BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Anbiya’ Ayat 94-98

Tafsir Surah Al-Anbiya’ Ayat 94-98

Tafsir Surah Al-Anbiya’ Ayat 94-98 menerangkan bagaimana Allah akan membalas kebaikan seorang mukmin selama di dunia. Sementara bagi orang kafir dan musyrik mereka pun akan menadapat balasan, baik di dunia ataupun di akhirat kelak. Sebelum masuk dunia akhirat manusia akan mengalami peristiwa yang disebut Kiamat, dan salah satu tanda tibanya hari itu adalah keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, sebagaimana yang akan dijelaskan berikut.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Al-Anbiya’ Ayat 91-93


Ayat 94

Dalam ayat ini Allah menjamin bahwa amal kebajikan yang dilakukan oleh seseorang yang beriman, betapapun kecilnya, namun Allah akan membalasnya dengan kebaikan pula. Amal kebajikan itu tidak akan hilang percuma, dan tidak akan diingkari karena Allah telah menuliskannya untuk orang yang melakukannya.

Jaminan Allah untuk memberikan balasan atas setiap kebajikan hamba-Nya terdapat dalam firman-Nya:

وَمَنْ اَرَادَ الْاٰخِرَةَ وَسَعٰى لَهَا سَعْيَهَا وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَاُولٰۤىِٕكَ كَانَ سَعْيُهُمْ مَّشْكُوْرًا

Dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedangkan dia beriman, maka mereka itulah orang yang usahanya dibalas dengan baik. (al-Isrā`/17: 19)

Firman-Nya lagi pada ayat yang lain:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اِنَّا لَا نُضِيْعُ اَجْرَ مَنْ اَحْسَنَ عَمَلًاۚ

Sungguh, mereka yang beriman dan mengerjakan kebajikan, Kami benar-benar tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang mengerjakan perbuatan yang baik itu. (al-Kahf/18: 30)

Ayat 95

Pada ayat ini dijelaskan bahwa tidak mungkinlah bagi penduduk suatu negeri yang telah dibinasakan dengan azab-Nya, bahwa mereka tidak akan kembali kepada-Nya.

Maksudnya, kaum yang ingkar dan kafir itu, walaupun sudah dibinasakan dengan azab yang berat di dunia, namun mereka pasti akan kembali kepada Allah di akhirat kelak, lalu dihisab semua amalannya, dan diberi balasan yang setimpal.


Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mukminun Ayat 33: Pendusta Nabi Shalih Adalah Para Penguasa yang Kaya Raya


Ayat 96

Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa kaum kafir telah dibinasakan dengan azab yang berat di dunia ini, sehingga mereka menemui kemusnahan, mereka tidak akan kembali lagi ke dunia, mereka akan tetap dalam kemusnahan sampai hari Kiamat kelak.

Sebagai salah satu dari tanda-tanda akan datangnya hari Kiamat adalah terbukanya tembok Yakjuj dan Makjuj, sehingga Yakjuj dan Makjuj berdatangan, meluncur dengan cepat dari setiap tempat yang tinggi. Mereka membuat keonaran dan kebinasaan di dunia.

Ayat 97

Pada ayat ini ditegaskan, bahwa pada waktu keluarnya Yakjuj dan Makjuj itu, dan di waktu telah dekatnya saat kedatangan janji yang benar, yaitu hari kebangkitan dan hisab, maka dengan serta merta terbelalaklah mata kaum kafir karena terkejut, seraya berteriak dengan nada penyesalan, “Aduhai celakalah kami, benar-benar kami lalai tentang kedatangan hari kebangkitan dan hisab, sehingga kami tidak mempersiapkan diri kami dengan baik.

Bahkan kami ini adalah orang-orang yang zalim atas diri kami dan terhadap orang lain, karena kami telah diberi peringatan bahwa hari kebangkitan dan hisab itu benar-benar akan datang, tetapi kami tidak mengindahkan peringatan itu, bahkan mendustakannya.

Akan tetapi, betapa pun mereka menyesali dirinya pada saat itu namun penyesalan itu sudah tidak berguna lagi, karena saat kebangkitan dan hisab itu memang benar-benar datang, sedang mereka tidak percaya sedikitpun.

Ayat 98

Ayat ini menegaskan kepada orang-orang musyrik Mekah bahwa mereka beserta apa yang mereka sembah selain Allah, selama mereka hidup di dunia, seperti patung, binatang, benda-benda mati, pohon atau tempat keramat dan sebagainya akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam. Hal ini merupakan janji Allah kepada mereka, yang pasti ditepati-Nya.

Dalam ayat ini disebutkan bahwa orang-orang musyrik beserta sembahan-sembahan mereka akan dimasukkan ke dalam neraka, padahal yang berdosa dan memperserikatkan Tuhan dalam hal ini ialah penyembah-penyembahnya.

Adapun sembahan-sembahan itu mereka tidak tahu menahu apa yang diperbuat oleh penyembah-penyembahnya. Hikmah menyertakan sembahan-sembahan itu beserta penyembah-penyembahnya ialah untuk memperlihatkan kepada mereka bahwa kepercayaan mereka terhadap sembahan-sembahan itu sewaktu di dunia adalah tidak benar.

Mereka waktu di dunia dahulu mempercayai bahwa patung-patung dan segala apa yang mereka sembah itu akan memberi syafaat kepada mereka di hari Kiamat, sehingga mereka terhindar dari azab Allah.

Dengan perantara sembahan-sembahan itu mereka akan dimasukkan ke dalam surga. Setelah hari Kiamat datang dan setelah mereka masuk ke dalam neraka bersama-sama dengan sembahan-sembahan yang mereka sembah itu, ternyata sembahan-sembahan itu tidak dapat berbuat sesuatu pun terhadap mereka.

Dengan demikian terbuktilah kesalahan kepercayaan yang mereka anut dan kebenaran risalah yang pernah disampaikan Muhammad kepada mereka.

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah Al-Anbiya’ Ayat 99-101


 

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Catatan interpolasi tafsir Jami‘ al-Bayan karya Al-Ijiy pada naskah Jalalain Museum MAJT

Jami’ al-Bayan: Jejak Tafsir Periferal di Indonesia

0
Setelah menelaah hampir seluruh catatan yang diberikan oleh penyurat (istilah yang digunakan Bu Annabel untuk menyebut penyalin dan penulis naskah kuno) dalam naskah Jalalain...