BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Al Isra’ Ayat 72-75

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 72-75

Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 72-75 bercara mengenai dua hal. Pertama mengenai orang-orang yang buta hatinya. Kedua mengenai tipu daya orang-orang musyrik kepada Nabi Muhammad SAW.


Baca juga: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 70-71


Ayat 72

Kemudian dijelaskan bahwa barang siapa yang buta hatinya di dunia, yakni yang tidak mau melihat kebenaran petunjuk Allah, dan tidak mau memperhatikan tanda-tanda kekuasaan-Nya, niscaya di akhirat nanti ia lebih buta dan tidak dapat mencari jalan untuk menyelamatkan dirinya dari siksaan neraka.

Bahkan, mereka lebih sesat lagi dari keadaannya di dunia, karena roh mereka pada waktu itu ialah roh pada waktu di dunia juga. Roh yang dibangkitkan Allah swt di akhirat ialah roh yang keluar dari jasadnya ketika meninggal dunia seperti buah-buahan yang muncul dari batangnya.

Buah dan batang mempunyai sifat yang sama. Demikian pula roh manusia pada waktu itu, dia bangkit dengan membawa seluruh sifat, akhlak, dan amalnya. Ia mengetahui keadaan dirinya. Ia merasa bahagia ataupun celaka sesuai dengan keadaan dirinya.

Apabila keadaan roh manusia itu lalai di dunia, di akhirat pun akan lalai karena ia telah mengabaikan berbagai sarana dan alat untuk menguasai ilmu, dan terbiasa malas mengamalkan perintah Allah. Ia pun akan mengumpat-umpat dan mencerca dirinya sendiri.


Baca juga: Makna Pengulangan Lafaz al-Rahmān al-Rahīm dalam Surah al-Fatihah


Ayat 73

Dalam ayat ini dijelaskan usaha yang dilakukan kaum musyrikin Quraisy untuk menipu Nabi Muhammad saw, sehingga beliau hampir saja teperdaya, berpaling dari wahyu yang telah diterimanya dari Allah swt, dan memenuhi permintaan mereka agar mengakui tuhan-tuhan mereka.

Karena perlindungan Allah, Nabi tetap bisa teguh pendiriannya dalam menyebarkan dakwah, walaupun tekanan dari orang-orang Quraisy semakin hebat.

Allah mengingatkan Rasul-Nya, kalau ia mengikuti apa yang mereka kehendaki, mereka tentu akan mengambilnya sebagai sahabat atau mengangkatnya menjadi pemimpin. Mereka juga akan menyatakan di hadapan manusia bahwa Nabi saw telah menyetujui dan mengakui agama mereka. Dengan demikian, Nabi saw akan terjauh dari petunjuk dan bimbingan Allah swt.

Ayat 74

Dalam ayat ini, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad hampir ter-pengaruh bila Allah tidak memperkuat hatinya menghadapi tekanan dan tipu daya orang-orang Quraisy itu, sehingga beliau tidak berpaling sedikit pun.

Dari keterangan ayat ini dapat dipahami bahwa Rasulullah cenderung untuk mendekati orang-orang Quraisy. Hal itu bukan karena hati Nabi saw lemah, tetapi menunjukkan bahwa tekanan dan tipu daya itu sangat hebat. Hanya karena pertolongan Allah, maka Rasul tidak jadi mendekati mereka.

Ayat 75

Allah swt mengingatkan Rasul-Nya bahwa jika ia sempat ter-pengaruh oleh tekanan orang-orang kafir itu, Allah akan menimpakan siksaan berlipat ganda kepadanya, baik di dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, kadar hukuman terhadap Rasulullah dua kali lipat dari hukuman terhadap orang lain, begitu juga bagi para istri Nabi. Dalam hal ini, Allah swt berfirman:

يٰنِسَاۤءَ النَّبِيِّ مَنْ يَّأْتِ مِنْكُنَّ بِفَاحِشَةٍ مُّبَيِّنَةٍ يُّضٰعَفْ لَهَا الْعَذَابُ ضِعْفَيْنِۗ وَكَانَ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرًا   ۔

Wahai istri-istri Nabi! Barang siapa di antara kamu yang mengerjakan perbuatan keji yang nyata, niscaya azabnya akan dilipatgandakan dua kali lipat kepadanya. Dan yang demikian itu, mudah bagi Allah. (al-Ahzab/33: 30)

Istri-istri Nabi bila sampai tergelincir menuruti ajakan hawa nafsu, hukumannya dua kali lipat dari istri-istri orang kebanyakan. Dari ayat itu dipahami bahwa hukuman bagi ulama, cendikiawan, dan pemimpin umat lainnya bila bersalah, akan lebih besar daripada hukuman bagi orang kebanyakan.

وَقَالُوْا رَبَّنَآ اِنَّآ اَطَعْنَا سَادَتَنَا وَكُبَرَاۤءَنَا فَاَضَلُّوْنَا السَّبِيْلَا۠   ٦٧  رَبَّنَآ اٰتِهِمْ ضِعْفَيْنِ مِنَ الْعَذَابِ وَالْعَنْهُمْ لَعْنًا كَبِيْرًا ࣖ   ٦٨

Dan mereka berkata, ”Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menaati para pemimpin dan para pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami, timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan laknatlah mereka dengan laknat yang besar.” (al-Ahzab/33: 67-68)

Allah swt mengingatkan Nabi saw bahwa apabila memenuhi keinginan orang-orang musyrik itu, Allah akan mengazabnya berlipat ganda, baik di dunia ataupun di akhirat. Ia tidak akan menemukan seorang penolong pun yang dapat melepaskannya dari azab itu. Menjadi keharusan bagi setiap kaum Muslimin agar menjadikan ayat ini sebagai pedoman dalam setiap langkahnya dalam beragama.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 76-78


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Peran Alquran dalam Melestarikan Bahasa Arab

Peran Alquran dalam Melestarikan Bahasa Arab

0
Bahasa Arab telah berkembang ratusan tahun sebelum Nabi Muhammad saw. lahir. Meski telah berusia lama, bahasa ini masih digunakan hingga hari ini. Bahasa Arab...