BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 158-164

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 158-164

Pada tafsir yang lalu Allah mempertanyakan klaim liar orang kafir yang menganggap diri-Nya memiliki anak, namun pertanyaan itu tidak bisa dijawab, terlebih mereka juga tidak memiliki argumen kuat akan hal itu. Maka, pada Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 158-164 ini berbicara penegasan Allah bahwa diri-Nya tidaklah beranak, dan malaikat bukanlah anak Allah, melainkan makhluk yang taat kepada-Nya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 150-157


Ayat 158

Di samping kaum kafir Mekah itu memandang malaikat sebagai anak Allah, mereka juga memandang Allah punya hubungan nasab (kekerabatan) dengan jin. Yaitu bahwa Allah memperistri sejumlah jin-jin perempuan, dan dari hubungan itu lahirlah malaikat dan malaikat itu jenisnya perempuan.

Pandangan itu sangat keliru, karena bila demikian jin-jin itu berkedudukan sama dengan Allah, padahal mereka sendiri mengakui bahwa mereka pun nanti akan dihadirkan di depan-Nya, diminta tanggung- jawabnya berkenaan dengan perbuatan-perbuatan mereka, serta disiksa bila bersalah.

Dengan pertanggungjawaban itu berarti bahwa mereka tidaklah sama dengan Allah dan bukan keluarga Allah, tetapi adalah hamba-hamba-Nya yang akan diberi pahala bila berbuat baik dan akan dihukum bila berbuat jahat, sesuai dengan firman-Nya:

وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمٰنُ وَلَدًا سُبْحٰنَهٗ ۗبَلْ عِبَادٌ مُّكْرَمُوْنَ

Dan mereka berkata, “Tuhan Yang Maha Pengasih telah menjadikan (malaikat) sebagai anak.” Mahasuci Dia. Sebenarnya mereka (para malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan (al-Anbiya’/21: 26)

Baca Juga:

Ayat 159-160

Selanjutnya Allah menegaskan bahwa Ia Mahasuci dari segala anggapan dan pandangan seperti itu, bahwa Ia punya anak perempuan yaitu malaikat dan bahwa antara Ia dan jin ada hubungan kekerabatan.

Bahkan Ia Mahasuci dari apa pun pandangan manusia mengenai diri-Nya, karena keadaan-Nya yang sebenarnya tidak dapat dilukiskan manusia dengan sebenar-benarnya, karena Ia tidak akan dapat ditangkap mata, tidak dapat didengar telinga, dan tidak tergores di dalam hati. Orang yang berpandangan demikian adalah musyrik.

Hamba-hamba Allah yang terpilih, yaitu yang telah dijadikan-Nya memiliki sifat ikhlas, tidak akan mempunyai pandangan yang salah tentang-Nya.

Mereka selalu mengagungkan-Nya sejauh yang ia mampu mengagungkan-Nya, memuji-Nya sejauh yang ia mampu memuji-Nya, dan melaksanakan perintah-Nya dengan patuh sejauh yang ia mampu melaksanakannya.

Begitu pulalah malaikat dalam pandangan mereka. Malaikat bukanlah anak perempuan Allah, tetapi adalah hamba Allah yang selalu menghambakan diri kepada-Nya dan melaksanakan perintah-Nya tanpa pamrih sedikit pun.

Ayat 161-163

Pada ayat-ayat ini Allah menegaskan bahwa kaum kafir Mekah itu bersama sembahan-sembahan mereka, yaitu patung-patung dan berhala-berhala itu, tidak akan bisa mempengaruhi dan menyesatkan mereka yang beriman.

Hal itu karena dasar iman mereka mempertuhankan patung-patung itu tidak ada. Begitu juga menyatakan bahwa malaikat itu adalah anak-anak perempuan Allah.

Dasar suatu keimanan adalah wahyu, sedangkan Allah tidak pernah menurunkan wahyu tentang benarnya penyembahan berhala dan tentang malaikat sebagai putrinya.

Di samping itu mereka yang beriman kepada Allah, iman mereka kuat sehingga tidak akan terpengaruh oleh akidah mereka yang keliru. Bila ada yang terpengaruh, maka mereka adalah calon-calon penghuni neraka juga, yaitu orang-orang yang lemah imannya.

Mereka nanti akan dimasukkan ke dalam neraka Jahim bersama orang-orang yang mempengaruhinya.

Ayat 164

Pada ayat ini disampaikan pengakuan malaikat mengenai dirinya, yaitu bahwa mereka memanggul fungsi dan tugas tertentu.

Mereka menjalankan fungsi dan tugasnya itu tanpa mengurangi atau menambah sedikit pun dari yang diperintahkan Allah swt sebagaimana dinyatakan dalam firman-Nya:

 لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَآ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ

…yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-Tahrim/66: 6)

(Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 165-169


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...