Surah Al-Baqarah adalah surah urutan kedua sekaligus surah terpanjang dalam al-Quran. Muhammad Sayyid Thanthawi dalam Tafsir Al-Wasith menjelaskan bahwa surah al-Baqarah kira-kira mengambil 2 ½ juz dari total 30 juz di dalam al-Quran. Jumlah ayatnya menurut mayoritas ulama adalah 286 ayat. Ada juga ulama yang mengatakan jumlah ayatnya adalah 287 ayat.
Surah al-Baqarah adalah surah Madaniyyah, yakni surah yang diturunkan di Kota Madinah atau setelah Nabi Muhammad ﷺ berhijrah. Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir al-Munir menukil pendapat dari Ikrimah bahwasannya surah yang pertama kali diturunkan di Madinah adalah surah al-Baqarah. Awal permulaan turunnya adalah setelah Nabi Muhammad ﷺ berhijrah dan sebagian besar ayatnya turun pada tahun pertama hijriah. Turunnya ayat surah al-Baqarah ini berlangsung hingga sebelum wafatnya Rasulullah ﷺ. Hal ini ditandai dengan pendapat ulama yang menyatakan bahwa ayat terakhir al-Quran yang turun adalah ayat 281 dari surah al-Baqarah. Ayat tersebut berbunyi:
وَاتَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ ࣖ ٢٨١
Artinya: Waspadalah terhadap suatu hari (kiamat) yang padanya kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian, setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya dan mereka tidak dizalimi.
Ayat tersebut turun sembilan malam sebelum Rasulullah ﷺ wafat. Oleh karena hal tersebut, M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah menyatakan bahwa secara keseluruhan surah al-Baqarah turun dalam masa sepuluh tahun.
Surah ini dinamakan al-Baqarah karena di dalamnya terdapat kisah al-Baqarah (sapi betina), yakni kisah Bani Israil yang disuruh untuk menyembelih al-Baqarah. Kisah ini bermula ketika ada seseorang yang terbunuh dan tidak diketahui siapa pembunuhnya. Sementara masyarakat Bani Israil tidak ada yang mengaku dan saling curiga di antara mereka. Bahkan, mereka saling tuduh-menuduh tentang pelaku pembunuhan tanpa adanya bukti, sehingga mereka tidak memperoleh kepastian. Menyikapi hal itu, mereka melaporkan kejadian tersebut kepada Nabi Musa as. dan meminta beliau untuk berdoa kepada Allah agar menunjukkan siapa sesungguhnya pelaku kejahatan tersebut.
Allah Swt. kemudian menyuruh mereka agar menyembelih seekor sapi dan memukulkan bagian dari sapi tersebut kepada korban pembunuhan. Maka, dengan izin Allah Swt. mayat tersebut hidup kembali dan memberitahukan kepada mereka siapa yang membunuhnya. Namun, karena tabiat Bani Israil yang keras kepala dalam melaksanakan perintah, mereka malah mengejek dan mengolok-ngolok perintah tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak mengakui kekuasaan Allah dan sangat kasar tabiatnya. Setelah berbagai macam pertanyaan dan kesusahan yang ditimbulkan oleh mereka, akhirnya Bani Israil melaksanakan perintah menyembelih sapi tersebut.
Baca juga: Inilah Tiga Keutamaan Surat Al Baqarah
Nama Lain Surah Al-Baqarah
Surah ini memiliki beberapa nama lain. Dalam kitab Asma’ Suwar al-Quran wa Fadhailuha karya Dr. Munirah Muhammad Nasir dijelaskan beberapa nama tersebut:
- Az-Zahra (الزهراء)
Surah al-Baqarah dan Surah Ali Imran dinamakan juga dengan az-Zahrawain (الزهروين), yang artinya dua cahaya yang terang benderang. Bentuk mufrad dari az-Zahrawain adalah az-Zahra’ yang menjadi asal dari nama lain surah al-Baqarah tersebut. Alasan penamaan dua surah tersebut dengan az-Zahrawain adalah karena cahaya, hidayah, dan keagungan pahalanya bagi para pembacanya. Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahili, bahwasannya beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ، اقْرَءُوا الزَّهْرَاوَيْنِ الْبَقَرَةَ، وَسُورَةَ آلِ عِمْرَانَ، فَإِنَّهُمَا تَأْتِيَانِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَأَنَّهُمَا غَمَامَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا غَيَايَتَانِ، أَوْ كَأَنَّهُمَا فِرْقَانِ مِنْ طَيْرٍ صَوَافَّ، تُحَاجَّانِ عَنْ أَصْحَابِهِمَا، اقْرَءُوا سُورَةَ الْبَقَرَةِ، فَإِنَّ أَخْذَهَا بَرَكَةٌ، وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ، وَلَا تَسْتَطِيعُهَا الْبَطَلَةُ
Artinya: Bacalah al-Quran, karena ia pada hari kiamat akan datang sebagai syafa’at bagi pembacanya. Bacalah az-Zahrawain (dua yang bercahaya), yaitu al-Baqarah dan Surah Ali Imran, karena (pahala) keduanya pada hari kiamat akan datang seperti halnya awan (yang menaungi) atau seperti mendung, atau keduanya seperti halnya dua kawanan burung yang membentangkan sayapnya (di udara) yang melindungi pembacanya. Bacalah surah al-Baqarah, karena membacanya adalah berkah, meninggalkannya (tidak membacanya) adalah kerugian, dan tukang sihir tidak akan mampu (mengganggunya). (H.R. Muslim).
