Surah Fathir adalah surah Makkiyah yang terdiri dari 45 ayat, nama lain dari surah ini yaitu surah al-Mala’ikah. Adapun Tafsir Surah Fathir Ayat 1-2 diawali keterangan bahwa pujian dan syukur hendaklah ditujukan kepada Allah yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya, termasuk makhluk-makhluk yang tinggal di dua tempat tersebut.
Maka, rahmat Allah menyelimuti siapapun, tidak ada yang bisa mengatur rahmat-Nya. Hak mutlak Allah-lah yang menentukan apakah rahmat tersebut diturunkan atau di tahan, begitupun sebaliknya terhadap bencana. Sebab Dialah Sang Maha Penguasa, maka tugas kita adalah beribadah kepada-Nya, dan bertawakkal atas apa yang ia timpakan kepada kita, jika itu Rahmat, syukurilah. Jika itu ternyata bencana, maka sabarlah. Apapun bentuknya, tetap kita memuji kebesaran Allah.
Ayat 1
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa puji dan syukur hanyalah bagi-Nya, yang telah menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya dengan ciptaan yang amat indah dan ajaib, ciptaan yang belum ada sebelumnya, dan telah diatur-Nya dengan tertib dan lengkap serta sempurna.
Dia juga yang telah menugaskan malaikat menyampaikan wahyu kepada para nabi-Nya, untuk menyampaikan berbagai macam urusan. Malaikat itu adalah sejenis makhluk yang mempunyai sayap yang beraneka ragam, ada yang dua, tiga, atau empat bahkan ada yang lebih dari itu.
Malaikat bertugas untuk menyampaikan segala perintah dan larangan Allah kepada para nabi-Nya. Allah berkuasa menambah sayap para malaikat lebih banyak lagi menurut kehendak-Nya, sesuai dengan keperluan. Tidak ada kekuatan yang dapat menghalangi-Nya, karena Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu. Di dalam suatu hadis diterangkan bahwa:
اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى جِبْرِيْلَ لَيْلَةَ اْلاِسْرَاءِ فِى صُوْرَتِهِ لَهُ سِتُّمِائَةِ جَنَاحٍ بَيْنَ كُلِّ جَنَاحَيْنِ كَمَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ. (رواه مسلم عن ابن مسعود)
Sesungguhnya Nabi Muhammad saw melihat Malaikat Jibril pada malam isr±’ dalam bentuk aslinya, dia mempunyai enam ratus sayap, antara dua sayapnya seperti sepanjang mata memandang ke timur dan barat. (Riwayat Muslim dari Ibnu Mas’ud)
Baca Juga : Tiga Sarana Utama Untuk Mendapatkan Rahmat Allah SWT
Ayat 2
Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa pemberian atau penahanan suatu rahmat termasuk dalam kekuasaan-Nya. Apabila Dia menganugerahkan suatu rahmat kepada manusia, tidak seorang pun dapat menahan dan menghalangi-Nya.
Begitu pula sebaliknya, apabila Dia menahan dan menutup sesuatu rahmat dan belum diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, maka tiada seorang pun bisa membuka dan memberikannya, karena semua urusan di tangan-Nya.
Dia Maha Perkasa berbuat menurut kehendak dan kebijaksanaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus selalu menghadap Allah melalui ibadah untuk mencapai cita-cita kita, dan senantiasa dengan bertawakal kepada-Nya, begitu pula di dalam usaha mencapai tujuan dan maksud yang diridai-Nya. Sejalan dengan ini, Allah berfirman:
وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗ ٓاِلَّا هُوَ ۚوَاِنْ يُّرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلَا رَاۤدَّ لِفَضْلِهٖۗ
Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. (Yunus/10: 107)
Dan dalam sebuah hadis disebutkan sebagai berikut:
عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ اَنَّهُ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى الله ُعَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ كَانَ اِذَا انْصَرَفَ مِنَ الصَّلاَةِ قَالَ لاَاِلَهَ اِلاَّالله ُوَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلاَيَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ (رواه احمد والشيخان)
Dari al-Mugirah bin Syu’bah bahwa ia berkata, “Saya mendengar Rasulullah saw apabila selesai salat mengucapkan, “Tiada tuhan melainkan Allah. Dia Esa tiada ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Dia kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah Tuhanku, tidak ada seorang pencegah pun terhadap sesuatu yang Engkau berikan dan tak ada seorang pemberi terhadap sesuatu yang Engkau cegah, tidak bermanfaat kejayaan seseorang dalam menghadapi siksaan Engkau.” (Riwayat Ahmad, al-Bukhari dan Muslim)
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Saba’ Ayat 3-5