Tafsir Surah Al Lail Ayat 12-21 melanjutkan pembicaraan sebelumnya yang menyatakan bahwa manusia memiliki dua potensi, yaitu positif dan negatif. Keduanya mempunyai akibatnya masing-masing.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Al Lail Ayat 1-11
Dalam Tafsir Surah Al Lail Ayat 12-21 Allah menegaskan bahwa Ia akan memberi tahu manusia mana jalan yang benar dan mana yang salah. Orang yang memilih kebenaran akan memasuki surga. Sebaliknya, yang memilih keburukan akan berakhir di neraka.
Ayat 12
Allah menegaskan bahwa Ia berkewajiban menunjuki manusia mana jalan yang benar dan mana jalan yang salah, mana yang baik dan mana yang buruk, sebagaimana dinyatakan-Nya dalam ayat lain:
وَاِذَا جَاۤءَكَ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِاٰيٰتِنَا فَقُلْ سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلٰى نَفْسِهِ الرَّحْمَةَۙ اَنَّهٗ مَنْ عَمِلَ مِنْكُمْ سُوْۤءًاۢ بِجَهَالَةٍ ثُمَّ تَابَ مِنْۢ بَعْدِهٖ وَاَصْلَحَ فَاَنَّهٗ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ ٥٤
Dan apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami datang kepadamu, maka katakanlah, “Salamun ‘alaikum (selamat sejahtera untuk kamu).” Tuhanmu telah menetapkan sifat kasih sayang pada diri-Nya, (yaitu) barang siapa berbuat kejahatan di antara kamu karena kebodohan, kemudian dia bertobat setelah itu dan memperbaiki diri, maka Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (al-An’am/6: 54);
Ayat 13
Allah juga pemilik alam ini, baik alam akhirat maupun alam dunia. Bila Allah pemilik segala-galanya, maka tiada jalan bagi manusia selain meminta semuanya itu kepada-Nya dengan jalan mengimani dan bertakwa kepada-Nya.
Ayat 14-16
Di samping Allah telah menunjuki manusia jalan yang benar, Ia juga memperingatkan manusia tentang adanya neraka yang senantiasa menyala-nyala. Penghuni neraka itu adalah mereka yang paling durhaka, yaitu orang-orang yang senantiasa memandang dusta wahyu-wahyu yang disampaikan kepadanya, dan karena itu tidak mau mengimaninya dan menjalankannya.
Baca juga: Mengenal Kuliner Neraka dalam Al-Quran, dari Buah Zaqqum hingga Shadid
Ayat 17-18
Sebaliknya adalah orang yang takwa, yaitu orang yang memberikan kekayaannya untuk membantu orang lain untuk menyucikan dirinya. Orang yang takwa itu akan terjauh dari neraka.
Contoh orang yang paling takwa adalah Abu Bakar as-siddiq yang telah menggunakan seluruh kekayaannya untuk memerdekakan orang-orang lemah dan perempuan-perempuan yang masuk Islam dan membantu mereka.
Ayat 19-20
Orang-orang yang bertakwa membantu orang lain bukan karena orang itu berjasa kepadanya yang karena itu ia perlu membalasnya. Ia membantu orang itu semata-mata karena mengharapkan rida dan surga Allah di akhirat.
Ayat 21
Orang takwa yang membantu orang lain untuk mencari rida Allah itu akhirnya akan memperolehnya. Orang itu terjauh dari neraka, dan pasti masuk surga.
(Tafsir Kemenag)