BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Furqan Ayat 23-25

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 23-25

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 23-25 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai kemalangan dan kerugian orang-orang kafir. Kedua mengenai keberuntungan orang-orang mukmin. Ketiga mengenai kedahsyatan hari kiamat.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 21-22


Ayat 23

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan sebab-sebab kemalangan dan kerugian orang kafir.

Allah akan memperlihatkan segala perbuatan yang mereka anggap baik yang pernah dikerjakan selama hidup di dunia, seperti silaturrahim, menolong orang yang menderita, memberikan derma untuk meringankan bencana alam, memberi bantuan kepada rumah sakit dan yatim piatu, membebaskan atau menebus tawanan, dan sebagainya. Sebanyak apa pun kebaikan mereka, tidak akan memperoleh imbalan apa pun di sisi Allah.

Mereka hanya dapat memandang kebaikan itu tanpa dapat mengambil manfaatnya sedikit pun. Kebaikan-kebaikan mereka itu lalu dijadikan Allah bagaikan debu yang beterbangan di angkasa karena tidak dilandasi iman yang benar kepada Allah. Mereka hanya bisa duduk termenung penuh dengan penyesalan. Itulah yang mereka rasakan sebagai akibat kekafiran dan kesombongan mereka.

Ayat 23

Berbeda dengan nasib orang-orang yang disebut di atas, orang-orang yang beriman menjadi penghuni surga di akhirat.

Mereka mendapatkan tempat tinggal yang jauh lebih baik dibandingkan dengan tempat kediaman kaum musyrikin di dunia yang selalu mereka jadikan lambang kemegahan dan kemewahan. Tempat kediaman ahli surga merupakan tempat istirahat yang paling nyaman. Kenikmatan di dunia hanya sementara karena hanya dapat dirasakan selama hidup di dunia dan kesenangannya pun bisa memperdaya, seperti tersebut dalam firman Allah.

;كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَاِنَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. Ali Imran/3: 185).


Baca juga: Nasaruddin Umar: Al-Qur’an Bedakan antara Gender dan Jenis Kelamin


Ayat 25

Pada ayat ini, Allah memerintahkan kepada Muhammad untuk menjelaskan kepada kaumnya kedahsyatan hari Kiamat.

Ketika itu, langit akan pecah, dan semua benda angkasa yang berada di dalamnya akan hancur bagaikan kabut yang beterbangan, akibat benturan planet-planet dan bintang-bintang yang tidak lagi mengorbit menurut ketentuannya masing-masing, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:

وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ  ١٩  وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ  ٢٠  ;

Dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu, dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana. (an-Naba’/78: 19-20)

;اِذَا السَّمَاۤءُ انْفَطَرَتْۙ  ١  وَاِذَا الْكَوَاكِبُ انْتَثَرَتْۙ  ٢  وَاِذَا الْبِحَارُ فُجِّرَتْۙ  ٣  وَاِذَا الْقُبُوْرُ بُعْثِرَتْۙ  ٤  عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ وَاَخَّرَتْۗ  ٥

Apabila langit terbelah; dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan; dan apabila lautan dijadikan meluap; dan apabila kuburan-kuburan dibongkar; (maka) setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikan(nya). (al-Infitar/82: 1-5)

Pada hari yang dahsyat itu, malaikat diturunkan secara bergelombang sambil membawa kitab-kitab yang berisi catatan semua amal hamba-hamba Allah yang mereka saksikan dan catat ketika di dunia. Kitab-kitab itu menjadi bahan bukti ketika mereka diadili Allah di Padang Mahsyar.

Menurut para ilmuwan, ayat ini, seperti banyak ayat lainnya dalam Al-Qur’an, menegaskan adanya kejadian-kejadian astronomis yang luar biasa kedahsyatannya yang akan terjadi pada hari Kiamat. Semuanya menunjukkan adanya kerusakan dan kehancuran secara menyeluruh dalam sistem yang mengaitkan bagian-bagian dari alam semesta.

Termasuk perubahan total dalam kedudukan, bentuk, dan kaitan-kaitan antar elemen dalam semesta jagad raya ini. Suatu gambaran akhir dan perubahan total yang tidak hanya terjadi di bumi, tetapi juga mencakup keseluruhan benda-benda langit yang ada di alam semesta ini. Bintang-bintang ‘berjatuhan’, saling bertabrakan, karena rusaknya (hilangnya) gaya gravitasi, langit pecah-belah dan planet-planet saling berbenturan dan berhamburan.

Kabut putih menggambarkan semua benda-benda langit yang jumlahnya triliunan, seolah terlihat seperti kabut. Kala itu benda-benda langit tersebut “melejit” keluar dari langit seperti didesak dari dalam oleh tekanan besar yang memaksa mereka keluar dari “balon” langit. Bintang, planet, dan benda langit lainnya tak ubahnya seperti debu yang kecil dan ringan – yang tidak mempunyai kekuatan apa-apa.

Keseimbangan dan keteraturan antar komponen sistem dalam semesta pada saat itu sudah tidak ada lagi. Benda-benda langit saling berbenturan dan meledak. Bisa jadi kabut putih pun adalah awan-awan yang terkumpul dari uap-uap yang dihasilkan dari ledakan-ledakan  tersebut.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 26-28


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Belajar parenting dari dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

Belajar ‘Parenting’ dari Dialog Nabi Yakub dan Nabi Yusuf

0
Dalam hal parenting, Islam mengajarkan bahwa perhatian orang tua kepada anak bukan hanya tentang memberi materi, akan tetapi, juga pendidikan mental dan spiritual yang...