BerandaTafsir TahliliTafsir Surah At-Tur Ayat 36-41

Tafsir Surah At-Tur Ayat 36-41

Dalam Tafsir Surah At-Tur Ayat 36-41 ini mengisahkan tentang masuk Islamnya ayah dari Muhammad bin Jubair bin Mut’im yang mendengar Nabi Muhammad saw membaca surah at-Tur, ketika bacaan Rasulullah sampai pada ayat ke 35-36 jantungnya terasa melayang. Itulah salah satu mukjizat Alquran.

Kemudian selain itu, Tafsir Surah At-Tur Ayat 36-41 ini berupa pertanyaan-pertanyaan Allah kepada orang-orang kafir yang sombong dan merasa mengetahui semua hal yang ada di alam semesta ini. Oleh sebab itu ditegaskan dalam Tafsir Surah At-Tur Ayat 36-41 tentang mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan hal ghaib sehingga mereka tidak mengetahui apakah Nabi Muhammad akan lebih dahulu wafat sebelum mereka.


Baca Juga: Penjelasan Al-Quran tentang Fenomena Alam Semesta Bertasbih kepada Allah


Ayat 36

Kemudian dalam ayat ini Allah menegaskan pula dengan menyatakan kalau mereka itu menciptakan diri mereka sendiri, apakah juga mereka berani berkata bahwa mereka menciptakan alam semesta ini (langit dan bumi), sedangkan pada keduanya terdapat segala penyebab kehidupan mereka?

 Mereka pasti tidak dapat meyakinkan diri sendiri dan tidak konsekuen terhadap apa yang mereka katakan, karena bila ditanya siapa yang menjadikannya dan yang menjadikan langit dan bumi, pasti mereka akan berkata, “Allahlah yang menjadikan itu.” Sesungguhnya bila mereka meyakini, mereka tidak akan mengingkari keesaan Allah.

Ayat 37

Selanjutnya dinyatakan pada ayat ini dalam bentuk pertanyaan, apakah mereka bertindak selaku penguasa dan di tangan mereka perbendaharaan Tuhan. Kemudian mereka menganugerahkan jabatan ke-nabian kepada siapa yang mereka kehendaki dan memilih orang-orang yang mereka senangi? Ataukah mereka itu orang-orang yang berkuasa, sehingga mereka mengatur urusan alam semesta, kemudian mereka menjadikan sesuatu atas kehendak dan kemauan mereka? Kenyataannya tidak demikian. Akan tetapi Allah-lah Yang Mahakuasa, yang mengatur dan menjadikan semuanya yang dikehendaki-Nya.

Diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dari az-Zuhry, dari Muhammad bin Jubair bin Mut’im bapaknya berkata, “Saya mendengar Nabi Muhamamd saw membaca Surah at-Tur ketika salat magrib. Ketika telah sampai pada ayat 35-37 ini, jantungku hampir terasa melayang. Dan Jubair bin Mut’im telah datang kepada Nabi Muhammad saw setelah Perang Badar dalam Tahanan. Saat itu dia masih seorang musyrik. Kemudian dia mendengarkan ayat ini yang akhirnya ia masuk Islam.”

Ayat 38

Dalam ayat ini Allah swt menyatakan dengan nada pertanyaan, apakah mereka mempunyai tangga untuk naik ke langit, kemudian mereka dapat mendengarkan perkataan malaikat tentang masalah-masalah gaib yang diwahyukan Allah.

Sebenarnya mereka hanya berpegang kepada hawa nafsu saja. Mereka mengakui hal itu, maka cobalah mereka mengemukakan suatu bukti yang nyata, yang menerangkan kebenaran pengakuan mereka itu yang menolak risalah seperti pembuktian yang dibawa oleh Muhammad saw dari Tuhannya.


Baca Juga: Nasib Tragis Perempuan di Masa Arab Jahiliah


Ayat 39

Dalam ayat ini Allah swt bertanya kepada mereka dengan mengatakan apakah menurut mereka Tuhan mempunyai anak-anak perempuan yang dinamakan malaikat, sedangkan mereka mempunyai anak laki-laki, padahal mereka tahu anak laki-laki lebih diinginkan dari pada anak perempuan. Dalam ayat ini Allah berfirman:

تِلْكَ اِذًا قِسْمَةٌ ضِيْزٰى   ٢٢

Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. (an-Najm/53:22)

Ini merupakan kelengkapan penjelasan bahwa barang siapa yang berpendapat seperti itu, jelaslah bahwa dia tidak termasuk orang-orang yang mempunyai pikiran yang sehat.

Ayat 40

Pada ayat ini Allah swt bertanya kepada mereka, perlukah Muhammad saw meminta upah kepada orang-orang musyrik, sedangkan dia diutus Allah swt kepada mereka untuk mengajak, mengesakan Tuhan dan taat kepada-Nya? Andaikata demikian, tidaklah upah yang diminta Muhammad saw itu memberatkan beban mereka sehingga mereka tidak dapat memenuhi seruan Muhammad? Pertanyaan ini mematahkan tuduhan mereka, apalagi jika Nabi Muhammad meminta upah kepada mereka.

Ayat 41

Selanjutnya dalam ayat ini Allah bertanya kepada mereka apakah mereka mempunyai ilmu gaib yang tidak diketahui manusia, yang mereka tulis untuk keperluan manusia? Kemudian mereka memberitahukannya kepada manusia semau mereka? Tidaklah mungkin mereka mempunyai ilmu gaib, karena tidak ada yang mengetahui kegaiban langit dan bumi kecuali Allah.

Qatādah berkata, ayat ini merupakan jawaban terhadap perkataan mereka bahwa mereka menunggu perputaran masa (kematian Muhammad sebelum mereka). Maka Allah menegaskan, apakah ada pada mereka pengetahuan tentang yang gaib sehingga mereka mengetahui bahwa Muhammad saw akan wafat sebelum mereka.

(Tafsir Kemenag)


Baca Juga: Privilese bagi yang Tidak Dikaruniai Anak


Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

Metodologi Fatwa: Antara Kelenturan dan Ketegasan

0
Manusia hidup dan berkembang seiring perubahan zaman. Berbagai aspek kehidupan manusia yang meliputi bidang teknologi, sosial, ekonomi, dan budaya terus berubah seiring berjalannya waktu....