BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al-Furqan Ayat 21-22

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 21-22

Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 21-22 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai sifat sombong dari orang-orang kafir. Kedua berbicara mengenai keadaan orang musyrik ketika berjumpa dengan malaikat.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 20


Ayat 21

Orang-orang yang tidak percaya hari kebangkitan atau mengingkari hari Kiamat, di mana mereka akan dihadapkan ke hadirat Allah untuk diadili segala perbuatannya di dunia, dengan penuh kesombongan bertanya kenapa tidak diturunkan kepada mereka malaikat yang menjadi saksi atas kebenaran Muhammad sebagai nabi, untuk menghilangkan keraguan mereka tentang kebenaran wahyu yang diturunkan kepadanya.

Jika hal itu sulit untuk dilaksanakan, mengapa mereka tidak langsung saja melihat Tuhan yang akan menerangkan kepada mereka bahwa Muhammad itu benar-benar diutus oleh-Nya untuk menyampaikan kabar gembira dan memberi peringatan.

Jika yang demikian itu terlaksana, mereka mengatakan akan beriman kepada Muhammad. Ucapan demikian itu tidak lain hanyalah karena kesombongan mereka sendiri, dan karena kezaliman mereka dengan mendustakan seorang utusan Allah.

Mereka sama sekali tidak menghiraukan mukjizat nyata yang telah diperlihatkan oleh Rasulullah kepada mereka. Setiap orang yang berakal sehat pasti akan tercengang mendengar ucapan-ucapan mereka itu dan menganggapnya sebagai ucapan orang yang tidak berakal. Seandainya Allah mengabulkan keinginan itu, mereka tetap tidak akan beriman kepada Allah dan rasul-Nya, sebagaimana tercantum dalam firman Allah:

;وَلَوْ اَنَّنَا نَزَّلْنَآ اِلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتٰى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَّا كَانُوْا لِيُؤْمِنُوْٓا اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ وَلٰكِنَّ اَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُوْنَ   ;

Dan sekalipun Kami benar-benar menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) di hadapan mereka segala sesuatu (yang mereka inginkan), mereka tidak juga akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki. Tapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (arti kebenaran). (al-An’am/6: 111)


Baca juga: Apakah Iblis Termasuk Golongan Malaikat atau Bukan? Ini Kata Ulama


Ayat 22

Pada ayat ini dijelaskan keadaan orang-orang kafir dan musyrik ketika berjumpa dengan malaikat di akhirat. Malaikat yang mereka inginkan sebagai rasul di dunia, atau sebagai saksi dari kebenaran kenabian Muhammad, akan mereka temui di akhirat.

Namun demikian, pertemuan itu tidak seperti yang mereka harapkan karena mereka tidak akan mendengar kabar gembira dari para malaikat itu, baik berupa ampunan dari dosa, atau perintah masuk surga.

Mereka hanya mendengar perkataan yang sangat menyakitkan hati, yaitu hijran mahjµran, yang berarti “(surga) haram dan diharamkan bagi mereka”. Ucapan malaikat itu dianggap sangat menyakitkan, karena biasa diucapkan orang Arab ketika mendapatkan kesulitan.

Adapun orang-orang mukmin disambut baik oleh para malaikat yang datang menyongsong mereka dan memberi kabar gembira untuk masuk surga. Hal ini digambarkan dalam firman Allah:

اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ  ;

Sesungguhnya orang-orang yang berkata, ”Tuhan kami adalah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), ”Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.” (Fussilat/41: 30)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al-Furqan Ayat 23-25


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...