BerandaTafsir TahliliTafsir Surah Fussilat Ayat 31-33

Tafsir Surah Fussilat Ayat 31-33

Tafsir Surah Fussilat Ayat 31-33 berbicara mengenai tiga hal. Pertama mengenai keberuntungan bagi orang beriman. Kedua anugerah bagi mereka. Ketiga mengenai para pengingkar al-Qur’an.


Baca sebelumnya: Tafsir Surah Fussilat Ayat 29-30


 Ayat 31

Selanjutnya para malaikat itu menyatakan kepada orang-orang yang beriman bahwa mereka selalu mendampingi dan menolong orang-orang tersebut dalam  segala urusan dunia. Para malaikat selalu memberi petunjuk yang menuju kepada kebaikan, kebenaran, dan kemaslahatan. Demikian pula para malaikat akan bersama-sama orang-orang beriman di akhirat nanti, menemani mereka di dalam kubur, pada waktu hari Kiamat, dan hari perhitungan sampai mereka masuk ke dalam surga.

Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang menyatakan kepada orang-orang beriman dalam ayat ini ialah Allah sendiri, sehingga maksud ayat ini adalah: “Dan Allah wali bagi orang-orang yang beriman yang kuat pendiriannya . . .”

Malaikat mengatakan bahwa di dalam surga itu orang-orang yang beriman akan memperoleh berbagai macam kesenangan, kebahagiaan, dan kenikmatan yang selalu diidam-idamkan, serta segala yang diinginkan dan diminta.

Ayat 32

Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menganugerahkan yang demikian itu sebagai suatu kemuliaan bagi mereka. Dia mengampuni segala dosa-dosa dan mencurahkan rahmat kepada mereka.


Baca juga: Tafsir Ahkam: Serba-Serbi Kesunnahan Mencukur Bulu Kemaluan


Ayat 33

Ayat ini mencela orang-orang yang mengatakan yang bukan-bukan tentang Al-Qur’an. Al-Qur’an mempertanyakan: perkataan manakah yang lebih baik daripada Al-Qur’an, siapakah yang lebih baik perkataannya dari orang yang menyeru manusia agar taat kepada Allah.

Ibnu Sirin, as-Suddi, Ibnu Zaid, dan al-Hasan berpendapat bahwa orang yang paling baik perkataannya itu ialah Rasulullah saw. Apabila membaca ayat ini, al-Hasan berkata bahwa yang dimaksud adalah Rasulullah, ia adalah kecintaan dan wali Allah. Ia adalah yang disucikan Allah dan merupakan pilihan-Nya. Ia adalah penduduk bumi yang paling cinta kepada Allah. Allah memperkenankan seruannya dan ia menyeru manusia agar mengikuti seruan itu. Sebagian ulama lain berpendapat bahwa ayat ini maksudnya umum, yaitu semua orang yang menyeru orang lain untuk menaati Allah. Rasulullah termasuk orang yang paling baik perkataannya, karena beliau menyeru manusia kepada agama Allah.

Ayat ini menerangkan bahwa seseorang dikatakan paling baik apabila perkataannya mengandung tiga perkara, yaitu:

  1. Seruan pada orang lain untuk mengikuti agama tauhid, mengesakan Allah dan taat kepada-Nya.
  2. Ajakan untuk beramal saleh, taat melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-Nya.
  3. Menjadikan Islam sebagai agama dan memurnikan ketaatan hanya kepada Allah saja.;Dengan menerangkan perkataan yang paling baik itu, seakan-akan Allah menegaskan kepada Rasulullah bahwa tugas yang diberikan kepada beliau itu adalah tugas yang paling mulia. Oleh karena itu, beliau diminta untuk tetap melaksanakan dakwah, dan sabar dalam menghadapi kesukaran-kesukaran dan rintangan-rintangan yang dilakukan orang-orang kafir.

Dari ayat ini dipahami bahwa sesuatu yang paling utama dikerjakan oleh seorang muslim ialah memperbaiki diri lebih dahulu, dengan memperkuat iman di dada, menaati segala perintah Allah, dan menghentikan segala larangan-Nya. Setelah diri diperbaiki, serulah orang lain mengikuti agama Allah.

Orang yang bersih jiwanya, kuat imannya, dan selalu mengerjakan amal yang saleh, ajakannya lebih diperhatikan orang, karena ia menyeru orang lain dengan keyakinan yang kuat dan dengan suara yang mantap, tidak ragu-ragu.


Baca setelahnya: Tafsir Surah Fussilat Ayat 34


(Tafsir Kemenag)

Redaksi
Redaksihttp://tafsiralquran.id
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
- Advertisment -spot_img

ARTIKEL TERBARU

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

Literasi sebagai Fondasi Kemajuan Bangsa Perspektif Alquran

0
Dapat kita saksikan di berbagai negara, khususnya Indonesia, pembangunan infrastruktur seringkali diposisikan sebagai prioritas utama. Sementara pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia seringkali acuh tak...