BerandaKisah Al QuranKisah Mukjizat Nabi Isa: Tanah Liat Jadi Burung Bulbul

Kisah Mukjizat Nabi Isa: Tanah Liat Jadi Burung Bulbul

Pada tahun 622 sebelum hijrah, Nabi Isa as. terlahir di dunia atas kehendak dan kuasa Allah Swt. tanpa seorang ayah. Maryam putri Imran bin Matsan yang ‘alim nan shalihah merupakan ibu yang telah mengandung dan melahirkannya. Kelahiran Nabi Isa as. tanpa ayah ini merupakan salah satu tanda kenabian (irhasat) beliau, atau mukjizatnya sebelum diangkat menjadi nabi.

Setelah diangkat menjadi nabi, Nabi Isa banyak diberikan mukjizat oleh Allah Swt. Beberapa di antaranya termaktub dalam QS. Al-Maidah [5]: 110 berikut:

اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسَى ابْنَ مَرْيَمَ اذْكُرْ نِعْمَتِيْ عَلَيْكَ وَعَلٰى وَالِدَتِكَ ۘاِذْ اَيَّدْتُّكَ بِرُوْحِ الْقُدُسِۗ تُكَلِّمُ النَّاسَ فِى الْمَهْدِ وَكَهْلًا ۚوَاِذْ عَلَّمْتُكَ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَالتَّوْرٰىةَ وَالْاِنْجِيْلَ ۚوَاِذْ تَخْلُقُ مِنَ الطِّيْنِ كَهَيْـَٔةِ الطَّيْرِ بِاِذْنِيْ فَتَنْفُخُ فِيْهَا فَتَكُوْنُ طَيْرًاۢ بِاِذْنِيْ وَتُبْرِئُ الْاَكْمَهَ وَالْاَبْرَصَ بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ تُخْرِجُ الْمَوْتٰى بِاِذْنِيْ ۚوَاِذْ كَفَفْتُ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ عَنْكَ اِذْ جِئْتَهُمْ بِالْبَيِّنٰتِ فَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْهُمْ اِنْ هٰذَآ اِلَّا سِحْرٌ مُّبِيْنٌ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Allah berfirman, “Wahai Isa putra Maryam! Ingatlah nikmat-Ku kepadamu dan kepada ibumu sewaktu Aku menguatkanmu dengan Roh Kudus. Engkau dapat berbicara dengan manusia pada waktu masih dalam buaian dan setelah dewasa. Dan ingatlah ketika Aku mengajarkan menulis kepadamu, (juga) Hikmah, Taurat, dan Injil. Dan ingatlah ketika engkau membentuk dari tanah berupa burung dengan seizin-Ku. Kemudian engkau meniupnya, lalu menjadi seekor burung (yang sebenarnya) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau menyembuhkan orang yang buta sejak lahir dan orang yang berpenyakit kusta dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika engkau mengeluarkan orang mati (dari kubur menjadi hidup) dengan seizin-Ku. Dan ingatlah ketika Aku menghalangi Bani Israil (dari keinginan mereka membunuhmu) di kala waktu engkau mengemukakan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, lalu orang-orang kafir di antara mereka berkata, “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata.”

Baca juga: Kisah Nabi Isa, Lahir Tanpa Ayah Hingga Diangkat ke Langit

Kisah tanah liat yang dirubah Nabi Isa menjadi burung

Di antara mukjizat-mukjizat yang telah diceritakan di atas, terdapat sebuah kisah yang menjadi bukti kesaksian tanah liat kepada Nabi Isa as. Ini dijelaskan dalam Kitab Qishash al-Hayawan fi al-Qur’an bahwa tanah liat mengaku dirinya telah mencintai Nabi Isa as. sebelum dilahirkan.

