Setelah berbicara tentang prang-orang kafir dan musyrik yang sangat membangkang dan membuat Rasulullah bersedih hati, Tafsir Surah At-Tur Ayat 48-49 ini menerangkan tentang perintah Allah yang tetap senantiasa menyampaikan wahyu Allah dan memperingati larangan-Nya.
Dan dalam Tafsir Surah At-Tur Ayat 48-49, disebutkan tiga waktu yang baik untuk bertasbih dan memuji Allah yakni: bangun dari tidur duduk dan ketika akan shalat.
Sebagai penutup Tafsir Surah At-Tur Ayat 48-49, terdapat anjuran untuk melaksanakan shalat malam dan bertasbih kepada Allah, karena di waktu tersebut berat untuk dilakukan dan dapat menjauhkan diri dari sifat ria’.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah At-tur Ayat 42-47
Ayat 48
Setelah menjelaskan berbagai situasi yang besar, menyedihkan hati rasul, akibat tindakan membangkang dan keras kepala orang-orang kafir dan musyrik yang menolak beriman kepada Allah dan rasulnya. Maka dalam hal ini, Allah memerintahkan kepada Muhamamad saw supaya bersabar terhadap gangguan kaumnya dan tidak lagi menghiraukan mereka, serta tetap menyampaikan perintah-Nya dan memperingatkan larangan-Nya, dan menyampaikan apa yang telah diwahyukan kepadanya, sebab Allah selalu melihat dan memperhatikan pekerjaannya serta menjaga dan melindungi dari gangguan dan rintangan musuhnya.
Perihal bertasbih dan memuji Tuhan ketika bangun dan berdiri, meliputi tiga keadaan, yaitu:
- Ketika bangun dari tidur
- Ketika bangun dari duduk
- Ketika bangun akan salat
Hal ini mengandung hikmah supaya orang mukmin selalu bertasbih setiap saat, dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, terutama perubahan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.
Baca Juga: Tafsir Tarbawi: Tiga Zikir yang Harus Diamalkan oleh Pelajar
Ata’, Sa’id, Sufyan Ath-Tsaury, dan Abul Ahwas berkata: bahwa Nabi Muhammad saw bertasbih tatkala ia bangkit dari tempat duduknya. Disebutkan dalam hadis:
عَنْ أَبِيْ بَرْزَةَ اْلأَسْلَمِيِّ قَالَ: كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِآخِرِ عُمْرِهِ، إِذَا قَامَ مِنَ اْلمَجْلِسِ يَقُوْلُ: سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ اَنْ ﻻَإِلٰهَ اِﻻَّ اَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ إِلَيْكَ. فَقَالَ رَجُلٌ: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّكَ لَتَقُوْلُ قَوْﻻً مَا كُنْتَ تَقُوْلُ فِيْمَا مَضٰى. قَالَ كَفَّارَةٌ لِمَا يَكُوْنُ فِى اْلمَجْلِسِ. (رواه أبو داود والنسائي)
Dari Abu Barzah al-Aslami berkata, Rasulullah saw pada akhir hayatnya, apabila beliau bangun dari tempat duduknya beliau mengucapkan, “Subhanaka Allahumma wabihamdika asyahadu an la ilaha illa anta astagfiruka wa atubu ilaika! Engkau mengucapkan suatu ucapan yang belum pernah engkau ucapkan sebelumnya. Rasulullah saw bersabda, “Ucapan ini penghapus dosa dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di majlis.” (Riwayat Abu Dawud dan an-Nasa’i)
Diriwayatkan bahwasanya Jibril telah mengajarkan kepada Nabi Muhammad saw agar ucapan tersebut dibaca ketika hendak bangkit dan duduk dalam satu majlis yaitu:
سُبْحَانَكَ الَلَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْﻻَ اِلٰهَ اِﻻَّاَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ. (رواه ابوداود والنسائي)
“Mahasuci engkau, wahai Allah, dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku mohon pengampunan-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.” (Riwayat Abu Dawud dan an-Nasā’i)
Ayat 49
Kemudian Allah dalam ayat ini memerintahkan kepada Muhammad saw supaya ia bertasbih kepada Allah dengan salat malam. Karena ibadah pada waktu itu berat melaksanakannya, dan jauh dari ria, dan supaya ia salat tatkala terbenamnya bintang-bintang pada waktu subuh. Dalam ayat yang sama artinya Allah berfirman:
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا ٧٩
Makna membaca tasbih dalam ayat ini dapat berarti membaca tasbih seperti pada hadis di atas, juga dapat diartikan melaksanakan salat, baik salat isya, salat malam maupun salat subuh.
(Tafsir Kemenag)
Baca Juga: Inilah Amalan Agar Mudah Bangun Untuk Ibadah Shalat Malam