BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 112

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 112

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 112 secara umum menceritakan kisah Nabi Ibrahim dan keturunannya, termasuk pendapat para ulama terkait alasan kenapa Isma’il yang terpilih pada peristiwa penyembelihan, bukan Ishaq.

Penjelasan ini diangkat dalam Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 112 karena beberapa isi dalam al-Kitab dinilai telah dirubah dari redaksi asalnya, bahwa Ishaq-lah sosok yang disembelih pada peristiwa itu, bukan Isma’il. Untuk menyikapinya, maka berikut akan dihadirkan penjelasan kuat para ulama berkaitan terpilihnya isma’il pada peristiwa ‘kurban’.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 106-111


Ayat 112

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah telah menyampaikan berita gembira kepada Ibrahim tentang akan lahirnya seorang putera dari istrinya yang pertama, Sarah.

Berita ini disampaikan oleh malaikat, yang menyamar sebagai manusia, ketika bertamu ke rumahnya padahal ketika itu Sarah sudah tua. Firman Allah:

فَاَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيْفَةً  ۗقَالُوْا لَا تَخَفْۗ وَبَشَّرُوْهُ بِغُلٰمٍ عَلِيْمٍ   ٢٨  فَاَقْبَلَتِ امْرَاَتُهٗ فِيْ صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوْزٌ عَقِيْمٌ   ٢٩  قَالُوْا كَذٰلِكِۙ قَالَ رَبُّكِ ۗاِنَّهٗ هُوَ الْحَكِيْمُ الْعَلِيْمُ  ۔  ٣٠

Maka dia (Ibrahim) merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata, “Janganlah kamu takut,” dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). Kemudian istrinya datang memekik (tercengang) lalu menepuk wajahnya sendiri seraya berkata, “(Aku ini) seorang perempuan tua yang mandul.” Mereka berkata, “Demikianlah Tuhanmu berfirman. Sungguh, Dialah Yang Mahabijaksana, Maha Mengetahui.” (az-Zariyat/51: 28-30).

Malaikat juga memberitahukan bahwa Ishak itu adalah seorang nabi dan darinya akan diturunkan Yakub yang juga seorang nabi.

Keduanya adalah termasuk hamba-hamba Allah yang saleh, orang yang suka berbuat kebajikan, dan membawa kemaslahatan kepada umatnya.

Mengenai berita kelahiran Ishak ini, diberitakan Allah juga dalam surah-surah lain seperti dalam Surah Hud/11: 69-73, Surah Maryam/19: 49 dan Surah al-Anbiya’/21: 72.

Di kalangan ulama tafsir terdapat pendapat bahwa Ishaklah yang akan disembelih oleh Ibrahim untuk memenuhi perintah Tuhan, bukan kakaknya Ismail. Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip keterangan al-Bagawi menyatakan bahwa Umar, Ali, Ibnu Mas’ud dan al-‘Abbas (Ibnu ‘Abbas) berpendapat Ishaklah yang akan dijadikan korban itu. Sumber pendapat demikian ini adalah dari orang Yahudi yang masuk agama Islam.

Menurut Ibnu Katsir, semua pendapat yang mengatakan bahwa Ishak yang akan disembelih bersumber dari Ka’b al-Akhbar.

Dia seorang Yahudi yang masuk Islam pada zaman Khalifah Umar, dan membacakan isi kitab Taurat itu kepada Umar.

Berbicara masalah perbedaan pendapat tentang sembelihan ini, Ibnu al-Qayy³m dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan bahwa pendapat yang benar menurut ulama-ulama sahabat, para tabi’in, dan ulama-ulama kemudian, Ismaillah yang menjadi sembelihan Ibrahim.

Pendapat yang mengatakan sembelihan itu Ishak sangat salah dipandang dari pelbagai segi. Ibnu Taimiyah, sebagaimana dikutip Ibnu al-Qayyim, berkata, “Pendapat tersebut dilancarkan oleh Ahli Kitab, padahal ia bertentangan dengan isi kitab sendiri.”

