Tafsir Surah Al Anfal Ayat 42-44

tafsir surah al anfal
tafsir surah al anfal

Tafsir Surah Al Anfal Ayat 42-44 berbicara mengenai rahmat Allah Swt kepada umat Islam ketika berada dalam pertempuran melawan orang-orang kafir. Secara geografis umat Islam berada dalam posisi yang menguntungkan daripada posisi orang kafir.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Anfal Ayat 40-41


Dalam Tafsir Surah Al Anfal Ayat 42-44 ini dijelaskan pula kekhawatiran yang dirasakan oleh umat Islam. Namun untuk menutupi rasa khawatir itu, Nabi Muhammad Swt memberikan kabar gembira bahwa umat Islam akan mengalami kemenangan berkat rahmat Allah.

Ayat 42

Dalam ayat ini Allah memperlihatkan rahmat-Nya kepada kaum Muslimin ketika terjadi Perang Badar.

Kaum Muslimin menempati tempat yang sangat strategis, sangat memungkinkan untuk memperoleh kemenangan, yaitu memilih tempat yang berada di pinggir lembah dekat Medinah, sedang kaum musyrikin berada di ujung lembah yang jauh dari kafilah unta yang membawa barang dagangan yang dipimpin oleh Abu Sufyan di tepi pantai, kira-kira lima mil dari Badar.

Kaum Muslimin berada di pinggir lembah yang terdekat ke Medinah, ketika itu baru saja turun hujan, sehingga mereka mempunyai persediaan air minum yang cukup dan situasi tanah yang disiram hujan, sedang kaum musyrikin berada di ujung lembah yang jauh, yang kering karena tidak mendapatkan air hujan dan tanah yang diinjak oleh kaum Musyrikin adalah tanah yang mengandung debu, sehingga kaki mereka mudah terperosok.

Seandainya kaum Muslimin mengadakan kesepakatan untuk menentukan waktu pertempuran, niscaya mereka tidak sependapat dalam menentukan waktu pertempuran itu.

Akan tetapi, karena Allah telah menentukan jalannya pertempuran maka saatnya pun tidak direncanakan oleh kaum Muslimin sendiri, apalagi  jika  melihat  jumlah tentara kaum Muslimin amat sedikit dibanding dengan jumlah tentara kaum musyrikin dan persenjataan mereka pun tidak lengkap.

Maksud kaum Muslimin berperang untuk menguasai kafilah unta yang penuh dengan barang dagangan yang dibawa dari Syam di bawah pimpinan Abu Sufyan. Tindakan ini adalah sebagai balasan atas tindakan orang-orang musyrik yang merampas harta orang-orang Muslim yang mereka tinggalkan di Mekah karena hijrah ke Medinah.

Semula kaum musyrikin tidak merasa gentar menghadapi kaum Muslimin yang dipimpin oleh Rasulullah. Tetapi setelah mereka mengetahui posisi dan keadaan mereka, maka mereka merasa gentar menghadapi kaum Muslimin.

Abu Sufyan sebagai pemimpin kafilah perdagangan kemudian mengirim utusan ke Mekah memberi tahu tentang bahaya yang mereka hadapi. Kemudian orang Quraisy dari Mekah mengirim pasukan yang dipimpin oleh Abu Jahal dengan maksud membantu kafilah Abu Sufyan.

Mengetahui kedatangan tentara Quraisy dari Mekah yang cukup besar, Nabi Muhammad mengubah arah dari menghalangi Abu Sufyan menjadi menghadapi tentara Quraisy. Maka terjadilah pertempuran di lembah Badar.

Allah mempertemukan dua pasukan itu tanpa didahului persetujuan dari kedua belah pihak, untuk menentukan pertempuran. Allah menghendaki kemenangan kepada kaum Muslimin dan menghancurkan kaum musyrikin, agar orang-orang yang beriman mencapai kemenangan berdasarkan bukti-bukti yang dapat disaksikan dengan nyata sebagai bukti kebenaran Islam, dan sebagai bukti bahwa Allah telah melaksanakan janji-Nya kepada Nabi-Nya dan  kaum  Muslimin,  sehingga  keraguan  mereka  lenyap dan kemenangan  ternyata berada di tangan kaum Muslimin.

Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui segala yang diucapkan oleh orang-orang kafir dan orang-orang mukmin dan pasti akan memberikan balasan pula sesuai dengan apa yang didengar dan diketahui-Nya.

Ayat 43

Allah mengetahui apa yang diucapkan oleh sahabat-sahabat Nabi dan mengetahui pula apa yang tersimpan dalam hatinya ketika Allah memperlihatkan kepada Nabi dalam mimpi bahwa jumlah musuh itu sedikit.

Setelah Nabi memberitahukan kepada sahabat-sahabatnya tentang mimpinya itu, maka tenanglah hati mereka dan bertambah besarlah harapan mereka untuk mencapai kemenangan, sehingga mimpi itu memberikan dorongan dan semangat kepada mereka menghadapi medan pertempuran.

Seandainya Allah memperlihatkan kepada Nabi-Nya jumlah kaum musyrikin itu banyak akan timbullah ketakutan dalam hati mereka, mereka gentar menghadapi musuh dan tentu akan menimbulkan pertentangan hebat di kalangan kaum Muslimin yang tidak setuju untuk melangsungkan peperangan, karena di kalangan kaum Muslimin ada yang kuat imannya dan ingin patuh melaksanakan perintah Rasul untuk berperang dan ada pula yang lemah imannya, yang ingin menghindari  peperangan.

Allah  menyelamatkan kaum Muslimin dari ketakutan dan perselisihan yang dapat mengakibatkan kelemahan dan kehancuran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam hati, yaitu perasaan takut dan cemas dari orang yang lemah imannya dan keberanian  untuk maju ke medan juang pada orang-orang yang kuat imannya yang selalu tawakal kepada Allah.


Baja juga: Kapankah Datang Pertolongan Allah Swt? Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 214


Ayat 44

Dalam ayat ini Allah memerintahkan Nabi agar mensyukuri nikmat-Nya, ketika Dia menampakkan musuh dalam jumlah yang sedikit pada penglihatan Nabi dan para sahabat, demikian pula Allah menampakkan jumlah tentara kaum Muslimin sedikit pada penglihatan mata musuhnya, agar kedua belah pihak maju perang dengan harapan dapat mencapai kemenangan.

Kaum Muslimin berperang dengan penuh semangat karena hatinya penuh dengan keimanan dan kepercayaan atas janji Allah bahwa mereka akan mencapai kemenangan dan akan dibantu oleh malaikat.

Orang-orang kafir maju ke depan karena terdorong oleh perasaan sombong dan menipu diri sendiri, sehingga Abu Jahal berkata, “Jumlah tentara Muhammad sedikit, cukup diberi makan dengan seekor unta saja.”

Karena masing-masing golongan mempunyai harapan untuk menang, maka terjadilah pertempuran sengit yang berakhir sesuai dengan ketentuan Allah yaitu kemenangan di pihak kaum Muslimin.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Anfal Ayat 45-47


(Tafsir Kemenag)