- Sanam al-Quran (سنام القرأن)
Sanam artinya adalah puncak. Surah al-Baqarah adalah puncak dari al-Quran. Menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir al-Mishbah, al-Baqarah dinamakan demikian karena tiada lagi puncak petunjuk setelah kitab suci ini dan tiada puncak setelah kepercayaan kepada Allah Yang Maha Esa dan keniscayaan Hari Kiamat. Sedangkan menurut Dr. Munirah, nama ini muncul dikarenakan al-Baqarah adalah surah terpanjang di dalam al-Quran dan termasuk surah yang ada di awal. Sehingga hal ini sesuai dengan pendapat, ‘Puncak segala sesuatu adalah yang paling tinggi.’
Hadits Rasulullah ﷺ yang menerangkan tentang nama tersebut adalah sebagai berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامٌ، وَإِنَّ سَنَامَ القُرْآنِ سُورَةُ البَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِيَ سَيِّدَةُ آيِ القُرْآنِ، هِيَ آيَةُ الكُرْسِيِّ.
Artinya: Dari Abu Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda, ‘Setiap sesuatu memiliki puncak. Dan puncak dari al-Quran adalah surah al-Baqarah, dan di dalamnya terdapat ayat yang merupakan pemimpin ayat-ayat al-Quran, yaitu ayat kursi. (H.R. Tirmidzi).
- Fusthath al-Quran (فسطاط القران)
Fusthath maknanya adalah kota (مدينة) yang menjadi tempat berkumpulnya manusia. Sebagian mufassir menyebut al-Baqarah dengan nama tersebut dengan dalil hadits Rasulullah ﷺ yang diriwayatkan oleh ad-Dailami dari Abu Sa’id al-Khudri:
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال رسول الله ﷺ: السُّوْرَةُ الَّذِيْ يُذْكَرُ فِيْهَا الْبَقَرَةُ فُسْطَاطُ الْقُرْأَنِ، فَتَعَلَّمُوْهَا فَإِنَّ تَعَلَّمَهَا بَرَكَةٌ، وَتَرْكَهَا حَسْرَةٌ وَلَا تَسْتَطِيْعُهَا الْبَطَلَةُ
Artinya: Dari Abi Sa’id al-Khudri ra. dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda: ‘Surah yang di dalamnya diceritakan al-Baqarah (sapi betina) adalah kotanya al-Quran. Pelajarilah, karena mempelajarinya adalah berkah, meninggalkannya adalah kerugian, dan tukang sihir tidak akan mampu (mengganggunya).’
Alasan al-Baqarah dinamakan atau disifati demikian adalah karena keagungan dan kemuliaannya serta kandungan isinya yang mencakup berbagai macam hukum dan nasihat yang tidak disebutkan di surah selainnya. Bahkan menurut Ibnu al-‘Arabi, karena kandungan ilmu fiqih yang terdapat di dalamnya, Abdullah bin Umar mempelajari surah tersebut selama 80 tahun lamanya. Begitu juga dengan bapaknya, yaitu Umar bin Khaththab, beliau mempelajari ilmu fiqih dan apa yang terkandung di dalam surah al-Baqarah selama 12 tahun.
Itulah beberapa fakta terkait dengan surah al-Baqarah. Tulisan ini Insya Allah akan lanjut ke bagian kedua dengan menjelaskan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan surah al-Baqarah Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.
Baca juga: Mengenal Nama-nama Lain Surah Al-Fatihah dan Penjelasan Hadisnya