Tafsir Surah Al Anfal Ayat 16-17

tafsir surah al anfal
tafsir surah al anfal

Tafsir Surah Al Anfal Ayat 16-17 melanjutkan pembicaraan sebelumnya, yakni larangan melarikan diri dari pertempuran. Hal tersebut diperbolehkan dengan syarat-syarat tertentu. Misalnya melarikan diri untuk menyusun strategi yang baru.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Anfal Ayat 12-15


Mundur untuk menyusun strategi baru yang dimaksud dalam Tafsir Surah Al Anfal Ayat 16-17 ini misalnya untuk memancing musuh agar keluar ke medan laga yang lebih menguntungkan atau menjebak musuh agar dapat dikalahkan.

 Ayat 16

Allah mengancam kaum Muslimin yang melarikan diri dari pertempuran bahwa mereka akan pulang dengan membawa kemurkaan Allah. Kemurkaan Allah itu berupa ancaman yang akan ditimpakan kepada mereka, yaitu mereka akan disiksa dengan neraka Jahannam tempat kediaman yang sangat menakutkan.

Dari ayat ini dapat diambil pengertian bahwa melarikan diri dari peperangan adalah dosa besar. Nabi Muhammad saw bersabda:

اِجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوْبِقَاتِ ) أَيِ الْمُهْلِكَاتِ (، قَالُوْا يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَا هُنَّ؟ قَالَ الشِّرْكُ بِاللهِ وَالسِّحْرُ وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِيْ حَرَّمَ الله ُإِلاَّ بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا وَأَكْلُ مَالِ اْليَتِيْمِ وَالتَّوَلِّيْ يَوْمَ الزَّحْفِ وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْغَافِلاَتِ الْمُؤْمِنَاتِ

(رواه البخاري ومسلم عن أبي هريرة)

“Jauhilah olehmu sekalian tujuh perkara yang membinasakan. Mereka bertanya: “Apakah yang tujuh perkara itu ya Rasulullah? Nabi menjawab: “Menyekutukan Allah, melakukan sihir, membunuh seseorang yang Allah haramkan membunuhnya, kecuali ada sebab-sebab yang membolehkan, makan riba, makan harta anak yatim, melarikan diri dari pertempuran (peperangan), dan menuduh berzina wanita mukmin yang baik-baik yang tidak berniat berbuat zina”. (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dalam hal ini Allah menjelaskan beberapa pengecualian dari membelakangi musuh dan melarikan diri dari pertempuran, yaitu apabila kaum Muslimin pada saat perang terjadi, mundur untuk mengatur siasat seperti mencari posisi yang lebih menguntungkan dalam pertempuran, memancing musuh agar mengejar keluar medan pertempuran yang lebih strategis sehingga dengan demikian musuh dapat dimusnahkan, atau dengan mengadakan gerak tipu sehingga sasaran tempur menjadi kacau balau, atau membagi pasukan-pasukan untuk menyerang dari segala arah, agar kesatuan musuh dapat dipecah-belah dan sebagainya.

Kaum Muslimin pada saat perang berkobar melarikan diri untuk bergabung dengan kesatuan yang lain agar sasaran tempur lebih kuat atau untuk memperoleh bantuan dari pasukan pada saat musuh dipandang mempunyai pasukan yang lebih kuat.

Ayat 17

Dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah memerintahkan Ali bin Abi Talib: Ambilkan segenggam tanah, Ali mengambilnya dan diberikan kepada Rasul lalu dilemparkan kepada orang-orang musyrik, maka tidak seorangpun dari mereka kecuali terkena matanya, maka turunlah ayat ini.

Kemudian Allah memberikan penjelasan mengenai alasan kaum Muslimin dilarang membelakangi musuh yaitu karena kemenangan tidak akan dicapai kaum Muslimin kecuali dengan maju menyerang musuh, melemparkan tombak atau melemparkan kepalan tanah kepada mereka.

Dari kemenangan dan bantuan Allah tersebut dapat dipahami bahwa setiap kali orang Muslimin menancapkan tombak untuk membunuh musuh dan setiap lemparan segenggam tanah dari mereka dijamin akan memenuhi sasaran, karena Allah-lah yang menjamin dan membantu mereka.

Allah berfirman:

قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَۙ

Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghina mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang  beriman. (at-Taubah/9: 14)


Baca juga: Ayat-Ayat Jihad dalam Al-Quran: Klasifikasi dan Kontekstualisasinya Di Era Kekinian


Di samping itu keadaan yang menguntungkan bagi kaum Muslimin ialah keyakinan bahwa perjuangan mereka akan menang, dan Allah akan membantu mereka. Sedangkan orang kafir tujuannya hanyalah untuk memperoleh kepuasan hidup di dunia.

Allah berfirman:

وَلَا تَهِنُوْا فِى ابْتِغَاۤءِ الْقَوْمِ ۗ اِنْ تَكُوْنُوْا تَأْلَمُوْنَ فَاِنَّهُمْ يَأْلَمُوْنَ كَمَا تَأْلَمُوْنَ ۚوَتَرْجُوْنَ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا يَرْجُوْنَ ۗ

“Dan janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuh mu). Jika kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu rasakan, sedang kamu masih dapat mengharapkan dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan”. (an-Nisa’/4: 104)

Firman Allah :

كَمْ مِّنْ فِئَةٍ قَلِيْلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيْرَةً ۢبِاِذْنِ اللّٰهِ ۗ

“Betapa banyak kelompok kecil mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” (al-Baqarah/2: 249)

Allah menerangkan bahwa segala macam bantuan yang diberikan kepada kaum Muslimin dalam Perang Badar itu adalah merupakan alasan yang kuat terhadap larangan Allah kepada kaum Muslimin, lari dari pertempuran, dan merupakan anugerah kemenangan yang diberikan Allah kepada orang-orang mukmin, yaitu kemenangan dan harta rampasan yang banyak.

Di akhir ayat Allah menegaskan bahwa Allah Maha Mendengar segala permintaan hamba-Nya yang betul-betul menjalankan perintah serta menjauhi larangan-Nya lagi Maha Mengetahui akan segala macam bisikan hati para hamba-Nya dan mengetahui siapakah di antara hamba-Nya yang pantas mendapat kemenangan dan siapa pula yang pantas menderita kekalahan.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Anfal Ayat 18-20


(Tafsir Kemenag)