Dalam kitab Taurat dikatakan bahwasanya Allah memerintahkan Ibrahim menyembelih anaknya yang pertama lahir. Baik orang Islam maupun Ahli Kitab sepakat bahwa putera yang pertama kali lahir adalah Ismail.

Akan tetapi kemudian, mereka melakukan pemutarbalikan isi Taurat dengan mencantumkan kata-kata: Sembelihlah anakmu Ishak.

Menurut Ibnu Taimiyah, “Itulah tambahan hasil pemutarbalikkan orang Yahudi, karena tambahan itu bertentangan dengan kata-kata anak pertama, satu-satunya kedengkian mereka kepada keturunan Ismail yang memperoleh kemuliaan, menyebabkan mereka melakukan pemalsuan isi kitab ini.”


Baca Juga: Surah Al-Maidah [5] Ayat 5: Hukum Hewan Sembelihan non-muslim, halalkah?


Alasan kedua yang dikemukakan Ibnu Taimiyah didasarkan pada keterangan Al-Qur’an:

فَبَشَّرْنٰهَا بِاِسْحٰقَۙ وَمِنْ وَّرَاۤءِ اِسْحٰقَ يَعْقُوْبَ

Maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak dan setelah Ishak (akan lahir) Yakub. (Hud/11: 71).

Allah mengabarkan kepada Sarah akan kelahiran Ishak, yang akan menurunkan anak yang bernama Yakub. Maka tidaklah mungkin Allah menyampaikan kelahiran Ishak lalu memerintahkan menyembelihnya padahal telah dinyatakan darinya akan diturunkan Yakub.

Bagaimana mungkin Yakub lahir ke dunia kalau bapaknya dijadikan sembelihan, padahal dia dijanjikan akan lahir dari keturunan Ishak? Jadi kalau demikian bukanlah Ishak yang dijadikan sembelihan tetapi Ismail.

Alasan ketiga Ibnu Taimiyah menunjuk berita Ibrahim dan anaknya dalam Surah ash-Shaffat ini. Dalam ayat 103-111 diceritakan ketika Ibrahim akan menyembelih anaknya untuk melaksanakan perintah Allah, lalu datang suara menegurnya dari belakang, yang menyeru bahwa Ibrahim dengan tindakannya itu dipandang sudah melaksanakan perintah Allah. Atas ketaatannya yang tulus itu, Ibrahim memperoleh pahala dan pujian dari Allah.

Sesudah peristiwa itu, Allah lalu memberitahu Ibrahim tentang kelahiran Ishak, sebagai ganjaran Allah atas kesabaran dan ketaatannya. Dengan demikian, tentu bukan Ishak yang akan disembelih, karena dia belum lahir.

Alasan keempat: bahwa peristiwa Ibrahim akan menyembelih anaknya itu terjadi di dekat Mekah, tidak ada yang meragukan. Oleh karena itu, ibadah kurban diadakan pada hari raya haji. Juga sa’i antara Safa dan Marwah serta melempar jumrah dalam ibadah haji merupakan kenangan pada peristiwa yang menimpa Ismail dan ibunya.

Seperti diketahui, Ismail dan ibunya tinggal di Mekah. Waktu dan tempat ibadah kurban selalu dihubungkan dengan Baitulharam. Jika sekiranya Ishak yang akan dijadikan sembelihan, tentulah upacara ibadah kurban diadakan di tempat dimana Ishak tinggal  (Syam), tidak di Mekah.

Demikianlah beberapa alasan yang dikemukakan Ibnu Taimiyah untuk membantah pendapat yang mengatakan bahwa Ishak yang menjadi sembelihan itu. (Lihat juga keterangan yang terdapat dalam kosakata Ibrahim dan Ismail)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 113-116


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...