Tafsir Surah Muhammad Ayat 32-35 menerangkan tentang perintah dan larangan Allah, bahwa dua hal itu sangat penting untuk diperhatikan. Orang-orang yang beriman dengan tulus, tentu akan memperhatikan dua aspek tersebut, serta diaktualisasikan dalam kehidupan.
Sementara orang-orang yang mengingkari keduanya, dikarenakan terlena pada kehidupan dunia, dan kelak mereka akan menerima balasan yang setimpal dari Allah Swt. Sebagaimana yang akan dijelaskan dalam Tafsir Surah Muhammad Ayat 32-35 berikut ini.
Baca Sebelumnya: Tafsir Surah Muhammad Ayat 28-31
Ayat 32
Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang mengingkari keesaan Allah, menghalang-halangi manusia memeluk agama-Nya yang dibawa oleh Nabi Muhammad, menentang dan memeranginya setelah dikemukakan kepada mereka bukti-bukti yang kuat, maka segala tindakan mereka itu tidak akan menimbulkan mudarat kepada Allah dan kepada perkembangan agama-Nya karena Allah Mahakuasa dan kehendak-Nya pasti terlaksana.
Dia menolong Rasul-Nya di dunia dan mengazab setiap orang yang menentang-Nya. Di akhirat segala usaha mereka itu tidak akan berhasil sedikit pun.
“Orang yang menghalang-halangi manusia di jalan Allah” yang disebutkan dalam ayat ini maksudnya ialah orang-orang yang menghalangi orang lain memeluk Islam dengan berbagai macam cara.
Dapat juga berarti orang yang berusaha menghancurkan Islam dan kaum Muslimin, baik dengan terang-terangan maupun dengan sembunyi-sembunyi.
Diriwayatkan bahwa ayat ini turun berhubungan dengan orang-orang Yahudi dari Bani Qurai§ah dan Bani Nadhir. Mereka menghalang-halangi manusia menganut agama Allah setelah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata yang terdapat dalam Taurat dan mukjizat-mukjizat yang dikemukakan Rasulullah.
Tindakan mereka itu tidak akan bermanfaat sedikit pun terhadap rencana dan kehendak Allah, tetapi bahkan akan menghancurkan diri mereka sendiri, dengan kegagalan semua usaha mereka, dan azab yang mereka terima di akhirat.
Ayat ini juga berhubungan dengan orang-orang Yahudi yang menghalang-halangi Bani Sa’ad yang telah menganut agama Islam, lalu mereka mengadukan hal itu kepada Nabi Muhammad.
Beliau menjawab pengaduan itu dengan ayat ini, yang menyatakan bahwa tindakan orang-orang Yahudi itu tidak akan memberi mudarat kepada Allah, tetapi akan merugikan diri mereka sendiri.
Ayat 33
Dalam ayat ini, Allah meminta orang-orang yang beriman agar taat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya serta tidak menghiraukan sikap dan tindakan orang-orang kafir.
Mereka hendaknya beriman, mengakui keesaan dan kekuasaan Allah yang memiliki sifat-sifat yang sempurna, menaati perintah-Nya, melaksanakan ajaran-Nya, dan tidak melanggar perintah-Nya yang menyebabkan hilangnya pahala amal yang mereka kerjakan.
Baca Juga: Tafsir Surat al-Baqarah Ayat 2: Al-Quran Adalah Kitab Sempurna
Menurut Abu al-‘Aliyah, “Semula para sahabat berpendapat bahwa tidak ada satu dosa pun yang dapat merusak ikrar seseorang bahwa “tidak ada Tuhan selain Allah”, sebagaimana tidak ada manfaat suatu amal yang didasarkan kepada syirik sampai ayat ini turun. Setelah turunnya ayat ini, para sahabat merasa khawatir, kalau-kalau amal mereka akan batal karena suatu perbuatan dosa.”
Ibnu ‘Umar berkata, “Kami semua sahabat Rasulullah saw berpendapat bahwa perbuatan baik akan diterima Allah sampai turunnya ayat ini. Setelah ayat ini turun, kami bertanya, “Apa sajakah yang membatalkan pahala amal-amal kami?”
Maka Rasulullah menjawab, “Dosa besar, perbuatan jahat, dan perbuatan keji.” Setelah itu apabila salah seorang kami berbuat dosa (zina) yang disebutkan itu, kami berkata, “Sesungguhnya telah terhapus pahala amalnya,” sampai turun ayat yang artinya, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa orang yang mempersekutukan-Nya, tetapi mengampuni selain dari itu bagi siapa yang Dia kehendaki.” Setelah itu kami tidak membicarakan tentang hal itu lagi.”
Ada ahli tafsir yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan taat kepada Allah ialah mengamalkan isi Al-Qur’an. Sedangkan yang dimaksud dengan taat kepada Rasul ialah mengikuti dan melaksanakan semua perintah dan larangan yang terkandung dalam hadis-hadis beliau.
Ayat 34
Ayat ini menerangkan bahwa orang yang mengingkari kekuasaan dan keesaan Allah, mengingkari seruan Rasul-Nya, menghalang-halangi manusia dari jalan-Nya, kemudian ia mati dalam keadaan kafir, maka Allah sekali-kali tidak akan mengampuni dosa-dosanya karena pintu tobat dan ampunan Allah hanya ada sewaktu masih hidup di dunia. Jika seseorang telah mati, maka semuanya telah tertutup baginya.
Sebagian ahli tafsir menerangkan bahwa ayat ini diturunkan berhubungan dengan orang-orang kafir yang mati dalam Perang Badar yang dikubur dalam sebuah sumur. Lepas dari benar atau tidaknya pendapat itu, ayat ini berlaku bagi semua orang di mana dan kapan pun, bahwa setiap orang yang mati dalam keadaan kafir, dosa-dosanya tidak akan diampuni Allah.
Ayat 35
Dalam ayat ini, Allah meminta orang-orang yang beriman, bila perintah melaksanakan jihad sudah dikeluarkan dan mereka mengetahui bahwa Allah pasti menolong orang-orang yang beriman, mereka harus merasa kuat, tidak patah semangat, dan sekali-kali tidak mengajak musuh untuk berdamai.
Mereka adalah orang-orang yang percaya bahwa umat Islam yang akan memperoleh derajat yang tinggi di sisi Allah. Allah tetap bersama mereka dan tidak akan mengurangi pahala mereka sedikit pun. Allah tidak akan bersama orang kafir, apalagi menolong mereka, karena mereka sebenarnya adalah makhluk Allah yang merendahkan derajatnya sendiri.
(Tafsir Kemenag)
Baca Setelahnya : Tafsir Surah Muhammad Ayat 36-38