Tafsir Surah Ad-Dukhan Ayat 7-10 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai Mahakuasa Allah atas segalanya. Tiada Tuhan selain Dia. Kedua berbicara mengenai perintah untuk bersabar kepada Nabi Muhammad Saw. Pun juga diterangkan mengenai ad-Dukhan.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Ad-Dukhan Ayat 4-6
Ayat 7
Allah menerangkan bahwa Dia Maha Mendengar dan Maha Mengetahui hal ihwal hamba-Nya karena Dia yang memelihara, mengatur dan memiliki langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya.
Demikianlah hendaknya hal ini menjadi pendirian bagi orang yang ingin mengetahui dan meyakininya tanpa ada keraguan sedikit pun.
Ayat 8
Allah menerangkan bahwa tiada tuhan yang sebenarnya melainkan Dia. Dialah yang menghidupkan segala sesuatu menurut kehendak-Nya, dan yang mematikan siapa saja yang dikehendaki-Nya, baik yang terdahulu, sekarang maupun yang akan datang.
Oleh karena itu Dialah yang patut dan pantas disembah, bukan tuhan-tuhan yang tidak dapat menolak bencana dan tidak dapat mendatangkan manfaat seperti yang disembah orang musyrik itu.
Ayat 9
Allah menerangkan bahwa orang musyrik itu tetap saja ragu tentang keesaan Allah dan adanya hari kebangkitan, pengakuan mereka bahwa Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan semua yang ada di muka bumi ini adalah pengakuan yang tidak didasarkan atas keyakinan, tetapi hanya karena mengikuti jejak nenek moyang mereka tanpa pengetahuan.
Baca juga: Mengingat Allah Swt Sebagai Nikmat Terbesar Bagi Muslim
Ayat 10
Pada ayat ini Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw agar bersabar menanti orang-orang kafir Mekah itu ditimpa kelaparan. Pada saat itu pula mereka bila memandang ke atas, akan melihat di langit kabut tebal memenuhi angkasa.
Menurut kajian ilmiah mengenai peristiwa adanya Dukhan (kabut), nampaknya pada hari Kiamat nanti akan diawali dengan adanya benturan dahsyat antara bumi dengan benda-benda langit (planet atau asteroida lainnya).
Benturan ini diperkirakan akan menyebabkan berhamburannya material bumi maupun benda langit tadi dalam jumlah yang sangat-sangat besar. Material tersebut berhamburan ke angkasa seperti awan debu (ad-dukhan) dalam jumlah yang sangat besar.
Awan debu inilah yang kemungkinan akan meyelimuti atmosfer bumi sehingga sinar matahari tidak lagi menembus bumi, suhu akan turun drastis, akan terjadi kematian semua makhluk hidup.
Para ahli palaentologi (ahli masalah-masalah kepurbaan), termasuk para ahli paleogeologi (geologi-purba) maupun paleobiologi (biologi purba), mengemukakan teori punahnya spesies dinosaurus 66,4 juta tahun yang lalu, dengan mengemukakan suatu hipotesis yang dikenal dengan nama Asteroid Theory (Teori Asteroida).
Teori ini muncul setelah Walter Alvarez menemukan adanya konsentrasi iridium yang sangat tinggi dan tidak biasa (anomaly high concentration of iridium) pada rangkaian stratigrafik masa Cretaceous-Tertiary di Gubbio, Italia.
Konsentrasi iridium yang tidak normal ini, menimbulkan dugaan, bahwa iridium itu berasal dari benda-benda langit. Punahnya spesies dinosaurus menurut Asteroid Theory ini terjadi oleh adanya benturan bumi dengan asteroida, yang mengakibatkan munculnya awan debu luar biasa yang menyelimuti bumi, sehingga menghalangi sinar matahari masuk, menurunkan suhu dan mematikan spesies hayati purba.
Teori ini didukung oleh tingginya kadar iridium di lokasi ditemukannya dinosaurus. Apakah ad-Dukhan pada ayat 10 ini juga disebabkan adanya benturan bumi dengan benda-benda langit, menjelang kiamat.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Ad-Dhukan Ayat 11-15
(Tafsir Kemenag)