BerandaTafsir TahliliTafsir Surah As-Shaffat Ayat 165-169

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 165-169

Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 165-169 berbicara tentang pengakuan malaikat sendiri bahwa mereka hanyalah hamba Allah yang senantiasa melaksanakan tugas yang diamanatkan pada mereka. Tidak pernah ingkar, dan selalu melantunkan tasbih kepada-Nya. Berbeda sekali dengan kaum kafir Mekah, yang ingkar, bahkan dengan apa yang pernah mereka harapkan saja, mereka tidak bisa komitmen, padahal Allah telah mengabulkannya.


Baca Sebelumnya: Tafsir Surah As-Shaffat Ayat 158-164


Ayat 165

Lebih jauh para malaikat itu menjelaskan bahwa mereka dalam menjalankan tugasnya berbaris-baris, yaitu selalu sigap melaksanakan tugasnya dan bekerjasama dalam kesatuan-kesatuan yang kuat.

Dengan berbaris-baris seperti itu maka tugas dilaksanakan mereka dengan penuh semangat, gegap-gempita, dan sempurna, sehingga pelaksanaan tugas itu sukses secara maksimal tanpa ada yang kurang atau yang lebih.

Pelaksanaan tugas secara serius itu memberikan petunjuk bahwa mereka sangat patuh kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya.

Kepatuhan dan keseriusan malaikat menjalankan tugasnya itu perlu ditiru oleh kaum Muslimin. Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Muslim yang bersumber dari Jabir bin Samurah, ia mengatakan:

عَنْ جَابِر بْنِ سَمُرَةَ قاَلَ: خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَ نَحْنُ فِى الْمَسْجِدِ فَقَالَ: اَلاَ تَصُفُّوْنَ كَمَا تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا. فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، كَيْفَ تَصُفُّ الْمَلاَئِكَةُ عِنْدَ رَبِّهَا؟ قَالَ: يُتِمُّوْنَ الصُّفُوْفَ اْلأُولَ وَيَتَرَاصُّوْنَ فِى الصَّفِّ. (رواه مسلم)

Dari Jabir bin Samurah bahwa Rasulullah suatu ketika keluar menemui kami sedang kami berada di dalam masjid, lalu beliau bersabda, “Mengapa kalian tidak berbaris seperti malaikat berbaris di sisi Tuhannya?” Lalu kami bertanya, “Ya, Rasulullah, bagaimana caranya malaikat-malaikat itu berbaris di sisi Tuhannya?” Rasulullah bersabda, “Mereka mengisi sampai penuh barisan pertama dan merapatkannya.” (Riwayat Muslim).

Karena terinspirasi oleh ayat itu, Khalifah Umar bin Khatthab mengatur saf-saf sebelum mengimami salat. Dilaporkan oleh Abu Nazrah:

كَانَ عُمَرُ رَضِيَ اللهُ اِذَا قيمت الصَّلاَة اِسْتَقْبَلَ النَّاسَ بِوَجْهِهِ ثُمَّ قَالَ : اَقِيْمُوْا صُفُوْفَكُمْ وَاسْتَوُوْا قِيَامًا يُرِيْدُ اللهُ تَعَالَى بِكُمْ هديَ الْمَلاَ ئِكَةِ ثُمَّ يَقُوْلُ: وَاِنَّا لَنَحْنُ الصَّافُّوْنَ  تَأَخَرْ يَا فُلاَن تَقَدَّمْ يَا فُلاَن ثُمَّ يَتَقَدَّمُ فَيُكَبِّرُ. (رواه ابن أبي حاتم وابن جرير)

Umar r.a. ketika iqamat dilantunkan, ia menghadap kepada jamaah dan berkata, “Atur saf-saf kalian, luruskan barisan kalian! Allah Ta’ala ingin kalian mengikuti perilaku malaikat.” Kemudian ia membaca ayat: “wa inna lanahnu as-Shaffun” “Hai Fulan mundur, hai Fulan maju!” Setelah itu ia maju ke depan dan membaca takbir (mengimami salat). (Riwayat Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir).


Baca Juga: Kriteria Akhlak Mulia dalam Islam dan Empat Sifat Sebagai Pilarnya


Ayat 166

Kemudian Allah menjelaskan perilaku malaikat bahwa mereka selalu bertasbih kepada-Nya.

Bertasbih adalah mensucikan Allah dari sifat-sifat yang tidak layak bagi-Nya, baik berupa sifat-sifat kekurangan, seperti lemah, mengantuk, perlu pembantu/anak dan sebagainya atau sifat-sifat tercela seperti pemarah, zalim, dan sebagainya.

Bertasbih itu tidak cukup hanya dengan ucapan, dengan membaca subhanallah, tetapi perlu diiringi dengan perbuatan.

Contoh tasbih yang sempurna adalah apa yang dikerjakan malaikat, dimana mereka tidak hanya terus menerus memuji Allah tetapi juga melaksanakan sepenuhnya perintah-perintah-Nya.

Ayat 167-169

Dijelaskan bahwa kaum kafir Mekah itu sebelum kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah berjanji bahwa seandainya mereka memiliki kitab suci yang berisi pedoman seperti yang dimiliki oleh kaum Yahudi dan Nasrani, mereka akan beriman dan melaksanakan perintah yang tertera dalam kitab suci itu dengan sepatuh-patuhnya.

Mereka mengharapkan datangnya seorang rasul untuk membimbing mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat seperti yang dipunyai mereka.

Mereka ingin pula mengalami kejayaan seperti yang pernah dialami kedua kaum itu di bawah nabi mereka masing-masing, karena umat di bawah pimpinan nabi pastilah terjamin kebahagiaan dan kejayaannya.

 (Tafsir Kemenag)


Baca Setelahnya : Tafsir Surah As-Shaffat 170-175


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Penggunaan tinta merah pada frasa walyatalaththaf dalam mushaf kuno Kusamba, Bali (Sumber: Balai Litbang Agama Semarang)

Tinta Warna pada Mushaf Alquran (Bagian II)

0
Merujuk keterangan yang diberikan oleh Abu ‘Amr al-Dani (w. 444 H.), penggunaan tinta warna dalam penulisan mushaf Alquran awalnya merupakan buntut dari diterapkannya diakritik...