Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 86-87 berbicara mengenai dau hal. Pertama mengenai kekuasaan Allah apabila berkehendak untuk mencabut al-Qur’an. Kedua berbicara mengenai penegasan bahwa al-Qur’an tidak akan dicabut dari hati orang-orang mukmin.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 84-85
Ayat 86
Ayat ini menerangkan bahwa jika Allah swt menghendaki untuk menarik kembali Al-Qur’an yang telah diturunkan dan menghapusnya dari hati Nabi Muhammad dan dari lembaran-lembaran yang telah ditulis, hal itu pasti dengan mudah dapat dilaksanakan-Nya, sedikit pun tidak akan ada bekasnya.
Mudahnya bagi Allah swt menghapus Al-Qur’an itu diterangkan dalam hadis Nabi saw:
عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: إِنَّ هَذَا الْقُرْاٰنَ سَيُرْفَعُ، قِيْلَ كَيْفَ يُرْفَعُ وَقَدْ أَثْبَتَهُ اللهُ فِي قُلُوْبِنَا وَأَثْبَتْنَاهُ فِى الْمَصَاحِفِ؟ قَالَ يُسْرَى عَلَيْهِ فِي لَيْلَةٍ وَاحِدَةٍ فَلاَ تُتْرَكُ مِنْهُ اٰيَةٌ فِي قَلْبٍ وَلاَ مُصْحَفٍ إِلاَّ رُفِعَتْ، فَتُصْبِحُوْنَ وَلَيْسَ فِيْكُمْ مِنْهُ شَيْءٌ ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الْاٰيَةَ.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas’µd bahwa Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya Al-Qur’an ini akan diangkat (dihapus).” Seseorang berkata, “Bagaimana mungkin, sesungguhnya Allah telah mengokohkannya di dalam hati kita, dan kita telah mengabadikan (menulisnya) di dalam lembar-lembar bertulis.” Ia berkata, “Diangkat Al-Qur’an di satu malam maka tidak ada yang ditinggalkan seayat pun darinya dalam hati dan tidak pula pula di dalam mushaf, kecuali semua diangkat. Maka pada waktu paginya tidak satu ayat pun lagi yang tinggal padamu.” Lalu Nabi membaca ayat ini. (Riwayat Sa’id bin Mansµr dan al-Hakim serta dinyatakan sahih oleh at-Tabrani dan al-Baihaqi)
Setelah Al-Qur’an dihapus dari hati dan yang tertulis dalam mushaf, maka pada saat itu tidak ada lagi yang dapat dijadikan pegangan dan petunjuk ke jalan yang benar. Tidak seorangpun yang sanggup mengembalikannya, baik dalam bentuk mushaf maupun hafalan.
Baca juga: Tafsir Ahkam: Dalil Keluarnya Benda Asing dari Kemaluan Atau Dubur Tidak Membatalkan Wudhu
Ayat 87
Akan tetapi, Allah tidak bermaksud menghapus Al-Qur’an dari hati Nabi dan mushaf-mushaf, karena rahmat-Nya yang besar yang dilimpahkan kepada hamba-hamba-Nya. Al-Qur’an adalah nikmat yang paling besar yang diberikan Allah kepada manusia. Dia menetapkan Al-Qur’an dalam hati manusia serta menjaganya dari campur tangan mereka.
Menurut ar-Razi, ada dua macam nikmat besar yang diberikan Allah kepada ulama: pertama, memudahkan mereka memperoleh ilmu, dan kedua, tetapnya ilmu dalam pikiran dan ingatan mereka.
Dengan kedua macam nikmat itu, maka manusia mudah mencerna kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dan kemudian melaksanakan yang diperintahkan-Nya dan menghentikan yang dilarang-Nya. Dengan demikian, terjagalah mereka dari kehancuran di dunia dan azab neraka di akhirat.
Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa keutamaan yang diberikan-Nya kepada Nabi Muhammad sangat besar sehingga Allah tidak menginginkan terhapusnya wahyu yang telah diturunkan kepadanya. Wahyu ini merupakan nikmat Allah yang terbesar kepada Rasulullah dan orang-orang beriman karena berisi hidayah dan penyembuh dari berbagai penyakit.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Al Isra’ Ayat 88-89
(Tafsir Kemenag)
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penyakit