Tafsir Surah Asy-Syura Ayat 31-32 berbicara mengenai dua hal. Pertama mengenai ketidak berdayaan manusia di manapun berada. Kedua berbicara mengenai sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah SWT.
Baca sebelumnya: Tafsir Surah Asy-Syura Ayat 30
Ayat 31
Dalam ayat ini Allah menerangkan bahwa manusia tidak akan dapat melepaskan diri dan tidak akan dapat mengelak dari azab Allah di dunia ini dan di mana pun mereka berada.
Mereka tidak akan memperoleh pelindung, karena hanya Allah yang akan dapat melindungi mereka dari azab yang akan menimpa mereka akibat maksiat yang telah diperbuatnya. Mereka tidak akan mendapat penolong selain dari Allah apabila mereka mendapat azab.
Oleh karena itu, selayaknya manusia menjauhkan diri dari maksiat dan tidak menyalahi perintah-Nya, karena tidak ada seorang pun yang dapat menolak azab Allah, apabila Dia telah menjatuhkan azab kepada hamba-Nya.
Kalau manusia yang bergelimang dosa itu tidak diazab di dunia, jangan dikira bahwa itu adalah karena kekuasaan atau keperkasaan seseorang, tetapi adalah karena Allah menghendaki yang demikian itu agar mereka mendapat siksaan lebih keras dan lebih pedih di akhirat, sebagaimana firman Allah:
;وَلَا يَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ خَيْرٌ لِّاَنْفُسِهِمْ ۗ اِنَّمَا نُمْلِيْ لَهُمْ لِيَزْدَادُوْٓا اِثْمًا ۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ ١٧٨
Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa mereka semakin bertambah; dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan. (Ali Imran/3: 178)
Baca juga: Tafsir Surah Albaqarah Ayat 159 dan Kontroversi Hak Cipta
Ayat 32
Pada ayat ini Allah menerangkan bahwa sebagian dari tanda-tanda kekuasaan, kebesaran dan keperkasaan-Nya ialah ditundukkan-Nya laut bagi manusia hingga kapal bisa berlayar di laut laksana gunung besar atau suatu perkampungan di atas air.
Ayat ini mengibaratkan kapal-kapal berlayar seperti gunung-gunung. Ayat ini mengisyaratkan pula, bahwa sesungguhnya gunung-gunung itu juga bergerak, sesuatu yang sulit dicerna bagi orang awam, namun sesuatu yang sudah diterima dalam ilmu geologi. Seperti sering dikatakan oleh para ahli geologi bahwa gunung-gunung sesungguhnya mengapung seperti laiknya kapal-kapal mengapung di samudra.
Dalam ayat ini, Allah justru memperlihatkan bahwa kapal yang berlayar itu ibarat gunung, yang bagi orang awam tentu sulit memahaminya. Bagi orang awam gunung-gunung itu tampak diam. Gunung-gunung (dalam hal ini sebagai bagian kontinen/benua) pada kenyataannya memang mengapung di atas astenosfer dan bergerak seperti halnya kapal yang berlayar (lihat penjelasan pada Juz 20, an-Naml/27: 88).
Seperti diketahui, baru pada dekade tahun 1960-an teori apungan benua, yang cikal bakalnya sudah dimulai pada awal abad ke-20, bersama teori pemekaran tengah samudra melandasi teori tektonik lempeng, ditemukan para ilmuwan.
Baca setelahnya: Tafsir Surah Asy-Syura Ayat 33-35
(Tafsir Kemenag)