BerandaIlmu TajwidHukum Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid dan Objek Pembahasannya

Hukum Membaca Al-Quran dengan Ilmu Tajwid dan Objek Pembahasannya

Pada tulisan yang lalu, kita telah belajar mengenai definisi dan asal-usul Ilmu Tajwid. Di tulisan kali ini, kita akan mengulas hukum membaca Al-Quran dengan Tajwid dan objek pembahasan Ilmu Tajwid.

Al-Quran yang berbahasa Arab memiliki cara bacaan tertentu yang tentunya perlu dipelajari oleh umat Islam, terutama bagi orang yang bahasa utamanya bukan bahasa Arab (‘Ajam). Selain itu, terdapat riwayat yang memerintahkan untuk membaca Al-Quran dengan Tajwid.

Menurut as-Suyuthi, ad-Dani menuliskan bahwa Ibnu Mas’ud berkata “Bacalah al-Quran dengan Tajwid”. al-Jazari juga berkata pada kitabnya, Matn-al-Jazariyah bahwa membaca Al-Quran dengan Tajwid hukumnya wajib secara mutlak (fardhu ‘ain) bagi seluruh muslim yang mukallaf.

Apabila seorang muslim yang sudah mengetahui Ilmu Tajwid, dengan sengaja tidak menggunkannya ketika membaca Al-Quran, maka ia berdosa. Hal itu karena Allah menurunkan Al-Quran sekaligus dengan cara membacanya.

Baca Juga: Mengenal lebih dekat Ilmu Tajwid dan Asal-Usulnya Menurut Para Ulama

Al-Jazari juga menyinggung bahwa Tajwid bukanlah penghias Al-Quran, namun Al-Quran menjadi indah karena Tajwid. Maka dari itu, wajib mempraktekkan ilmu Tajwid saat membaca al-Qur’an pada waktu kapanpun. Baik saat membaca sendiri, talaqqi, maupun membaca menggunakan langgam atau lagu.

Objek Pembahasan Ilmu Tajwid

Kajian ilmu Tajwid secara umum adalah kaidah membaca al-Quran. Imam al-Jazari secara spesifik menjelaskan bahwa kajian Ilmu Tajwid terdapat enam pembahasan.

Pertama, Makharijul Huruf. Yakni tempat keluarnya huruf dari anggota tubuh manusia. Terdapat 17 tempat keluarnya huruf dai 29 huruf hijaiyah. 17 tersebut diantaranya adalah: rongga tenggorokan dan rongga mulut untuk huruf Alif, wawu dan Ya’; tenggorokan pada pita suara untuk huruf hamzah dan ha; tenggorokan bagian tengah untuk huruf ‘Ain dan Cha; tenggorokan dekat rongga mulut untuk huruf Ghain dan Kha; pangkal lidah yang bersentuhan dengan langit-langit atas untuk huruf qaf dan pada bagian bawah keluarnya huruf Qaf untuk huruf Kaf; tengah lidah dengan langit-langit mulut untuk huruf Jim, Syin  dan terdapat Makharijul Huruf untuk huruf hijaiyah lainnya.

Kedua, Sifatul Huruf. Merupakan sifat yang dimiliki setiap huruf dan harus dibaca saat membaca huruf-huruf dalam al-Qur’an. Contohnya adalah sifat hams yang berarti mengalirnya udara saat huruf tersebut dibaca.

Sifat hams terdapat pada sembilan huruf hijaiyah yang sering dikenal dengan singkatan Fahatstsahu Syakhshun Sakat, yaitu huruf Fa, Cha, Tsa, Syin, Shad, Sin,Kaf, dan Ta. Selain itu juga ada sifat huruf Jahr (jelas), Rakhawah (mengalirnya suara), Istifal (merendahnya lidah), Infitah (terbukanya lidah dengan langit-langit) dan sifat huruf lainnya.

Baca Juga: Mengaplikasikan Metode Tadabbur Saat Membaca Al-Quran dan Langkah-Langkahnya

Kedua pembahasan diatas termasuk dalam hak huruf, yang mana harus dibaca setiap membaca huruf-huruf al-Quran. Sedangkan, pembahasan setelah ini merupakan pembahasan yang berbeda-beda tempatnya pada tiap huruf dalam al-Quran.

Pertama, hukum huruf yang bertemu dengan huruf lainnya. Kedua, hukum Mad, yaitu hukum panjang dan pendek pada setiap bacaan. Ketiga, hukum Waqaf wal Ibtida’, yaitu hukum berhenti dan memulai membaca ayat al-Qur’an. Wallahu A’lam

Rahma Vina Tsurayya
Rahma Vina Tsurayya
Alumni Ilmu Alqur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Jami‘ al-Baya fi Tafsir al-Qur’an karya Muhammad al-Ijiy

Mengenal Tafsir Jami‘ al-Bayan Karya Muhammad Al-Ijiy

0
Nama Jami‘ al-Bayan fi Tafsir al-Qur’an dalam kajian tafsir di Indonesia memang tidak begitu atau bahkan tidak populer sama sekali. Hasil pencarian yang penulis...