka memandang baik perbuatan buruk dan maksiat yang mereka kerjakan.”


Baca Juga: Beberapa Sikap Manusia terhadap Nikmat yang Digambarkan Al-Quran


Ayat 83

Selanjutnya Iblis mengatakan, “Tentu saja hamba-hamba Engkau yang kuat imannya, yang tunduk dan patuh kepada Engkau, tidak dapat aku goda dan sesatkan. Hanya orang-orang kafir seperti aku dan orang-orang yang lemah imannya yang mungkin aku sesatkan.”

Ayat 84-85

Allah mengabulkan permintaan Iblis dan berkata, “Yang hak itu ada pada-Ku. Sungguh, yang hak itulah Aku katakan. Neraka Jahanam itu aku penuhi dengan engkau dan anak cucumu yang datang kemudian dan yang mengikuti engkau dalam kesesatan dari sebagian anak cucu Adam.”

Allah mengancam orang-orang yang menjadikan setan sebagai pemimpin-pemimpin mereka dan mengabaikan perintah Allah yang menghantarkan mereka kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Allah berfirman:

وَّلَاُضِلَّنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ اٰذَانَ الْاَنْعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِ ۚ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِيْنًا

Dan pasti kusesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya). Barang siapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata. (an-Nisa’/4: 119)

Ayat 86

Allah memerintahkan kepada Rasulullah saw agar menyampaikan kepada orang-orang musyrik bahwa ia tidak mengharapkan apalagi meminta upah kepada mereka sebagai imbalan dari tugas menyampaikan agama Allah. Sedikit pun Rasul tidak mengharapkannya.

Hanya Allah yang akan memberi upah padanya. Orang-orang telah mengenal rasul dengan sebaik-baiknya bahwa ia tidak pernah mengada-ada dan membuat yang bukan-bukan.

Dari ayat ini dipahami agar orang-orang yang beriman meniru apa yang telah diperbuat Rasulullah, yaitu selalu menyampaikan agama Allah kepada manusia, walaupun hanya sedikit yang diketahuinya. Imam Muslim meriwayatkan bahwa Ibnu Mas’ud berkata:

أَيُّهَا النَّاسُ مَنْ عَلِمَ مِنْكُمْ عِلْمًا فَلْيَقُلْ بِهِ، وَمَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلْ: اَللهُ تَعَالَى أَعْلَمُ قَالَ اللهُ تَعَالَى لِرَسُوْلِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قُلْ مَا أَسْئُلُكُمْ… الأية

Wahai sekalian manusia, barangsiapa di antara kamu yang memperoleh pengetahuan, maka hendaklah ia mengatakannya. Dan barangsiapa yang tidak mengetahui hendaklah ia menyatakan, “Allah Ta’ala lebih mengetahui,”. Allah Ta’ala berfirman kepada Rasulullah saw, “Qul ma’as ‘alukum . . .” sampai akhir ayat.”

Ayat 87

Allah menegaskan bahwa Al-Qur’an ini berisi petunjuk dan pengajaran bagi jin dan manusia. Semua orang yang sehat akal pikirannya, tentu mengakui kebenarannya. Al-Qur’an merupakan petunjuk ke jalan yang lurus dan pembeda antara yang hak dan yang batil.

Ayat 88

Pada akhir surah ini, Allah menyampaikan kepada orang-orang yang tidak mengindahkan seruan Rasulullah, bahwa kelak mereka setelah mati akan mengetahui apakah tindakan mereka itu salah atau benar.

(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Q.S An-Nisa’ Ayat 83: Fenomena Post-truth di Zaman Nabi Saw

0
Post-truth atau yang biasa diartikan “pasca kebenaran” adalah suatu fenomena di mana suatu informasi yang beredar tidak lagi berlandaskan asas-asas validitas dan kemurnian fakta...