BerandaTafsir TahliliTafsir Surat Al A'raf ayat 32

Tafsir Surat Al A’raf ayat 32

Dalam tafsir surat Al A’raf ayat 32 dijelaskan bahwa salah satu kegemaran manusia adalah menggunakan pakaian yang indah serta memakan makanan yang baik serta halal. Jika dua hal tersebut ditinggalkan tidaklah terhitung beribadah. Namun hal tersebut jika dilakukan akan mendorong manusia untuk berpikir dinamis dan kretif.

Bahkan dalam penutup tafsir surat Al A’raf ayat 32 dijelaskan pula adab berpakaian dan makanan.


Baca juga: Surat Al-Isra Ayat 26-27: Larangan Menyia-Nyiakan Makanan


Ayat 32

Orang-orang Arab pada masa jahiliah, terutama dari kabilah Bani Amir telah mengharamkan memakai pakaian ketika tawaf sekeliling Kaā€™bah, telah mengharamkan sebagian makanan ketika mengerjakan haji seperti makan daging, makan yang berlemak dan lain-lain. Orang-orang Nasrani dan Yahudi pun, sebagian mereka juga mengharamkan makan yang baik-baik seperti halnya perbuatan orang Arab pada masa jahiliah itu. Maka ayat ini dengan tegas memerintahkan kepada Nabi Muhammad, untuk menanyakan kepada mereka, siapa yang mengharamkan semuanya itu? Jelaslah bahwa yang mengharamkan itu mereka sendiri, bukan merupakan wahyu yang disampaikan Allah kepada Rasul-Nya.

Pakaian dan perhiasan memang sudah disediakan Allah untuk mereka dan Allah tidak mengharamkan makanan yang baik-baik, yang lezat-lezat seperti rezeki yang halal dari Allah. Memakai pakaian yang indah, berdandan dan berhias, serta makan makanan yang lezat-lezat yang dihalalkan Allah adalah merupakan kesenangan dan kegemaran manusia. Agama Islam membolehkannya, selama tidak bertentangan dengan hukum Allah.

Meninggalkan kesenangan dan kegemaran seperti itu tidaklah termasuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah. Kegemaran berpakaian yang bagus dan kegemaran makan makanan yang baik lagi halal, akan mendorong manusia untuk berpikir dinamis dan kreatif meningkatkan pertanian, membuat irigasi, serta meningkatkan kemajuan dalam bidang industri, seperti pabrik benang, pabrik kain, meningkatkan pemeliharaan binatang-binatang, seperti biri-biri, ulat sutera, binatang-binatang ternak dan lain-lain.

“Orang (mukmin) yang makan makanan yang baik lagi pandai bersyukur, sama derajatnya dengan orang puasa yang sabar menahan lapar.” (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasaā€²i dan al-Hakim dari Abu Hurairah).

Firman Allah:

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ Ų§ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŽŲ¶ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų°ŁŁƒŁ’Ų±ŁŁŠŁ’ ŁŁŽŲ§ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł— Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ų“ŁŽŲ©Ł‹ Ų¶ŁŽŁ†Ł’ŁƒŁ‹Ų§ ŁˆŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŲ±ŁŁ‡Ł— ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŁŠŁ°Ł…ŁŽŲ©Ł Ų§ŁŽŲ¹Ł’Ł…Ł°Ł‰Ā Ā Ā 

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. (Taha/20: 124);

Pada penutup ayat ini diterangkanĀ  bahwa Allah sudah menjelaskan ayat-ayat-Nya bagi kaum yang mengetahui. Di antaranya dalam ayat ini dijelaskan perkara adab berpakaian dan makanan yang sebagian manusia belum mengetahuinya, malahan dianggapnya masalah kecil saja. Padahal makan dan minum yang tidak berlebihan itu merupakan pokok pangkal kesehatan. Bila badan tidak kuat dan tidak sehat, semua pekerjaan tidak akan terlaksana, baik untuk mencari kehidupan, ataupun untuk beribadah kepada Allah. Begitu juga berdandan dan berpakaian, merupakan tanda kebahagiaan dan kesejahteraan dan erat juga hubungannya dengan kesehatan. Orang-orang yang berdandan dan berpakaian bagus, adalah terhormat dan terpuji, asal berdandan dan berpakaian bagus dengan niat yang baik, bukan untuk menyombongkan diri.

Sabda Rasulullah:

Ų£ŁŽŲŖŁŽŁŠŁ’ŲŖŁ Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŁŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ…ŁŽ ŁŁŁŠŁ’ Ų«ŁŽŁˆŁ’ŲØŁ ŲÆŁŁˆŁ’Ł†Ł ŁŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ų£ŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŽ Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŒŲŸ Ł‚ŁŁ„Ł’ŲŖŁ: Ł†ŁŽŲ¹ŁŽŁ…Ł’. Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: Ł…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁŠŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ§Ł„Ł. Ł‚ŁŁ„Ł’ŲŖŁŲŒ Ł‚ŁŽŲÆŁ’ Ų£ŁŽŲŖŁŽŲ§Ł†ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ ŁŁ…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų„ŁŲØŁŁ„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ†ŁŽŁ…Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų®ŁŽŁŠŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł‚Ł. Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ: ŁŁŽŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŲŖŁŽŲ§ŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŲ±ŁŽ Ų£ŁŽŲ«ŁŽŲ±Ł Ł†ŁŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁƒŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ł„ŁŽŁƒŁŽ (Ų±ŁˆŲ§Ł‡ Ų£ŲØŁˆ ŲÆŲ§ŁˆŲÆ Ų¹Ł† Ų£ŲØŁŠ Ų§Ł„Ų£Ų­ŁˆŲµ Ų¹Ł† Ų£ŲØŁŠŁ‡)

Saya datang kepada Rasulullah, dengan pakaian yang buruk, maka Rasulullah bertanya, “Adakah engkau mempunyai harta? ā€œSaya jawab, ā€œYa,ā€ Rasulullah bertanya pula, ā€œHarta apa saja? ā€œSaya jawab, ā€œAllah memberikan karunia kepada saya unta, kambing, kuda dan budak.ā€ Berkata Rasulullah, ā€œKalau Allah sudah mengaruniaimu harta, maka hendaklah dapat dilihat bekas nikmat Allah itu dan kemuliaan-Nya kepadamu. (Riwayat Abu Daud dari Abu al-Ahwas dari ayahnya).

(Tafsir Kemenag)


Baca juga: Surah Al-Baqarah [2] Ayat 168: Anjuran Makan Makanan Halal dan Bergizi


Ā 

Ā 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

larangan berlebihan dalam beragama

Hikmah Alquran pada Larangan Berlebihan dalam Beragama

0
Dalam Islam, terdapat ajaran yang melarang berlaku berlebihan dalam semua hal, termasuk dalam hal beragama. Larangan berlebihan dalamĀ  beragama pernah juga disampaikan oleh Rasulullah...