Tafsir Surat Al-A’raf Ayat 11

Tafsir Surat Al A'raf ayat 101-102
Tafsir Surat Al A'raf ayat 101-102

Sekilas dalam Tafsir surat Al-A’raf ayat 11 membahas proses penciptaan manusia pertama di muka bumi yakni Nabi Adam AS, yang hal tersebut juga akan berlaku terhadap penciptaan manusia setelahnya.

Secara spesifik tafsir surat al-A’raf ayat 11 membagi proses penciptaan secara rinci menjadi empat tahapan yang akan dijelaskan pada kalimat di bawah ini.


Baca juga: Tafsir Surat Al-A’raf ayat 10


Ayat 11

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah telah menciptakan Adam a.s. yang akan disusul oleh keturunannya. Tentang penciptaan manusia,  Al-Qur′an telah menceritakan secara rinci, baik penciptaan manusia pertama, yaitu Adam, maupun penciptaan keturunannya. Tentang penciptaan Adam, Al-Qur′an telah menginformasikan bahwa Nabi Adam diciptakan melalui empat tahapan sebelum tahapan penghembusan roh. Keempat tahapan tersebut ialah: a. Fase Turab, b. Fase Tin, c. Fase Hama′ Masnun, dan d. Fase Salsal.

Berikut penjelasannya.

Fase Pertama: Fase Tanah yang belum bercampur air (turab)

Ada beberapa ayat yang menjelaskan tentang fase ini sebagaimana yang terdapat pada Surah al-Kahf/18: 37, al-Hajj/22: 5, ar-Rum/30: 20, Fathir/35: 11, Gafir/40: 67, dan ‘Ali ‘Imran/3: 59. Dua dari enam tempat tersebut berada pada surah Madaniyah, yaitu ‘Ali ‘Imran/3 dan al-Hajj/22, selebihnya adalah pada surah-surah Makiyah.;Salah satu di antara ayat-ayat tersebut adalah:

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ

Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, ”Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu. (Ali ‘Imran/3: 59).

Dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Abu Daud dan at-Tirmidzi disebutkan bahwa tanah yang menjadi bahan pokok untuk menciptakan Adam adalah diambil dari berbagai macam dan warna tanah yang terdapat pada seluruh lapisan tanah.

Dalam hadis tersebut disebutkan:

ان الله تعالى خلق آدم من قبضة قبضها من جميع الأرض فجاء بنو آدم على قدر الأرض منهم الأحمر والأبيض والأسود

Allah menciptakan Adam dari satu genggaman (tanah) yang diambil dari seluruh penjuru bumi. Oleh karena itu, keturunan Adam sesuai dengan (warna) bumi. Di antara mereka ada yang berwarna merah, putih dan hitam (al-Khazin II: 118). Watak manusia juga berbeda, ada yang lemah lembut dan adapula yang keras.

Bermacam warna kulit manusia ditegaskan pada Surah ar-Rum/30: 22 yang berbunyi:

وَمِنْ اٰيٰتِهٖ خَلْقُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافُ اَلْسِنَتِكُمْ وَاَلْوَانِكُمْۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّلْعٰلِمِيْنَ

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah penciptaan langit dan bumi, perbedaan bahasamu dan warna kulitmu. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (ar-Rum/30: 22)


Baca Juga: Benarkah Nabi Adam AS Penghuni Pertama di Bumi?


Fase Kedua: Fase Tanah yang bercampur air (Tin)

Fase kedua ini terdapat pada 8 tempat di 7 surah, yaitu: al-An’am/6: 2, al-A’raf/7: 12, al-Mu′minun/23: 12, as-Sajdah/32: 7, as-Shaffat/37: 11, ¢ad/38: 71, 76, dan al-Isra′/17: 61. Seluruhnya adalah surah-surah Makiyah.

Salah satu di antara ayat-ayat tersebut ialah:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ طِيْنٍ ثُمَّ قَضٰٓى اَجَلًا ۗ

Dialah yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian Dia menetapkan ajal (kematianmu)… (al-An’am/6: 2)

Fase Tin atau tanah liat adalah fase dimana setelah tanah dicampur dengan air. Karena air adalah prasyarat bagi semua makhluk yang hidup.

Fase Ketiga: Fase Lumpur hitam (Hama′ Masnun)

Fase ini terjadi setelah fase kedua berlangsung lama sehingga menjadi Lumpur hitam yang berbau dan berubah bentuk.

Fase ini disebutkan tiga kali dalam Surah al-Hijr/15, yaitu pada ayat 26, 28 dan 33. Ayat 26 berbunyi:

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَاٍ مَّسْنُوْنٍ

Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (al-Hijr/15: 26)

Fase Keempat: Fase Tembikar (Salsal kal Fakhkhar)

Fase ini diceritakan oleh Al-Qur′an pada empat tempat. Tiga tempat pada Surah al-Hijr yang bersamaan dengan fase ketiga. Sedangkan yang keempat terdapat pada Surah ar-Rahman/55: 14.

Dalam surah ini, Allah berfirman:

خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ

Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar. (ar-Rahman/55: 14)

Lumpur hitam (hama′ masnun) seperti pada fase ketiga, lalu diberi bentuk sebagaimana manusia dalam keadaan berlubang atau kosong.

Bentuk manusia yang diciptakan Allah adalah bentuk yang terbaik dari hewan-hewan yang ada. Dalam Surah At-Tin/95: 4, Allah berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ

Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.(at-Tin/95: 4)

Keadaan ini (calon manusia yang sudah dibentuk) jika kering karena panas matahari misalnya, dinamakan Salsal. Dinamakan demikian karena benda ini jika tertiup angin akan bersuara (Salsalah).

Setelah fase ini, barulah masuk fase berikutnya, yaitu fase penghembusan roh dimana “orang-orangan” dari tanah liat itu, atas izin Allah, akhirnya menjadi manusia yang hidup dan bisa bergerak yang disebut dengan “basyar” (al-Khazin III: 64, al-Maragi XIV: 21).


Baca setelahnya: Nabi Adam dalam Al-Quran: Manusia Pertama dan Tugasnya di Dunia


(Tafsir Kemenag)