BerandaTafsir TematikSurah Al-Mulk Ayat 19: Alquran Berbicara tentang Teori Pesawat Terbang

Surah Al-Mulk Ayat 19: Alquran Berbicara tentang Teori Pesawat Terbang

Penemuan teknologi pesawat terbang menjadi penemuan terbesar dalam sejarah. Sebab penemuan ini dapat mempermudah gerak mobilitas manusia pada jarak yang jauh tetapi dapat ditempuh dalam waktu yang singkat. Menurut catatan sejarah, pesawat terbang ditemukan oleh Wilbur Wright dan Orville Wright pada tahun 1903.

Penemuan ini terus berkembang dengan segenap modifikasi-modifikasi pembaharuan pada teknologi pesawat terbang. Namun sejatinya jauh sebelum penemuan tersebut, konsep pesawat terbang sudah dibicarakan dalam Alquran. Sebagaimana terdapat dalam surah al-Mulk ayat 19 sebagai berikut.

اَوَلَمْ يَرَوْا اِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صٰۤفّٰتٍ وَّيَقْبِضْنَۘ مَا يُمْسِكُهُنَّ اِلَّا الرَّحْمٰنُۗ اِنَّهٗ بِكُلِّ شَيْءٍۢ بَصِيْرٌ

“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Yang Maha Pengasih. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 19 part 1

Tafsir Surah al-Mulk Ayat 19: Teori Pesawat Terbang

Menurut Tafsir Kementerian Agama, dalam ayat tersebut Allah membuktikan kekuasaan-Nya menahan burung yang sedang berada di angkasa, sehingga tidak jatuh ke bumi. Burung-burung yang sedang berada di angkasa kadang-kadang terbang melayang dengan mengembangkan sayapnya. Ia terbang meninggi atau menukik ke bawah, seakan-akan ia akan terhempas ke bumi. Kadang-kadang ia mengatupkan kedua sayapnya.

Siapakah yang menahan burung itu dari kejatuhan pada waktu dia mengembangkan dan mengatupkan sayapnya? Bukankah ini bertentangan dengan hukum alam bahwa barang yang berat itu akan jatuh ke bumi disebabkan daya tarik (gravitasi) bumi?

Hal terpenting agar burung dapat terbang adalah terdapatnya organ sayap dan bulu. Burung menggerakan, mengembangkan dan mengatupkan sayapnya, maka sesungguhnya burung-burung itu sedang mengepakkan sayapnya untuk membangkitkan aerodynamic force (gaya aerodinamika), yaitu mengumpulkan tekanan udara yang cukup di bawah sayapnya, yang akan memberikan gaya angkat dan gaya dorong kepada burung-burung untuk dapat terbang.

Gaya angkat ini untuk melawan berat burung, sedang gaya dorong untuk melawan hambatan udara. Kedua gaya ini dibangkitkan oleh gerakan kepakan sayap burung dengan siklus ke atas, ke bawah, dan ke belakang secara kontiniu dan periodik. Sungguh Maha Pemurah Allah. Jika Dia berkehendak menghilangkan udara, pasti burung-burung itu tidak mungkin dapat terbang.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya juga menjelaskan bahwa dalam ayat tersebut diisyaratkan tentang cara burung terbang dengan mengepakkan, mengatupkan, dan mengembangkan sayap mereka untuk memperoleh keseimbangan.

Sementara Wahbah Az-Zuhaili dalam Tafsir Al-Munir menegaskan bahwa ayat ini menunjukkan bukti kekuasaan Allah yang menundukkan udara untuk burung-burung sehingga dapat menahan burung tersebut terbang di angkasa.

Berdasarkan penafsiran tersebut dapat diketahui bahwa teori pesawat terbang sejatinya diambil dari konsep burung terbang yang terdapat di dalam Alquran. Hal itu karena terangkatnya sesuatu ke udara disebabkan oleh tekanan udara yang mana dalam ayat tersebut dicontohkan pada burung terbang.

Baca Juga: Tafsir Surah Al-Mulk ayat 19 part 2

Perbandingan Teori Pesawat Terbang Secara Ilmiah dan Alquran

Menurut pengetahuan modern, sayap pesawat terbang dirancang untuk menghasilkan gaya angkat (lift) ketika pesawat bergerak melalui udara. Gaya angkat dihasilkan oleh perbedaan tekanan di atas dan di bawah sayap. Udara yang bergerak di sepanjang sayap memberikan tekanan yang lebih rendah di atas dan tekanan yang lebih tinggi di bawah, menciptakan gaya angkat.

Pesawat juga memerlukan tenaga dorongan untuk melawan hambatan udara dan mempertahankan kecepatan. Biasanya, tenaga dorongan disediakan oleh mesin pesawat, seperti mesin jet atau mesin piston pada pesawat kecil. Hambatan udara menjadi gaya yang menghambat gerakan pesawat melalui udara. Desain pesawat dirancang untuk mengurangi hambatan sebanyak mungkin, sehingga pesawat dapat mencapai kecepatan yang diperlukan dengan efisien.

Pesawat dilengkapi dengan kontrol surfaces seperti elevator, aileron, dan rudder yang memungkinkan pilot mengontrol pesawat secara pitch (gerakan atas-bawah), roll (gerakan samping), dan yaw (gerakan mengitari sumbu vertikal). Pesawat memerlukan kecepatan tertentu agar sayap dapat menghasilkan gaya angkat yang cukup untuk mengatasi berat pesawat (M. Fajri Hidayat, 2018).

Konsep pesawat terbang di atas meniru konsep terbangnya seekor burung yang memperhatikan empat gaya utama yaitu gaya dorong, hambat, angkat, dan berat. Ketika sedang terbang, burung mengembangkan dan mengatupkan sayapnya untuk menyeimbangkan gaya yang menjadi dasar utama dalam proses terbang (Zuyyinah, 2024).

Baca Juga: Membaca Surah-Surah Pilihan: Antara Amalan, Tradisi dan Doa

Penutup

Melayangnya burung di angkasa menjadi bukti kekuasaan Allah yang tiada tara sampai-sampai menjadi dasar teori pembuatan pesawat terbang. Berkat teori tersebut kini manusia mendapat kemudahan yang luar biasa. Demikianlah Allah menunjukkan bukti kuasa-Nya yang dapat menggetarkan hati manusia. Wallahu A’lam.

Saibatul Hamdi
Saibatul Hamdi
Minat Kajian Studi Islam dan Pendidikan Islam
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Mengenal Aquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar: Metode dan Perkembangannya

0
Kini, penerjemahan Alquran tidak hanya ditujukan untuk masyarakat Muslim secara nasional, melainkan juga secara lokal salah satunya yakni Alquran dan Terjemahnya dalam Bahasa Banjar....