BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 33-36

Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 33-36

Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 33-36 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai bagian terpenting dalam kehidupan, yakni keimanan. Kedua mengenai setan yang akan selalu menemani orang-orang yang terlena oleh dunia.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 29-32


Ayat 33

Ayat ini menegaskan sekiranya bukan karena Allah hendak menghindarkan semua manusia menjadi umat yang satu dalam kekafiran akibat mereka melihat orang-orang kafir memperoleh rezeki yang lapang, karena mengira bahwa harta yang banyak adalah bukti cinta Allah kepada mereka, maka akan Allah berikan kepada orang-orang kafir itu rumah-rumah mewah yang terbuat dari emas dan perak, tetapi Allah menghendaki keimanan mereka.

Ayat 34-35

Begitu juga pintu-pintu rumah orang-orang kafir, dan tempat tidur yang mereka tiduri akan dibuat dari perak. Semua itu adalah perhiasan tempat manusia berbangga-bangga; semua itu hanya merupakan kesenangan kehidupan dunia yang sifatnya sementara, dan hanya dapat bertahan beberapa saat saja lalu hilang lenyap.

Sedangkan kehidupan akhirat yang penuh dengan kesenangan dan kenikmatan yang beraneka ragam dan tak terhitung banyaknya serta kekal abadi telah dipersiapkan untuk orang yang bertakwa kepada Allah, yang tidak menyekutukan-Nya, yang tidak berbuat maksiat dengan melanggar perintah-Nya, tetapi taat dan patuh melaksanakan perintah-Nya. Firman Allah:

بَلْ تُؤْثِرُوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۖ   ١٦  وَالْاٰخِرَةُ خَيْرٌ وَّاَبْقٰىۗ   ١٧

Sedangkan kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan dunia, padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal. (al-A’la/87: 16-17)


Baca juga: Hukum Mengulangi Basuhan Wudu Hingga Tiga Kali


Ayat 36

Dalam ayat ini ditegaskan bahwa siapa yang berpaling dari peringatan dan pengajaran Allah, yaitu membutakan hatinya untuk beriman dan mempercayai ajaran-ajaran-Nya yang terdapat dalam Al-Qur’an, maka setan akan selalu menemaninya dan akan selalu berupaya membawanya kepada kesesatan, sehingga Allah akhirnya akan menjadikan setan itu menjadi teman setianya.

Menurut az-Zajjaj, maksud ayat ini adalah bahwa siapa yang berpaling dari Al-Qur’an dan tidak mau mengikuti petunjuk-petunjuk yang terdapat di dalamnya, setan akan terus-menerus menggodanya sampai ia terjerumus ke jalan yang sesat, karena itu ia pasti akan mendapat siksaan Allah. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw bersabda:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ ﺇِلاَّ وَقَدْ وُكِّلَ بِهِ قَرِيْنُهُ مِنَ الْجِنِّ. (رواه مسلم)

Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah ada salah seorang dari kalian melainkan didampingi oleh pendamping dari golongan jin.” (Riwayat Muslim)

Di dalam ayat lain Allah berfirman bahwa orang yang selalu mengingkari ayat-ayat Allah, maka hati dan pandangan mereka akan dibolak-balik oleh Allah sehingga mereka tidak jadi beriman dan tetap dalam kesesatan mereka:

وَنُقَلِّبُ اَفْـِٕدَتَهُمْ وَاَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوْا بِهٖٓ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّنَذَرُهُمْ فِيْ طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُوْنَ

Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti pertama kali mereka tidak beriman kepadanya (Al-Qur’an), dan Kami biarkan mereka bingung dalam kesesatan. (al-An’am/6: 110)

Manusia yang sesat akan berbuat dosa, lalu semakin ia bergelimang dosa, semakin tertutup hatinya sehingga tidak mungkin lagi beriman dan berbuat baik, sebagaimana sabda Rasulullah saw:

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ الْمُؤْمِنَ إِذَا أَذْنَبَ ذَنْبًا كَانَتْ نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ فِى قَلْبِهِ فَإِنْ تَابَ وَنَزَعَ وَاسْتَغْفَرَ صُقِلَ قَلْبُهُ وَﺇنْ زَادَ زَادَتْ حَتَّى َيعْلُوَ قَلْبَهُ. (رواه أحمد)

Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin jika berbuat dosa niscaya ada titik hitam di dalam hatinya, jika ia bertobat dan meninggalkan dan memohon ampun niscaya hatinya kembali bersih. Namun jika dosanya bertambah, niscaya bertambah titik hitam tersebut sehingga meliputi hatinya.” (Riwayat Ahmad)


Baca setelahnya: Tafsir Surah Az-Zukhruf Ayat 37-38


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

penamaan surah Alquran

Penamaan Surah Alquran: Proses Penamaan Nonarbitrer

0
Penamaan merupakan proses yang selalu terjadi dalam masyarakat. Dalam buku berjudul “Names in focus: an introduction to Finnish onomastics” Sjöblom dkk (2012) menegaskan, nama...