Setelah pada ayat yang lalu berbicara mengenai ancaman bagi orang yang mendustakan Alquran, dalam Tafsir Surat Al An’am Ayat 160-163 berbicara mengenai balasan bagi orang-orang yang beramal salih.
Baca sebelumnya: Tafsir Surat Al An’am Ayat 157-159
Selanjutnya dalam Tafsir Surat Al An’am Ayat 160-163 ini Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk memproklamirkan dirinya sebagai utusan Allah yang membawa kabar baik dan membantah anggapan orang-orang yang menganggap bahwa Nabi Uzair dan Nabi Isa adalah anak Allah.
Tafsir Surat Al An’am Ayat 160-163 ini diakhri dengan perintah Allah swt kepad Nabi Muhammad untuk memasrahkan diri sepenuhnya kepada Allah swt. Baik ibadahnya, pekerjaannya, serta seluruh hidupnya.
Ayat 160
Pada ayat ini diterangkan dengan jelas, bahwa siapa berbuat amal baik, maka Allah akan memberikan pahala balasannya di hari akhirat dengan sepuluh kali lipat amalnya. Barang siapa berbuat kejahatan hanya dibalas setimpal dengan kejahatannya, sebab Allah tidak akan menganiaya sedikitpun atau merugikan mereka.
Yang dimaksud dengan orang yang beramal baik di sini ialah orang-orang mukmin, karena amal baik orang kafir sebelum masuk Islam tidak akan bermanfaat bagi mereka di akhirat, seperti yang diterangkan di dalam firman Allah:
ذٰلِكَ هُدَى اللّٰهِ يَهْدِيْ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖ ۗوَلَوْ اَشْرَكُوْا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
Itulah petunjuk Allah, dengan itu Dia memberi petunjuk kepada siapa saja di antara hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sekiranya mereka mempersekutukan Allah, pasti lenyaplah amalan yang telah mereka kerjakan. (al-An’am/6: 88)
Maksud dari ungkapan “balasan sepuluh kali lipat” di sini belum termasuk apa yang dijanjikan Allah dengan balasan yang jauh lebih banyak dan berlipat ganda kepada orang-orang yang membelanjakan hartanya di jalan Allah sampai 700 kali lipat.
اِنْ تُقْرِضُوا اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا يُّضٰعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْۗ وَاللّٰهُ شَكُوْرٌ حَلِيْمٌ
Jika kamu meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, niscaya Dia melipatgandakan (balasan) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Mensyukuri, Maha Penyantun. (at-Tagabun/64: 17)
Di dalam hadis Nabi Muhammad, banyak dijumpai tentang balasan amal baik dan amal jahat bahkan diterangkan pahala bagi orang yang belum mengerjakan suatu perbuatan baik tapi hanya sekadar niat atau ketetapan hati untuk meluluhkannya. Hal ini tersebut dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah yang menceritakan sebagai berikut:
قَالَ رَسُوْلُ الله ُصَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ اِذَا هَمَّ عَبْدِي بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبْتُهَا لَهُ حَسَنَةً فَاِنْ عَمِلَهَا كَتَبْتُهَا عَشْرَ حَسَنَاتٍ ِالَى سَبْعَمِائَةَ ضَعْفِ وَاِذَا هَمَّ بِسَيِّئَةٍ وَلَمْ يَعْمَلْهَا لَمْ أَكْتُبْهَا عَلَيْهِ فَاِنْ عَمِلَهَا كَتَبْتُهَا سَيِّئَةً وَاحِدَةً
(رواه البخارى ومسلم)
Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah berfirman, apabila hamba-Ku hendak mengerjakan kebaikan dan tidak dikerjakannya, maka tulislah baginya satu pahala kebajikan. Dan apabila dikerjakannya, maka tulislah sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan. Dan apabila hamba-Ku hendak mengerjakan suatu pekerjaan jahat, janganlah dituliskan (jangan dicatat) sebagai suatu kesalahan sebelum dikerjakannya. Dan apabila dikerjakannya, catatlah baginya satu kesalahan (kejahatan).” (Riwayat al-Bukhāri dan Muslim)
Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Allah berfirman kepada malaikat-Nya, apabila hamba-Ku hendak mengerjakan suatu pekerjaan jahat, janganlah dituliskan (jangan dicatat) sebagai suatu kesalahan sebelum dikerjakannya.
Dan apabila dikerjakannya, catatlah baginya satu kesalahan (kejahatan). Dan jika ditinggalkannya (tidak jadi diperbuatnya) karena Aku (karena Allah), maka tulislah baginya satu kebajikan. Dan apabila ia hendak mengerjakan kebaikan dan tidak dikerjakannya, maka tulislah baginya satu pahala kebajikan. Dan apabila dikerjakannya, maka tulislah sampai tujuh ratus kali lipat pahala kebaikan baginya.”
Baca juga: Mengenal Penamaan Surat dalam Al-Quran, Begini Penjelasannya
Ayat 161
Pada ayat ini Rasulullah saw mendapat perintah agar mengatakan kepada kaumnya dan semua umat manusia, sesungguhnya aku telah diberi petunjuk oleh Tuhan dengan wahyu-Nya kepada jalan yang benar untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Itulah agama Ibrahim bukan agama-agama lain yang mengandung syirik yang selalu dihubungkan orang kepadanya secara tidak benar karena Ibrahim bukanlah termasuk orang yang musyrik.
Ayat ini sekaligus membantah kepercayaan orang-orang Arab Mekah, bahwa malaikat itu adalah puteri-puteri Allah, dan membantah orang-orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair anak Allah dan orang-orang Nasrani yang mengatakan bahwa Isa anak Allah. Masing-masing mengatakan bahwa agama yang mereka anut adalah agama Ibrahim, padahal mereka telah menyimpang dari agama Ibrahim.
Ayat 162-163
Dalam ayat ini Nabi Muhammad, diperintahkan agar mengatakan bahwa sesungguhnya salatnya, ibadahnya, serta semua pekerjaan yang dilakukannya, hidup dan matinya adalah semata-mata untuk Allah Tuhan semesta alam yang tiada sekutu bagi-Nya. Itulah yang diperintahkan kepadanya. Rasul adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri kepada Allah dalam mengikuti dan mematuhi semua perintah dan larangan-Nya.
Dua ayat ini mengandung ajaran Allah kepada Muhammad, yang harus disampaikan kepada umatnya, bagaimana seharusnya hidup dan kehidupan seorang muslim di dalam dunia ini. Semua pekerjaan salat dan ibadah lainnya harus dilaksanakan dengan tekun sepenuh hati karena Allah, ikhlas tanpa pamrih.
Seorang muslim harus yakin kepada kodrat dan iradat Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah-lah yang menentukan hidup mati seseorang. Oleh karena itu seorang muslim tidak perlu takut mati dalam berjihad di jalan Allah dan tidak perlu takut hilang kedudukan dalam menyampaikan dakwah Islam, amar maruf nahi munkar. Ayat ini selalu dibaca dalam salat sesudah takbiratul ihram sebagai doa iftitah kecuali kata: اوّل المسلمين diganti dengan من المسلمين .
Baca setelahnya: Tafsir Surat Al An’am Ayat 164-165
(Tafsir Kemenag)