“Aku adalah segenggam tanah liat. Sebelum Isa putra Maryam menggenggamku, aku telah jatuh cinta. Ketika aku jatuh cinta, aku memasuki bumi perubahan. Tenang, diam, dan ridha dengan keberadaanku sebagai tanah liat. Aku tak pernah bermimpi. Meski aku adalah wujud tanpa mimpi, namun aku ridha dengan keberadaanku ini.”, ujarnya.

Kemudian ia menceritakan asal-usul awal penciptaannya yang tanpa mempunyai rasa jatuh cinta.

“Pada mulanya aku adalah bagian dari matahari. Jutaan tahun berjalan, tanpa jatuh cinta. Kemudian, padamlah bara yang menyala-nyala berubah menjadi batu karang dalam planet yang mereka sebut dengan bumi. Aku berada di daerah yang mereka sebut dengan Palestina. Aku adalah tanah liat dari bumi Palestina yang tersiksa tanpa jatuh cinta.”, lanjut ujarannya.

Banyak sekali yang diketahui dari sebuah tanah liat ini. Ia dapat merespons kalam-kalam Allah Swt. atas mukjizat yang diberikan kepada Nabi Isa as. sebelumnya. Keistimewaan yang dimiliki tanah liat dapat merasakan peristiwa yang terjadi saat bersamaan malaikat-malaikat yang turun ke bumi untuk menemui Maryam. Saat malaikat Jibril turun, tiba-tiba tanah liat terdorong keinginan yang amat kuat untuk terbang ke angkasa.

Baca juga: 7 Mukjizat Nabi Isa As Dalam Al-Qur’an: Bagian Pertama

Sampai tibalah di suatu hari, Isa as. sedang duduk di dekat pohon mawar, dikelilingi oleh banyak masyarakat. Mereka berbicara kepada Isa as. tentang ruh dan menunjukkan keraguan tentang nilai ruh, sebagaimana Isa as. menggambarkannya dengan menunduk ke tanah dan menggenggam secuil tanah tersebut.

“Itulah saat pertama kali seumur hidupku, aku beranjak dari bumi. Isa as. mendengarkan kata-kata mereka sambil menggenggamku erat-erat. Aku merasa bahwa genggaman Isa as. sedang mengisi tubuhku dengan sesuatu yang baru. Isa as. mengangkat tangan yang berisi secuil tanah liat dan bertanya kepada orang-orang yang mengelilinginya.” Aku si tanah liat.

“Apakah ini?”, mereka bertanya.

“Apakah secuil tanah ini dapat terbang ke langit?”, tanya balik Isa as.

“Tidak mungkin.” mereka menjawab.

“Mengapa tidak bisa?’, tanya Isa as. kembali.

Mereka diam dan tidak dapat menjawab.

“Karena tanah ini tidak memiliki ruh. Jika aku menjadikannya seekor burung Bulbul dengan meniupnya sambil memohon kepada Allah Swt. agar tercipta ruh di dalamnya, apakah tanah liat ini tidak bisa terbang?”, kata Isa as.

Isa as. berbicara sambil membentukkan tanah liat tersebut menjadi burung. Ketika sudah selesai tanah tersebut ditiup hingga menjelma menjadi seekor burung Bulbul dan terbang layaknya burung-burung yang bertebaran jauh di langit, berkicauan sembari menggerakkan sayapnya. (Ahmad Bahjat, Qishash al-Hayawan fi al-Qur’an, Kairo: Dar Asy-Syuruq, 2000).

Demikianlah sebuah cerita tentang mukjizat Nabi Isa as. yang berkenaan dengan ruh. Dengan izin Allah Swt, tanah liat yang bukan apa-apa, bisa memiliki ruh dan menjadi burung Bulbul yang mampu terbang di langit. Wallahu’alam.

Baca juga: Satu Lagi Kisah Toleransi dalam Al-Quran: Nabi Sulaiman dan Ratu Semut

Laili Noor Azizah
Laili Noor Azizah
Mahasiswi IAIN Kudus. Alumni MA NU Banat Kudus dan PP.Yanabi’ul Ulum Warohmah Kudus.
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...