Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 11-12

tafsir surah al jatsiyah
tafsir surah al jatsiyah

Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 11-12 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai al-Qur’an sebagai petunjuk dari Allah SWT. Kedua berbicara mengenai hikmah penciptaan laut.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 9-10


Ayat 11

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang berasal dari Allah, yang disampaikan-Nya kepada Muhammad saw, agar disampaikan kepada seluruh umat manusia. Petunjuk itu yang menuntun manusia ke jalan yang benar menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.

Diterangkan orang yang mengingkari petunjuk Al-Qur’an itu akan menempuh jalan yang sesat, jalan yang menuju kepada penderitaan hidup dunia dan akhirat.

Al-Qur’an sebagai petunjuk dapat mengeluarkan manusia dari kesesatan menuju kebenaran, dari kekafiran menuju keimanan. Oleh karena itu, orang yang tidak beriman akan mendapat siksa yang sangat pedih.


Baca juga: Tafsir Surah Allail Ayat 6-10: Algoritma Amal Saleh


Ayat 12

Allah menyatakan bahwa Dialah yang menundukkan laut untuk keperluan manusia. Hal ini berarti bahwa Allah menciptakan laut hanyalah untuk manusia. Dalam ayat yang lain diterangkan bahwa Allah menjadikan bumi dan semua isinya untuk manusia.

Allah berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ لَكُمْ مَّا فِى الْاَرْضِ جَمِيْعًا ثُمَّ اسْتَوٰٓى اِلَى السَّمَاۤءِ فَسَوّٰىهُنَّ سَبْعَ سَمٰوٰتٍ ۗ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ  ٢٩

Dialah (Allah) yang menciptakan segala apa yang ada di bumi untukmu kemudian Dia menuju ke langit, lalu Dia menyempurnakannya menjadi tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu. (al-Baqarah/2: 29)

Karena itu, ayat ini seakan-akan mendorong manusia untuk berusaha dan berpikir semaksimal mungkin, di mana laut dan segala isinya itu dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, demikian pula alam semesta ini.

Sebagai contoh dikemukakan beberapa hasil pemikiran manusia yang telah digunakan dalam memanfaatkan lautan, misalnya kapal yang berlayar dari sebuah negeri ke negeri yang lain, mengangkut manusia dan barang-barang keperluan hidup mereka sehari-hari.

Tentu saja lalu-lintas di laut itu akan dapat mempererat hubungan antara penduduk suatu negeri dengan penduduk negeri yang lain.

Manusia juga dapat memanfaatkan laut ini sebagai sumber penghidupan. Di dalamnya terdapat bahan-bahan yang dapat dijadikan makanan, seperti ikan, rumput-rumput laut, dan sebagainya.

Juga terdapat bahan perhiasan seperti mutiara, marjan, dan semacamnya. Air laut dapat diuapkan sehingga menghasilkan garam yang berguna untuk menambah tenaga dan menyedapkan makanan, dan dapat diusahakan menjadi tawar untuk dijadikan air minum dan untuk mengairi tanaman, dan untuk lain-lain.

Batu karang yang beraneka warna dan ragam bentuk dan jenisnya dikeluarkan dari laut, dijadikan kapur untuk bahan bangunan rumah.

Pada masa sekarang, semakin banyak yang ditemukan dari dalam laut seperti minyak, besi dan logam yang bermacam-macam. Dalam menghadapi ledakan perkembangan penduduk dewasa ini, orang telah mulai mengarahkan pikirannya ke lautan. Mereka telah mulai memikirkan kemungkinan-kemungkinan memanfaatkan dan menggali hasil lautan sebagai sumber bahan makanan karena produksi bahan makanan di daratan diduga dalam waktu yang tidak lama lagi akan berkurang dan tidak seimbang dengan jumlah dan pertambahan penduduk.

Semua itu adalah karunia Allah yang dianugerahkan kepada manusia sebagai tanda kemurahan-Nya, agar dengan demikian manusia mensyukurinya. Amat banyak lagi karunia Allah yang lain yang belum diketemukan manusia, karena itu hendaklah manusia berusaha dan berpikir bagaimana menemukannya.

Allah menundukkan lautan agar kapal-kapal dapat berlayar padanya. Salah satu yang merupakan sekian banyak karunia-Nya adalah kemampuan manusia dengan izin Allah untuk menyelam pada kapal selam.

Kapal selam, yang kini juga banyak digunakan dalam penelitian, merupakan suatu kendaraan air yang bisa beroperasi di dalam air pada tekanan-tekanan yang mampu ditahan oleh manusia. Kapal selam berada dalam keadaan terapung secara positif dan bobotnya lebih kecil dari volume air yang dipindahkannya.

Untuk menyelam secara hidrostatis, suatu kapal harus mendapatkan keterapungan negatif dengan cara menambah bobotnya sendiri atau dengan memperkecil volume air yang dipindahkan. Untuk mengendalikan bobotnya, sebuah kapal selam harus dilengkapi dengan tangki ballast yang dapat diisi baik dengan air dari sekelilingnya, atau dengan udara tekan.

Untuk gerakan penyelaman dan pengapungan secara umum, maka kapal selam menggunakan tangki maju dan mundur yang dinamakan Tangki Balas Utama (Main Ballast Tank) yang bisa dibuka dan diisi penuh dengan air untuk bisa menyelam atau diisi dengan udara tekan untuk mengapung.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Al-Jatsiyah Ayat 13